Page 37 - Binder WO 095
P. 37
masyarakat untuk rutin melakukan pemeriksaan
kesehatan. Terkait anemia, kami mengapresiasi inisiatif
P&G Health atas komitmen terus-menerus dalam
upaya meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai
pentingnya deteksi risiko gejala anemia.”
Ketua Umum Perhimpunan Hematologi & Transfusi
Darah Indonesia (PHTDI), Dr. dr. TB. Djumhana
Atmakusuma, SpPD-KHOM menjelaskan, “Kurang
darah atau anemia adalah kondisi ketika jumlah sel
darah merah dan kadar hemoglobin menurun. Salah
satu jenis anemia adalah anemia kekurangan zat besi
yang dapat memengaruhi siapa saja, tetapi anak-anak,
orang tua, dan perempuan dengan usia reproduksi
yang mengalami menstruasi dan kehamilan termasuk
kelompok paling rentan. Kondisi tubuh seperti hamil,
pendarahan, menstruasi yang berlebihan, hemoroid,
dan gastritis juga dapat menyebabkan tubuh
mengalami kekurangan zat besi, apabila tidak diatasi
dapat menjadi anemia kekurangan zat besi.”
Terjadinya kekurangan zat besi dapat membatasi
pengiriman oksigen ke sel, mengakibatkan sering
kelelahan, tidak produktif, dan penurunan imunitas
tubuh. “Maka dari itu, menjaga keseimbangan zat besi
dalam tubuh sangat penting bagi kesehatan, sebagai
salah satu cara untuk mengatasi kelelahan dan anemia.
Manajemen dengan pemberian suplemen zat besi juga
penting diberikan sebagai terapi simptomatik, apabila
diagnosis anemia kekurangan zat besi telah terdeteksi.
Namun, tetap perlu untuk mencari dan mengatasi
penyebab anemia itu sendiri,” lanjut dr. Djumhana.
dengan memberikan asupan zat besi yang cukup Itulah sebabnya, dalam rangka Hari Kekurangan
ke dalam tubuh untuk meningkatkan hemoglobin. Zat Besi 2022, P&G Health Indonesia belum lama
Masyarakat juga dihimbau untuk mengonsumsi silam melalui brand Sangobion, melanjutkan
makanan gizi seimbang, termasuk mengonsumsi TTD edukasi mengenai pentingnya deteksi risiko
bagi remaja dan ibu hamil. Kementerian Kesehatan anemia kekurangan zat besi. Dengan meluncurkan
RI juga mendorong adanya gerakan aksi bergizi kampanye ‘Jangan Cuek, Ayo Cek Gejala Kurang
dalam mengupayakan konsumsi TTD menjadi Darah’ dan terobosan terkini, ANEMIAMETER,
bagian di sekolah terutama siswi SMP dan SMA atau aplikasi digital berbasis web pertama di Indonesia
sederajat,” ungkap Ketua Tim Kerja Pemberdayaan untuk deteksi risiko anemia kekurangan zat besi.
dan Penggerakan Masyarakat Kementerian Kesehatan Kegiatan ini pun didukung Kementerian Kesehatan
RI Dwi Adi Maryandi, SKM, MPH. Dia melanjutkan, RI dan Perhimpunan Hematologi & Transfusi Darah
“Selain beberapa upaya di atas, kami juga mendorong Indonesia (PHTDI).
36 | | 37