Page 13 - Binder MO 263-001-Tahun ke-21
P. 13
Strategi Perlindungan Hadapi
Phishing Berbasis AI
Teknologi AI kini menjadi ancaman baru dalam dunia
phishing, yang membuat serangan semakin sulit dikenali.
Studi Kaspersky mengungkap 49% organisasi melaporkan
peningkatan serangan dunia maya dalam 12 bulan terakhir.
Separuh responden memprediksi lonjakan serangan lebih
besar di masa depan karena AI. Dulu, phishing bergantung
pada pesan massal generik. Kini AI mampu menciptakan
email yang sangat personal dengan memanfaatkan data
publik seperti media sosial dan situs perusahaan.
Teknologi deepfake pun menambah ancaman. Penjahat
siber bisa menggunakan video atau suara palsu untuk
menyamar sebagai eksekutif. AI juga melewati sistem
penyaringan email tradisional. Algoritma pembelajaran mesin
membuat phishing semakin canggih, seperti memanipulasi alat canggih dapat mendeteksi pola komunikasi tidak biasa
pola email sah demi menghindari deteksi. Bahkan yang dan metadata mencurigakan, sedangkan solusi berbasis AI
berpengalaman pun bisa terjebak karena realisme serangan dapat memprediksi dan memblokir serangan sebelum terjadi.
dan tekanan psikologis, seperti rasa takut atau urgensi. Penerapan model keamanan zero-trust juga penting, yaitu
Meskipun AI meningkatkan kecanggihan serangan membatasi akses ke sistem dan data sensitif hanya untuk
phishing, ada beberapa solusi untuk melindungi organisasi pengguna yang membutuhkan, serta menambahkan langkah
dari ancaman ini. Salah satunya adalah pelatihan keamanan verifikasi ganda untuk mencegah penggunaan kredensial yang
siber berkala. Karyawan perlu dilatih secara rutin untuk dicuri. Terakhir, penggunaan filter email yang lebih pintar dapat
mengenali tanda-tanda phishing berbasis AI, dengan fokus mengenali pola yang berkembang, guna mencegah ancaman
pada taktik manipulasi psikologis, pola tulisan aneh, dan secara proaktif. Kombinasi langkah-langkah ini akan menciptakan
urgensi palsu. Selain itu, pemantauan anomali menggunakan pertahanan yang kokoh melawan phishing berbasis AI. Angie
Era Baru Grafis dengan Realisme
Nvidia GeForce RTX 5000 Series menjadi terobosan di awal 2025 membawa inovasi besar dalam
dunia gaming, pembuatan konten, dan kecerdasan buatan. Menggunakan arsitektur Blackwell,
GPU ini dilengkapi dengan 5th Generation Tensor Cores dan 4th Generation RT Cores, yang
meningkatkan kemampuan ray tracing dan rendering berbasis AI.
Fitur DLSS 4 yang ditanamkan memberikan peningkatan resolusi gambar menggunakan AI,
menghasilkan gameplay yang lebih halus dengan kualitas visual tinggi. Kemampuan AI-nya juga
memberikan kinerja dua kali lebih baik
dibanding pendahulunya, sehingga
ini menjadi alat yang ideal bagi data
scientist dan developer untuk pelatihan
model AI dan analisis data kompleks.
Peningkatan memori dengan
GDDR7 mempercepat transfer data,
sementara teknologi RTX Neural
Texture Compression mengoptimalkan
penggunaan VRAM tanpa mengurangi
kualitas. RTX 5000 Series menghadirkan
pengalaman yang lebih responsif,
berguna memudahkan proses kreatif,
dan menjadi revolusi besar dalam
teknologi grafis dan AI. Angie
| 13