Page 68 - Binder MO 240 (1)
P. 68

■   ART &  PERFORMANCE

































                Silence Before The Storm








                                                         Naskah: Gia Putri Foto: Dok. SBTS




                                                                                         mengacu pada kondisi aslinya, tanpa
                      Pameran ini digelar sebagai sebuah renungan                        jejak manusia sama sekali, sebagai
                     tentang sebuah kondisi kritis sebelum bencana                       sebuah proyeksi ideal tentang alam,”
                     lingkungan yang mengancam kesintasan umat                           ungkap Ketua Pelaksana “Silence Before
                                                                                         The Storm” R.E. Hartanto.
                                manusia benar-benar terjadi.                                Sementara Kurator “Silence
                                                                                         Before The Storm” Asmudjo J. Irianto
                                                                                         mengungkapkan, “Pameran ini
                       iga belas perupa yang        dan Tasikmalaya. Setelah mengadakan   merupakan subversi senyap (silence)
                       tergabung dalam kelompok     pameran bersama “Velatura”, 2018, di   pada kondisi bentang alam saat ini,
                       Flemish Bandung menggelar    Griya Seni Popo Iskandar, Bandung,   yang porak-poranda karena urbanisasi,
               T pameran bersama bertajuk           dengan fokus pada teknik seni lukis   industrialisasi, dan eksploitasi sumber
               “Silence Before The Storm”, belum lama   klasik. Sementara, pameran kedua kini   daya alam. Apa yang tampak pada
               ini, bertempat di Gedung Galeri Pusat   diadakan dengan fokus pada seni lukis   lukisan-lukisan di pameran ini adalah
               Kebudayaan, Bandung.                 lanskap alam.                        landscape “kosong”, tanpa manusia, dan
                  Ke-13 orang perupa tersebut adalah   Tujuan digelarnya pameran ini     propertinya. Manusia sebagai sumber
               Akbar Linggaprana, Agung Dwi Nugroho   adalah sebagai wadah renungan      bencana dihilangkan. Landscape yang
               (Baba), Asep Wawan Setiawan, Dida    tentang sebuah kondisi kritis sebelum   tampil adalah yang imajinatif, tenang,
               Rusdi, Didit Sudianto, Epi Gunawan,   bencana lingkungan yang mengancam   dan ideal, sebelum kedatangan “badai
               Kemas Yahya, Muhammad Abdan, Prabu   kesintasan seluruh umat manusia      modernisasi”.
               Perdana, R.E. Hartanto, Rendra Santana,   benar-benar terjadi.               “Silence Before The Storm”, sambung
               Romdona Priyanto, dan Rosita Rose.      “Dunia sudah rusak dan akan       Asmudjo, merupakan judul yang dipilih
                  Flemish Bandung adalah kelompok   semakin rusak. Bila kita tidak melakukan   sendiri oleh para pelukisnya. Judul ini
               pelukis berjumlah 16 orang yang      tindakan nyata untuk memelihara alam   ampuh lantaran berlaku pada semua
               memiliki minat pada teknik seni lukis   tempat kita menggantungkan hidup,   lukisan yang dipamerkan pada subject
               klasik gaya Flemish, berdomisili di   bencana akan datang tanpa ampun.    matter-nya. “Judul tersebut bagi saya
               Jakarta, Bogor, Sukabumi, Bandung,   Karya-karya dalam pameran ini dibuat   semacam metafor pada dua persoalan,


               68   |
   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73