Page 75 - Binder MO 240 (1)
P. 75
Pacu Jalur mengajarkan tentang pentingnya Meskipun Pacu Jalur menghadapi
solidaritas, persatuan, dan gotong royong. tantangan modernisasi dan perubahan budaya,
Selain itu, tradisi ini juga memiliki nilai religius, masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi tetap
di mana sebelum acara dimulai, dilakukan berkomitmen untuk melestarikan tradisi ini.
upacara adat untuk memohon berkah dan Upaya pelestarian melibatkan berbagai inisiatif,
keselamatan dari leluhur dan Tuhan. seperti mengajarkan generasi muda tentang
sejarah dan makna tradisi ini, serta menjaga
Tantangan dan Persiapan keaslian acara agar tetap relevan dalam konteks
Pacu Jalur bukanlah acara yang sederhana. zaman sekarang.
Persiapan untuk tradisi ini dimulai jauh Pacu Jalur bukan hanya sekadar lomba
sebelum acara berlangsung. Masyarakat mulai kuda, tetapi juga merupakan cerminan kearifan
merencanakan dan mempersiapkan segala lokal, nilai-nilai luhur, dan semangat gotong
hal, mulai dari memilih kuda yang akan berlari royong dalam masyarakat Kuantan Singingi.
hingga melatih joki yang akan mengendalikan Tradisi ini terus mengilhami dan memperkuat
kuda. Para joki harus memiliki keterampilan hubungan antara masyarakat dengan sejarah
khusus dalam mengendalikan kuda yang dan budaya mereka sendiri. Sebagai sebuah
berlari dengan kecepatan tinggi di atas jalur warisan budaya yang berharga, Pacu Jalur
lumpur yang licin. merupakan bagian penting dari kekayaan
Pacu Jalur biasanya diadakan pada budaya Indonesia yang patut dijaga dan
bulan Agustus, menjelang perayaan Hari dipromosikan kepada dunia.
Kemerdekaan Indonesia. Acara ini dihadiri oleh Selain kental dengan tradisi dan ritual,
ribuan orang dari berbagai daerah, termasuk pagelaran ini juga memiliki filosofi mendalam
wisatawan yang tertarik untuk melihat tradisi tentang persatuan dan kekompakan. Para
khas ini. Jalur lomba yang digunakan adalah anak pacu harus bergotong-royong untuk bisa
sungai yang diperlebar dan diperdalam, yang sampai di titik tujuan bersama-sama. Tidak
airnya diuras untuk membuat jalur berlumpur. hanya itu, bersatu dalam perahu yang sama
Kuda-kuda yang dipasangkan dalam gandar meskipun berbeda-beda juga menjadi simbol
(sejenis kereta kayu) bersaing dalam kecepatan dari Bhinekka Tunggal Ika. ■
dan kelincahan di atas jalur lumpur tersebut.
| 75