Page 73 - Binder MO 219
P. 73
ejak awal didirikan pada seni yang telah setia menanti, semoga kepercayaan para penikmat seni yang
tahun 1977 silam, Teater Koma penantian panjang ini dapat terbayar selama dua tahun tetap setia menanti
konsisten menghadirkan dengan penampilan kami,” ungkapnya. lakon Sampek Engtay naik panggung.
S beragam lakon menarik dan Sampek Engtay berkisah tentang Semoga kisah ini dapat menghibur dan
menghibur bagi para pencinta teater. Engtay, gadis dari Serang, yang ingin diterima dengan baik,” imbuhnya.
Pandemi yang melanda dunia membuat bersekolah ke Betawi. Pada masa Lakon ini dimeriahkan oleh
berbagai pementasan di atas panggung itu, perempuan dilarang bersekolah. penampilan apik Tuti Hartati, Ratna
harus tertunda demi mencegah Setelah berusaha keras meyakinkan Riantiarno, Budi Ros, Emanuel Handoyo,
penyebaran Covid-19. Seiring berjalannya orangtuanya, dia pergi ke Betawi dengan Bayu Dharmawan, Daisy Lantang, Angga
waktu, Teater Koma kembali berproses menyamar sebagai laki-laki. Yasti, Hengky Gunawan, Adri Prasetyo, Sir
dan menggelar lakon bertajuk Sampek Saat tersesat di jalan, Engtay Ilham Jambak, Rangga Riantiarno, Lutfi
Engtay untuk menjawab kerinduan para bertemu dengan Sampek, yang Ardiansyah, dan anggota Teater Koma
pendukungnya. kebetulan hendak pergi ke sekolah lainnya yang sudah berkomitmen untuk
Lakon yang didukung oleh Bakti yang sama. Di sinilah awal mula cinta terlibat dalam produksi ini sejak dua
Budaya Djarum Foundation ini Engtay bersemi. Berbagai isyarat dia tahun lalu.
dipentaskan pada 5-6 Maret 2022 di lemparkan kepada Sampek. Namun,pria Program Director Bakti Budaya
Ciputra Artpreneur, Ciputra World Jakarta. kutu buku dan rajin belajar itu sama Djarum Foundation Renitasari Adrian,
“Setelah penantian yang cukup sekali tidak sadar. Apakah Engtay akan mengungkapkan, Ditampilkannya lakon
lama dan dengan melakukan beberapa membuka jati dirinya kepada Sampek? Sampek Engtay menjadi bukti bahwa
penyesuaian, lakon Sampek Engtay yang Bagaimanakah nasib cinta mereka? Teater Koma tak pernah lelah untuk
awalnya akan dipentaskan pada tahun Sutradara dan penulis naskah, N. terus berinovasi dalam menyajikan
2020, akhirnya digelar dengan mengikuti Riantiarno menuturkan, dalam dua pementasan yang berkualitas di tengah
protokol kesehatan yang berlaku, di tahun penundaannya, lakon yang pandemi yang sedang melanda. Tepat
mana penonton yang hadir sebanyak mengangkat tentang cinta dan isu pada 1 Maret kemarin, Teater Koma telah
50 persen dari kapasitas gedung,” ujar sosial ini telah mengalami empat kali mewarnai dan meramaikan dunia seni
Ratna Riantiarno, Pimpinan Produksi pergantian jadwal, dan penyuntingan pertunjukan Indonesia selama 45 tahun
Teater Koma. ulang naskah untuk mengurangi durasi melalui beragam karya dan inovasi di
Dengan kapasitas yang terbatas lakon untuk memberikan pertunjukan atas panggung.
tersebut, sambung Ratna, sebagian terbaik bagi 1200 pembeli tiket yang telah “Selama itu pula, Teater Koma
besar penontonnya adalah mereka menyimpannya dan berantusias untuk konsisten memproduksi ratusan
yang sudah membeli tiket sejak menyaksikan lakon ini sejak 2020 lalu. pertunjukan yang kaya akan pesan moral
dua tahun lalu. Inilah cara Teater “Tentunya, antusiasme dan untuk dinikmati oleh para penikmat
Koma menanggapi dukungan dan kesabaran para penikmat seni seni. Dirgahayu Teater Koma, semoga
kepercayaan para pemegang tiket yang memberikan kami energi dan semangat di usianya yang semakin matang ini,
selama dua tahun tetap setia menanti tersendiri untuk terus beradaptasi Teater Koma terus melahirkan karya dan
lakon Sampek Engtay naik panggung. dengan segala perubahan. Kami sangat menghibur para penikmat seni terutama
“Terima kasih kepada para penikmat bersyukur dan berterima kasih atas generasi muda,” pungkasnya. n
| 73