Page 78 - Binder MO 212
P. 78
■ SHE'S
a, Dhani sejatinya adalah seorang dokter. Panza llena Corazon Contento
Namun, ia teringat pesan sang ayah Apa yang membuat restorannya mampu bertahan
bahwa dokter bukanlah profesi untuk di tengah pandemi ini adalah karena ia menawarkan
Y mencari uang melainkan lebih kepada sesuatu yang berbeda dari steak house lainnya.
kemanusiaan di mana harus ikhlas menolong pasien El Asador mampu membuat masakan Argentina
tanpa mengharapkan imbalan. Dengan demikian, ia dengan cita rasa otentik.
mencoba mencari peruntungan di dunia bisnis. “Meskipun banyak menu lain selain steak, tapi
“Jadi buat saya no limit, dokter iya dan bisnis juga paling khas dari kita itu adalah steaknya yang
iya. Saya teringat pesan ayah saya jangan cari uang di dibakar di kayu bakar. Kami pakai kayu bakar di
dokter, jangan pasien dibisnisin, tapi kita harus ikhlas sini yang semirip mungkin dengan di sana supaya
menolong pasien. Untuk itu saya cari uang di lahan aroma dagingnya bisa semirip mungkin. Kemudian
lain, di bisnis. Dan kenapa juga saya terus semangat, daging tersebut kami sajikan di hot plate yang
nggak mau give up sama restoran ini, karena buat dilengkapi bara supaya tetap hangat. Meski tren
saya ini sentimental valuenya tinggi, ibarat anak makanan berubah setiap tahunnya, tapi saya
pertama,” ujar Dhani kepada tim Men’s Obsession. tetap menghadirkan El Asador makanan otentik
Dhani menceritakan awal mulanya ia tertarik Argentina,” terang cucu dari Soedharmono, Wakil
terjun di bisnis adalah karena melihat sang ayah Presiden era 1988-1993 ini.
yang juga seorang pebisnis inilah, selama ini Selain itu, Dhani juga menegaskan bahwa ia
menjadi inspirasi dan motivatornya. Bisnis di bidang dan tim El Asador memberikan servis terbaik untuk
kuliner menjadi pilihannya karena berawal dari customer. Seperti apa yang menjadi motto El Asador
hobi makan. Ia jatuh cinta pada masakan Argentina yaitu ‘Panza llena Corazon Contento’ yang artinya
yang dicicipinya saat menimba ilmu di Melbourne. di dalam perut yang kenyang terdapat hati yang
Sepulangnya ke Tanah Air, tepatnya tahun 2013 bahagia, Dhani ingin siapapun yang berkunjung,
Dhani langsung mewujudkan bisnis kulinernya. Ia selain merasakan experience baru akan masakan
membuka sebuah restoran steak house berkonsep Argentina, mereka juga pulang dalam keadaan perut
Argentina di kawasan Kemang, Jakarta Selatan yang kenyang dan hati yang bahagia. Bahagia akan rasa
ia beri nama El Asador. masakan dan servis yang terbaik!
“Berawal ketika saya sekolah di Melbourne, saya “Itu yang selalu saya tanamkan ke anak-anak
ketemu restoran Argentina, saya cobain ternyata di sini. Customer pulang harus kenyang dan harus
saya suka banget. Akhirnya saya pulang ke sini, happy. Customer nggak boleh salah, kalau ada
terinspirasi pengalaman saya di sana, kemudian apa-apa ganti sampai mereka happy. Karena kalau
membuka El Asador ini. Kebetulan waktu itu di nggak happy nanti mereka nggak mau ke sini lagi.
Jakarta nggak banyak restoran Argentina seperti ini,” Tapi kalau mereka happy kan mereka ke sini lagi,
kenang Dhani. dan nanti bisa memasarkan ke teman-temannya, ke
Selain karena hobi makan, ada alasan lainnya relasinya,” tegas ibu dari dua anak ini.
mengapa ia tergerak berbisnis adalah karena ia Berjalan selama kurang lebih 8 tahun lamanya,
ingin membantu menciptakan lapangan pekerjaan. Dhani pun menyadari begitu banyak lika-liku dan
Berbisnis dengan niat hati mulia, ingin membantu kendala yang dihadapinya. Namun, Dhani yang
sesama, itulah salah satu tujuan mulia Dhani. Bukan diajarkan sejak kecil untuk solusi oriented ini, tak
omong kosong! Hal tersebut terbukti saat ujian berat mau berkepanjangan jika ada masalah atau kendala
menempa bisnis kuliner sepanjang pandemi ini. yang dihadapinya. Pun tak ingin terburu-buru,
Dhani pun merasakan hal tersebut. apalagi ketika dalam kondisi emosional. Sebisa
Restoran sempat tutup selama beberapa bulan mungkin ia menghadapi masalah dengan kepala
pada saat awal pandemi. Pemasukan otomatis dingin untuk hasil yang terbaik.
berkurang. Namun Dhani pantang menyerah! “Kalau ada masalah saya pikirkan solusinya kalau
Bersama tim, ia memikirkan bagaimana El Asador sudah tenang. Dan yang pertama adalah pasti
bisa kembali berjalan normal. Apa yang dipikirkannya saya komunikasi dengan tim di sini untuk mencari
saat itu adalah kesejahteraan para karyawan. solusi yang terbaik. Pokoknya kalau ada masalah,
“Saat itu kalau saya mau give up sebetulnya kita pikirkan bagaimana solusi yang terbaik untuk
bisa saja. Tapi yang saya pikirkan adalah bagaimana semua. Jadi memang saya nggak pernah mau
nasib karyawan saya dan keluarganya. Jadi bismillah menyelesaikan masalah sendiri, tapi lebih kepada
saja, selama niat kita baik, rezeki sudah ada yang musyawarah, keputusan bersama untuk hasil yang
mengatur,” Dhani berkata bijak. terbaik,” Dhani menutup pembicaraan. ■
78 |