Page 55 - Binder WO 070
P. 55
Sangat menarik jika melihat UNIKOM hadir dari tangan perguruan tinggi lain,” jelas Prof. Eddy. Sebagai seorang
seorang entrepreneur seperti dirinya. Dia memiliki pengusaha, juga sebagai guru besar di bidang entrepreneur,
pengalaman dan bekal sebagai seorang pengusaha, dia mengakui memiliki kewajiban moral untuk bisa
sekaligus tokoh pendidik. Dengan demikian, Prof. Eddy menghasilkan para pebisnis atau start up baru berwawasan
yang terjun langsung memimpin di dalamnya ini, tahu betul global melalui kampusnya. Terutama entrepreneur di era
bagaimana dan akan dibawa ke mana kampus yang terletak digital 4.0 yang berbasis ICT atau technopreneur. Dengan
di Jalan Dipati Ukur Bandung ini. Itulah mengapa UNIKOM demikian, UNIKOM dapat memberikan andil dalam
bisa berkembang sedemikian pesat dan menghasilkan meningkatkan jumlah entrepreneur baru di Indonesia.
prestasi-prestasi membanggakan. Ya, berkat jiwa leadership Saat ini ada sekitar 3,1% dari minimal 4% total populasi
entrepreneur yang dimilikinya, mampu memotivasi dan penduduk Indonesia sekitar 267 juta jiwa di tahun 2019,
menggerakkan sistem di UNIKOM menjadi Perguruan sesuai saran Bank Dunia. Menyikapi hal ini, sejak tahun 2007
Tinggi ternama di Tanah Air dalam waktu relatif singkat. UNIKOM sudah mewajibkan Entrepreneurship menjadi mata
Dalam memimpin, posisinya sebagai seorang entrepreneur kuliah wajib di seluruh program studi UNIKOM.
membuatnya berani mengambil keputusan tanpa harus Sulung dari sembilan bersaudara ini berharap Indonesia
dihambat birokrasi dan aturan yang mengganggu. bisa semakin maju dengan banyaknya entrepreneur yang
“Entrepreneur itu action oriented, jeli melihat dan meraih lahir, termasuk dari UNIKOM. Untuk itu, menurut Prof. Eddy,
peluang, serta cermat dalam menggerakkan sistem. Jadi, akselerasi jumlah entrepreneur di Tanah Air akan terjadi
prioritasnya action. Nah, nanti pada saat action dia akan apabila Perguruan Tinggi di Indonesia mewajibkan mata
menemukan bagaimana harus melakukan akselerasi, agar kuliah entrepreneurship di seluruh program studi. Karena,
poin demi poin sasaran atau target bisa dicapai secara seorang pengusaha sejatinya bisa dihasilkan dari program
cepat,” tegasnya. studi apapun. Dia mencontohkan dirinya dari Teknik Industri,
Prof. Eddy mencontohkan bagaimana UNIKOM bisa Ciputra dari Arsitektur, Nadim Makarim dari HI, dan Chairul
mengungguli perguruan tinggi senior dan besar yang sudah Tanjung dari Fakultas Kedokteran Gigi.
puluhan tahun lebih dulu berdiri. Menurutnya, banyak Kalau bicara persentase, sambungnya, jumlah
perguruan tinggi digerakkan bukan oleh entrepreneur, entrepreneur akan lebih banyak dihasilkan apabila sekitar
namun oleh sosok yang ditunjuk. Dengan demikian, banyak 4700 Perguruan Tinggi yang ada di Indonesia menjadikan
kasus mereka tidak berani mengambil keputusan, merasa kewirausahaan sebagai mata kuliah wajib di seluruh
khawatir takut salah atau gagal. Sementara, UNIKOM program studinya. “Seorang entrepreneur dapat lahir dari
dipimpin langsung olehnya selaku pendiri melalui motivator program studi apa pun yang ada di suatu Perguruan Tinggi.
dengan leadership entrepreneur. Indonesia harus mengejar ketertinggalannya dalam jumlah
Dia terjun dan terlibat langsung di dalamnya, jadi sudah entrepreneur yang baru 3,1% dari rasio penduduknya.
tentu mengetahui bagaimana menggerakkan sistem, Bandingkan dengan Malaysia 5%, Thailand 4,5% dan
membuat kebijakan, dan mencapai target serta lika-liku Singapura 7%, Cina dan Jepang di atas 10%, Amerika Serikat
sekecil apa pun yang ada. Dengan penuh semangat, Prof. 12%,” tegasnya.
Eddy menjelaskan bahwa kecepatan maju tidaknya suatu Jika melihat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
institusi atau perusahaan itu ditentukan sang pemimpin. Jika RI periode 2019–2024, Nadiem Makarim yang memiliki
dia tidak memiliki jiwa leadership yang mumpuni, institusi, latar belakang sebagai seorang technopreneur, Prof. Eddy
perusahaan atau perguruan tinggi tersebut akan lambat, berharap Pak Menteri bisa membuat suatu terobosan
tidak berkembang atau susah untuk maju. baru, sehingga nantinya akan banyak entrepreneur baru
Itulah mengapa UNIKOM bisa berkembang demikian yang lahir dari Perguruan Tinggi yang ada di Indonesia,
pesat dan menghasilkan prestasi-prestasi membanggakan. khususnya pebisnis yang berbasis pada ICT, technopreneur-
“Jadi, itu salah satu kelebihan kami. Kalau saya ingin technopreneur baru.
menggerakkan sesuatu, kecepatannya sangat tinggi, karena “Nah, kami berharap bahwa Pak Nadiem bisa
tidak ada yang menghambat. Jadi, saya bisa menggerakkan menularkan keberhasilannya sebagai seorang pengusaha
langsung sumber daya yang kami miliki. Sementara, guna menghasilkan entrepreneur baru di Tanah Air,”
hal ini belum tentu bisa dilakukan teman-teman dari harapnya mengenai masa depan wirausaha di Indonesia.
| 55