Page 98 - Binder WO 070
P. 98

REFERENCE &
               RECOMMENDATION





                                                                                   umpulan cerpen Memburu Muhammad adalah
                                                                                   yang kedua dari trilogi Islamisme Magis karya
                                                                                   Feby Indirani, setelah Bukan Perawan Maria yang   BOOKS         BOOKS
                                                                           Ktelah keliling berbagai kota di Indonesia, hingga
                                                                           mancanegara, yakni Italia, Belanda, Jerman, Belgia, dan
                                                                           Inggris. Kumpulan cerita baru ini menggelitik, menyusup
                                                                           masuk ke saripati keberagamaan masa kini.
                                                                             Aneka rupa tema dan cerita—suara dari alam kematian
                                                                           yang menggemparkan kampung di Jakarta, Kiai yang hidup
                                                                           kembali setelah wafat, dilema bakso terenak di dunia, pelukis
                                                                           yang ingin melukis Tuhan, malaikat yang mencintai dengan
                                                                           pedih, negeri Tuantu yang dilanda mitos dan pandemi, juga
                                                                           seorang yang mengaku musuh Nabi menyandera petugas
                                                                           kelurahan. Jenaka, sekaligus mengharukan.
                                                                             Selain ditulis oleh salah satu penulis perempuan
                                                                           Tanah Air, buku ini menyuguhkan kisah bernapas islami
                                                                           yang magis, mengandung unsur fantasi, berisi kumpulan
                                                                           cerpen yang lucu dan menghibur, bertema kehidupan
                                                                           beragama sehari-hari di Indonesia, memberikan banyak
                                                                           ruang bagi pembaca untuk bermain-main dengan imajinasi
                                                                           dan intrepetasinya. Kisah yang disajikan pun segar dan
                                                                           mengasah otak.
                                                                             Aktor, presenter, dan aktivis Gusdurian, Inaya Wahid
                                                                           mengungkapkan, sejatinya agama hadir untuk menjadikan
                                                                           manusia sebagai makhluk spiritual yang mengedepankan
                                                                           nilai-nilai kemanusiaan. Semakin ketat manusia beragama,
                                                                           seharusnya menjadi lebih peduli pada masalah-masalah
                                                                           kemanusiaan yang terjadi di sekitarnya, seperti masalah
                                                                           kemiskinan, kebodohan, kekurangan air bersih, korupsi,
                                                                           nepotisme, kekerasan dalam rumah tangga, termasuk
                                                                           kekerasan seksual, kerusakan lingkungan, dan seterusnya.
                                                                             Namun, dalam realitas sosiologis, manusia beragama
                                                                           terjebak pada hal-hal yang bersifat ritual dan simbolistik,
                                                                           seperti busana, organisasi, rumah ibadah, dan ideologi.
                                   Naskah: Gia Putri Foto: Bentang Pustaka
                                                                           Umat beragama umumnya belum menjadikan kemanusiaan
                   BUKU INI DENGAN SANGAT INDAH                            (humanity) sebagai bagian penting dalam keberagamaan
                                                                           (religiosity). “Tidak heran jika terlihat paradoks dalam
                       MENGECAM CARA BERAGAMA                              kehidupan umat beragama, semakin beragama, semakin
                YANG TIDAK RAHMATAN LIL ALAMIN.                            tidak manusiawi dan semakin jauh dari pengamalan
                        CARA BERAGAMA YANG TIDAK                           nilai-nilai keadilan, kesetaraan, dan kedamaian. Potret

                 MEMBUAT MANUSIA BAHAGIA DAN                               beragama seperti inilah yang dihadirkan Feby Indirani dalam
                                                                           bukunya, Memburu Muhammad. Buku ini dengan sangat
                           SALING MEMBAHAGIAKAN.                           indah mengecam cara beragama yang tidak rahmatan

                                                                           lil alamin. Cara beragama yang tidak membuat manusia
                                                                           bahagia dan saling membahagiakan,” pungkas Inaya.




               98   |
   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103