Page 51 - Binder MO 238 Edsus Bupati Kebumen
P. 51

itimangsa bersama Bakti      berpamitan pada ibunya setelah usulnya   Selain Chelsea Islan, ada sejumlah
                          Budaya Djarum Foundation     menjadi jaminan utang berakhir petaka.  aktor dan aktris lainnya yang digandeng
                          kembali mempersembahkan         Di masa kini, Ariyah yang gentayangan   main dalam pementas ini, yakni Mikha
                  T sebuah pementasan teater           bertemu bersama dengan Yulia,        Tambayong, Ario Bayu, Gusty Pratama,
                  bertajuk “Ariyah dari Jembatan Ancol”.   Yudha, dan Tante Mus yang berusaha   Lucky Moniaga, Derry Oktami, Sarah Tjia,
                  Produksi Titimangsa ke-63 ini digelar   menghadapi mafia tanah bernama    Rahayu Saraswati, Ririn Ekawati, Joind
                  pada 27 – 28 Juli 2023 di Teater Jakarta,   Bos Mintarjo yang mengancam rumah   Bayuwinanda, Josh Marcy, dan Siko
                  Taman Ismail Marzuki.                mereka. Dalam prosesnya, hubungan    Setyanto.
                     Pementasan ini mengangkat legenda   masa lalu dan aroma kayu manis        Pertunjukan ini bukan hanya
                  urban “Si Manis Jembatan Ancol” yang   menjadi kunci dalam memecahkan     menggembirakan, namun juga
                  sudah ada dari abad ke-19. Kisah ini   misteri yang melibatkan cinta, dendam,   menegangkan. “Pertama kalinya kami
                  memiliki berbagai versi yang berkembang   dan keberanian. Perjumpaan yang tak   membuat sebuah pertunjukan yang
                                                                                            sangat berbeda dari sebelumnya.
                                                                                            Kami ingin mencoba dan menawarkan
                                                                                            sesuatu yang baru. Selama ini, sastra
                                                                                            sering dimunculkan sebagai teks di atas
                                                                                            panggung, kali ini sastra dihadirkan
                                                                                            dengan kuat sebagai peristiwa. Kalau
                                                                                            biasanya menonton film horor itu sangat
                                                                                            menegangkan, bayangkan bagaimana
                                                                                            hal itu diwujudkan di atas panggung.
                                                                                            Tidak hanya memberikan pengalaman
                                                                                            batin, namun juga sensasi yang diterima
                                                                                            oleh indera penglihatan, pendengaran,
                                                                                            dan aroma yang dimunculkan di area
                                                                                            pertunjukan. Kita juga bisa melihat
                                                                                            perspektif lain dari sejarah yang ada
                                                                                            di Indonesia bahwa legenda urban
                                                                                            itu sendiri adalah cerminan pplogis
                  tentang awal kisah Si Manis Jembatan   kunjung ada, perpisahan dengan orang-  dan sosiologis masyarakat yang ada di
                  Ancol, namun satu kesamaan yang      orang tercinta dan perasaan bersalah   sekitarnya,” ungkap Happy Salma yang
                  mencolok adalah tokoh utama dalam    adalah hantu yang sesungguhnya.      berperan sebagai produser pementasan
                  cerita, yakni Ariyah. Melalui pementasan   Chelsea Islan dipercaya memerankan   ini bersama dengan Pradetya Novitri.
                  ini, penonton  merasakan atmosfer yang   tokoh sentral, Ariyah. Chelsea mengaku   Naskah yang ditulis oleh Kurnia
                  mencekam dan mengenal lebih dekat    untuk masuk ke dalam karakter Ariyah,   Effendi ini ditampilkan di atas panggung
                  sosok ikonik dari legenda urban yang   ia sampai mengalami pergolakan batin   dengan arahan sutradara Joned
                  telah dikenal luas oleh masyarakat.  yang tak biasa. Ia menerangkan, sosok   Suryatmoko dan Heliana Sinaga.
                     Pementasan ini diawali dengan latar   Ariyah bukanlah karakter baru yang   “Pengalaman kita dengan cerita hantu
                  tahun 1817-an di mana Ariyah, seorang   dibuat untuk kebutuhan pertunjukan.   sangat beragam dan semakin termediasi
                  wanita yang menjadi jaminan utang    Tapi, memang sudah ada dalam         dalam budaya populer mulai dari komik,
                  ibunya kepada Juragan Tambas. Namun,   legenda urban Jakarta di abad ke-19.   novel, film hingga video di media sosial.
                  ketika mereka tidak bisa membayar    Meski begitu, Ariyah punya keunikan   Berlimpahnya bahan tentang cerita ini
                  utang, Ariyah terpaksa menjadi istri   tersendiri. Di pementasan Ariyah dari   seringkali menumpulkan kepekaan kita
                  muda si Juragan. Hal ini mendapat    Jembatan Ancol mengambil cerita dari   pada hantu itu sendiri. Pementasan
                  pemberontakan dari kekasihnya Karim   perspektifnya tersendiri.           Ariyah ingin memunculkan kembali
                  yang akhirnya berujung pada tragedi     “Kami membuatnya memang masih     pengalaman bertemu dengan cerita
                  dan kematian keduanya.               ada sense of Si Manis, tapi bercerita   hantu itu lewat medium langsung di
                     Mayat Ariyah dibuang dari Jembatan   tentang sesuatu hal yang baru, mistisnya   atas panggung teater. Lebih dari pada
                  Ancol, sedangkan mayat Karim tidak   juga dapat. Untuk menjiwainya juga   itu, pementasan Ariyah memberi kita
                  diketahui keberadaannya. Ariyah      membutuhkan waktu dan proses,        waktu untuk memikirkan ulang siapa dan
                  yang tidak pernah merasa dirinya     hampir setiap hari latihan mulai dari jam   apa sebenarnya hantu yang ada dalam
                  mati akhirnya gentayangan mencari    1 siang sampai jam 10 malam. Buat kita   kehidupan modern sekarang ini,” pungkas
                  kekasihnya. Ia juga gentayangan      masuk dan menjiwai karakter masing-  Joned yang juga berperan sebagai
                  karena tak sempat meminta maaf dan   masing,” tukasnya.                   Direktur Artistik. ■


                                                                                                                            |  51
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56