Page 63 - Binder WO 077
P. 63

30 tahun, karena aksesnya ke bahan bangunan jadi   tambah Novi. Namun, mereka masih harus menemukan
                  kami memutuskan untuk mengolah sampah menjadi   komposisi sampah plastik dan semen yang tepat agar
                  bahan bangunan,” ungkap Ovy.                    bata-bata yang dihasilkan kuat, tahan lama, tahan api,
                     Keduanya pun melakukan survei dan menemukan   dan ramah lingkungan. Bata-bata mereka juga harus
                  fakta ada jenis sampah tertolak yang tidak bisa didaur   mampu menahan beban 250 kg per sentimeter persegi,
                  ulang, yakni kemasan bermacam-macam makanan dan   sesuai dengan standar Indonesia untuk konblok yang
                  kebutuhan sehari-hari, mulai dari kopi instan, kudapan,   dapat digunakan. Untuk memenuhi kriteria-kriteria
                  kue, sampai deterjen, sampo, dan sabun cair sekali pakai.   ini, Rebricks harus membuat puluhan prototipe yang
                     “Tidak ada yang mau mendaur ulang multi-     kemudian diuji di laboratorium.
                  layered plastik semacam ini. Soalnya susah untuk   Pada bulan November 2019, setelah satu setengah
                  memisahkan plastik dan kertas aluminium supaya   tahun bereksperimen, Rebricks akhirnya meluncurkan
                  bisa didaur ulang dan prosesnya mahal. Akhirnya   rangkaian produk konblok mereka. “Sekarang, paving
                  kami berfokus untuk mendaur ulang jenis sampah ini,”   block kami komposisinya 20% sampah. Ingin bisa lebih
                  ujar Ovy. Meskipun keluarga Ovy sudah mempunyai   banyak sampah, tetapi kami harus memikirkan kualitas
                  pengalaman dan peralatan yang dibutuhkan untuk   dan ongkos produksi,” imbuh Novi seraya menuturkan
                  menghasilkan bata konvensional, memproduksi bahan   kendati persentasenya masih terbilang kecil, Rebricks
                  bangunan dari plastik multi-lapis ternyata tak semudah   telah mampu mendaur ulang 88.000 potong sampah
                  membalikkan telapak tangan.                     kemasan setiap harinya.
                     Awalnya, Rebricks bereksperimen dengan          Setelah Rebricks resmi meluncurkan produk
                  melelehkan plastik multi-lapis dan mencetaknya   mereka, kedua pendiri perusahaan ini langsung
                  menjadi batu bata. Namun, prosesnya tersebut    mencari-cari orang yang mau mengirimkan sampah-
                  menghasilkan asap yang berbahaya dan juga rumit   sampah mereka sebagai bahan baku produksi. Mereka
                  sampai-sampai hanya bisa memproduksi dua meter   pun mendirikan tiga titik pengumpulan sampah,
                  persegi bata per hari. Lalu, Novi dan Ovy menjajal   dua di antaranya di Jakarta dan satu lagi di Serpong,
                  memproduksi bata dengan mencampurkan plastik    Banten. “Kami membuat social media campaign dan
                  yang sudah dicacah dengan semen, tetapi produk   responsnya luar biasa. Banyak sekali yang mengirim
                  yang dihasilkan mudah hancur dan menghasilkan   sampahnya kepada kami, jumlahnya pun terus
                  ceceran plastik yang dapat mencemari tanah.     bertambah, bahkan kini kami mendapatkan sekitar 59
                     “Kami sudah mencoba berbagai metode dan      kg per hari,” ungkap Ovy.
                  formula yang berbeda. Proses trial and error-nya satu   Rebricks juga sudah mulai mendapat perhatian
                  setengah tahun. Ada saat-saat kami sudah mau    dari perusahaan dan pengembang besar. “Kami sudah
                  menyerah. Namun, kami bersyukur ada Mas Arif    bekerja sama dengan perusahaan produsen makanan.
                  Sanjaya, seorang dosen teknik sipil yang bergabung   Mereka mengirimkan sampahnya, kami daur ulang jadi
                  dengan Rebricks, dialah sumber pengetahuan kami,”   paving block dan hasilnya mereka beli lagi buat dipakai
                  Ovy menerangkan.  Akhirnya, mereka mencoba      program CSR mereka,” tambah Ovy.
                  membuat konblok berlapis dua. Lapisan atas         Ovy mengatakan Rebricks tak akan berhenti
                  yang kerap berhubungan dengan kendaraan, pejalan   untuk mengembangkan lebih banyak pilihan
                  kaki dan unsur-unsur cuaca dibuat sepenuhnya dari   produk bahan bangunan. Tahun ini Rebrick akan
                  beton, sedangkan lapisan bawah dibuat dari campuran   merilis batako yang biasa dipakai sebagai dinding
                  semen dan sampah plastik.                       luar maupun interior bangunan. “Ke depan, kami
                     “Ada yang khawatir bahwa limbah plastik untuk   ingin Rebricks bisa membuka cabang di kota-kota
                  paving block mengandung mikro plastik. Namun, kami   lainnya, karena permasalahan sampah bukan hanya
                  telah memikirkan sehingga kami membaginya menjadi   di Jakarta. Semoga Rebricks bisa menjadi solusi bagi
                  dua sistem, di bagian bawah adalah plastik dan bagian   permasalahan sampah kita sekaligus solusi bagi
                  atasnya kami buat kuat. Jadi mikro plastiknya sudah   orang-orang yang mencari cara memdirikan bangunan
                  bercampur, sehingga risiko mikro plastiknya diperkecil,”   mereka secara green dan sustainable,” pungkasnya.





 62   |                                                                                                                    |  63
   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68