Page 58 - Binder WO 086
P. 58
FINANCIAL
TALK
Terjerumus
Flexing
Naskah: Nur Asiah Foto: Istimewa
stilah crazy rich atau sultan kerap menghiasi headline perhatian. Biasanya, semakin kaya orang-orang justru semakin
di media massa ataupun media sosial beberapa tahun menghendaki privasi, bukan sebaliknya.
terakhir. Kemunculan para crazy rich ini kemudian Bahkan, jika benar-benar tujuannya untuk menarik
I mendorong maraknya gaya hidup flexing. Menurut perhatian, flexing bisa jadi hanya menjadi strategi marketing.
Cambridge Dictionary, flexing adalah menunjukkan sesuatu Rhenald mengungkapkan fenomena flexing telah digunakan
yang dimiliki atau diraih, tetapi dengan cara yang dianggap dalam dunia marketing, yakni teori consumer behaviour yang
oleh orang lain tidak menyenangkan. Sementara, dalam kamus mengakibatkan conspicuous consumption atau konsumsi
Merriam-Webster, flexing diartikan perilaku memamerkan yang sengaja dipamerkan kepada orang lain. Cara tersebut
sesuatu atau yang dimiliki secara mencolok. sebenarnya sudah ada sejak lama, yang membedakan, orang
Kata flex atau flexing menjadi populer pada tahun 2014 dari melakukan signaling dengan cara yang lebih halus. Misalnya,
lagu 'No Flex Zone' yang dibawakan Rae Sremmurd. No flex di tempat praktik dokter gigi dipajang sertifikat, agar pasien
zone diartikan sebagai area untuk orang-orang santai, bersikap yakin bahwa sang dokter adalah seorang profesional.
apa adanya, dan tidak pamer atau pura-pura menjadi pribadi Belakangan ini Indonesia dihebohkan dengan
yang berbeda. Bisa disimpulkan dalam bahasa gaul, pelaku terkuaknya investasi bodong yang dilakukan aplikasi
flexing dianggap suka berbohong memiliki banyak kekayaan, trading yang ternyata judi online, yaitu Binomo. Berdasarkan
padahal realitanya tidak demikian. Banyak yang berpendapat keterangan Bareskrim Polri, platform itu menjanjikan
bahwa flexing adalah orang yang palsu, memalsukan, atau keuntungan hingga 85%. Kasus ini dilaporkan oleh sejumlah
memaksakan gaya hidup agar diterima dalam pergaulan. orang yang menjadi korban investasi palsu tersebut.
Rhenald Kasali, dosen sekaligus pendiri Rumah Perubahan Salah satu hal yang menjadi sorotan adalah banyak
mengatakan flexing memiliki arti pamer kemewahan atau korban terjerat akibat pengaruh influencer yang sering
pencapaian. Dalam unggahannya di kanal Youtube-nya dia mempromosikan aplikasi tersebut dengan mengunggah
megutarakan, “Banyak vlogger atau content creator yang konten-konten flexing untuk menarik
menjadikan ajang flexing atau pamer kemewahan ini sebagai pengikut. Anthony Leong, pakar digital
konten di laman media sosialnya, mulai dari menunjukkan sekaligus Ketua HIPMI Digital Academy
barang branded hingga rumah mewah.” menegaskan, agar kita membentuk
Menurut Rhenald, aksi flexing dilakukan untuk mendapat pola pikir masyarakat bahwa mencari
opini publik sebagai orang yang mampu. Kebalikan dari para segala sesuatu perlu proses dan untuk
crazy rich, profesor di bidang ekonomi tersebut mengatakan mendapatkan profit jangan melalui proses
bahwa orang yang benar-benar kaya justru akan memilih instan. “Ini merupakan pesan penting bagi
diam daripada memamerkan harta mereka kepada publik. seluruh milenial yang ada di Indonesia, agar
Poverty screams, but wealth whispers biasanya menjadi jargon tidak termakan pesan flexing yang kini banyak
orang kaya yang sesungguhnya tidak ingin menjadi pusat dipertontonkan di media sosial,” tegas Anthony.
58 | | 59