Page 49 - Binder MO 242 (1)
P. 49

Dibuka dengan penampilan dari     pertengahan pertunjukan, situasi     berebut tampil demi menggaet suara
                  kelompok seni bela diri wushu, dengan   yang menegangkan pun ditampilkan   di semua kalangan masyarakat, tanpa
                  gerakan-gerakan yang indah namun     dengan kejadian-kejadian misterius,   tahu jika mungkin di kemudian hari para
                  penuh energi, mereka mencoba         dan berhasil membuat masing-masing   lawan tersebut akan berkawan, untuk
                  bertarung melawan sosok yang tak kasat   kelompok saling curiga. Terdapat banyak   kepentingan tersendiri.
                  mata dan sulit untuk ditaklukan.     penyerangan namun tak bisa diketahui    “Lakon Calon Lawan ini kami harapkan
                     Saling menjatuhkan dengan         siapa yang melakukan, hingga muncul   bisa mengajak para penonton untuk
                  beragam siasat yang licik, dibalut   dugaan adanya sosok jagoan misterius   menyambut pesta elektoral nanti dengan
                  dengan komedi sentilan demi sentilan   tak kasat mata, dan tak tertandingi   santai, gembira, dan tentunya tetap
                  akan situasi yang tengah terjadi pun   yang tidak lain adalah sosok di awal   kompak dalam perbedaan pilihan dan
                  dilayangkan oleh para pemeran. Turut   pertunjukan.                       pendapat. Tidak perlu kita sampai harus
                  hadir, Inayah Wahid, Oppie Andaresta,   Sebagai lawan, sosok misterius    berseteru di level horizontal, karena kita
                  Joel Kriwil,Sri Krishna Encik dan Joind   tersebut menjadi ancaman kuat yang   tidak pernah tahu apa yang akan terjadi
                  Bayuwinanda sebagai pemeran utama    membuat kedua kelompok yang tadinya   di panggung politik yang sesungguhnya
                  yang berhasil memukau para penonton   berseteru, akhirnya memutuskan      nanti. Marilah kita terus bersatu
                  dengan akting dan improfisasi mereka.  bersatu untuk mengungkap identitas   dalam kebhinekaan kita,” kata Butet
                     Tidak ada kawan atau lawan yang   sosok tersebut, dan mengalahkannya.   Kartaredjasa, pendiri Indonesia Kita.
                  abadi, dalam pementasan diperlihatkan   Kisah ini tentunya mengingatkan      Sementara itu, tak hanya untuk
                  bahwa semuanya bisa berubah sekejap   para penonton akan kejadian-kejadian   merayakan pesta demokrasi yang
                  mata, selama ada kepentingan.        yang terjadi di panggung politik     akan segera dimulai, lakon “Calon
                  Berkali-kali pertarungan terjadi antar   Indonesia. Saat berkompetisi, masing-  Lawan” ini pun digarap untuk kembali
                  kelompok, melibatkan jagoan-jagoan   masing kelompok saling menjatuhkan,   menghidupkan karya-karya milik
                  terbaik yang dimiliki masing-masing.   dan bermusuhan, bahkan sampai para   Sawung Jabo, yang dikenal memiliki
                  Mulai dari Joned, Marwoto, Wisben, Cak   pendukungnya. Namun, saat adanya   lirik yang kritis. Terdapat total enam
                  Lontong dan Akbar meramaikan lakon   kepentingan tertentu, tak jarang     lagu, mulai dari “Burung Putih”, “Jagoan
                  kali ini, dengan plesetan-plesetan dan   kelompok yang awalnya saling melawan   Lokal”, “Petarung Hidup”, “Langit
                  permainan logika menjadi andalan para   akhirnya berubah menjadi kawan dan   Mendung”, “Ada Suara Tanpa Bentuk”,
                  pemain langganan di pentas Indonesia   berakhir saling mendukung.         dan “Badut” yang dipakai untuk
                  Kita untuk menghibur penonton,          Isu yang sangat cocok ditampilkan di   memeriahkan pementasan malam itu.
                  termasuk pasangan Ganjar Pranowo     tengah riuhnya pemilihan calon presiden   Tak ketinggalan, sang penyanyi
                  dan Mahfud MD yang hadir pada        2024 mendatang. Setiap calon, berusaha   pun turut tampil menyanyikan lagu
                  kesempatan tersebut.                 mengerahkan tenaga dan segala cara   “Dongeng Politik”, dan berhasil menutup
                     Dipentaskan di Graha Bakti        untuk lebih unggul dibanding yang    pentas dengan riuh tepukan tangan dari
                  Budaya Taman Ismail Marzuki, pada    lainnya. Masing-masing kelompok,     para penonton yang hadir. ■






























                                                                                                                            |  49
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54