Page 73 - Binder MO 239 Edsus LEN
P. 73
Wayang orang yang diciptakan
Kanjeng Gusti Pangeran Adipati
Arya Mangkunegara I pertama kali
ditampilkan di Surakarta. Namun,
tidak bertahan lama hingga akhirnya
berpindah ke Yogyakarta. Kemudian,
pada tahun 1868 kesenian tradisional ini
kembali dihidupkan dan dikembangkan
saat Mangkunegara IV mengadakan
sebuah acara. Dalam kesempatan
tersebut, ditampilkan pertunjukan
wayang wong dari Yogyakarta. Sejak
saat itu, seni tradisional ini semakin
berkembang. Terutama saat Taman
Sriwedari dibangun oleh Pakubuwana X
tahun 1899. Pada awal kemunculannya,
pertunjukan wayang wong hanya
ditampilkan di lingkungan keraton.
Namun, seiring berjalannya waktu
mulai dimainkan di depan masyarakat
umum. Di Jakarta sendiri pernah berdiri
beberapa perkumpulan wayang orang Selain itu, cerita-cerita lain yang yang artinya dalam keadaan emosi.
pada tahun 1960 hingga 1990. Seperti diangkat dalam wayang orang berbasis Membawakan tembang adalah hal yang
Sri Sabda Utama, Ngesti Budaya, dari cerita kolosal, seperti Mahabharata harus bisa dilakukan oleh para pemeran
Ngesti Pandawa, Cahya Kawedar, Adi dan Ramayana. Nilai-nilai tata krama, wayang orang. Itu sebabnya, untuk bisa
Luhung, Ngesti Widada, dan Panca etika, dan kebijaksanaan pun terasa menjadi pemain wayang tidak hanya
Murti. Sementara, pertunjukan wayang kental dalam setiap pertunjukan. membutuhkan kemampuan drama, tapi
orang yang masih ada di Jakarta Selain menampilkan tokoh-tokoh juga menari dan bernyanyi.
hingga saat ini adalah Wayang Orang gagah nan perkasa, wayang orang juga Baik dari visual hiasan wajah hingga
Bharata yang berlokasi di Pasar Senen, menampilkan tokoh punakawan sebagai busana, mahkota, senjata, dan aksesoris
Jakarta Pusat. Sementara di Solo, Taman pencair suasana. Tokoh-tokoh tersebut kental dengan nuansa kerajaan pun
Hiburan Sriwedari hingga sekarang masih merupakan penggambaran kawulo alit tak luput digunakan. Oleh sebab itu,
mementaskan seni tradisional tersebut. atau masyarakat secara umum dan kesenian ini juga dikenal sebagai
Pada tahun 1960–1970 pertunjukan abdi dalam. penggabungan antara seni drama dan
wayang orang Sriwedari sangat diminati Hal yang menarik dari pertunjukan pertunjukan wayang kulit. Pertunjukan
masyarakat. Sayangnya sejak 1985, wayang orang adalah adanya tari kolosal dibuka dengan dialog umum, kemudian
televisi mulai menggeser peran hiburan di setiap jeda cerita. Gerakannya antara cerita mengalir dan percakapan diikuti
dan penonton wayang orang jadi kian lain tari putri luruh, putri lanyap, putra adegan perang kembang. Namun,
berkurang dari waktu ke waktu. luruh, putra gagah, dan gecul. Tidak terlebih dahulu ditampilkan adegan
sembarangan, ragam gerakan tersebut goro-goro, yakni lawakan khas dari
Pertunjukan Wayang Orang dibawakan sesuai dengan aturan dan punakawan.
Seperti namanya, setiap daerah, patokannya, seperti gajah-gajahan, golek Tidak hanya wayang kulit yang
wayang orang biasanya memainkan iwak, bapang, ukel wutuh, besut, sabetan, membutuhkan dalang, wayang orang
cerita-cerita pewayangan yang berbeda. lumaksana, dan kebyok kebyak sampur. pun memerlukan peran dalang sebagai
Sebut saja pada pertunjukan Wayang Selain menari, ada pula dialog pemimpin pertunjukan. Dalang juga
Orang Sriwedari, salah satu kisah yang yang terkadang dibawakan dalam berperan menghidupkan pertunjukan
kerap dimainkan adalah ‘Santanu bentuk tembang. Kategori tembang dan penyaji cerita bagi para penonton.
Banjut’ tentang Raja Santanu, penguasa sendiri terbagi dalam dua jenis, yakni Salah satu elemen yang tak kalah
tertinggi Kerajaan Hastina. Ada pula menyanyi tanpa iringan musik (bhowo) penting dalam pertunjukan wayang
lakon ‘Srikandi Edan’ dan ‘Gatotkaca atau bisa disebut juga sworo lola yang orang adalah musik khas Gamelan dan
Gandrung’. berarti suara sendiri, dan greget saut, pengrawit. ■
| 73