Page 73 - Binder WO 095
P. 73
elibatkan sekitar 493 seniman yang
berasal dari 100 lebih negara di dunia,
pameran seni ‘The 19th Asian Art
M Biennale Bangladesh 2022’ sukses
diadakan di Dhaka, Bangladesh. Terdapat 649 karya
seni menakjubkan di pameran yang berlangsung
selama satu bulan ini. Pada acara yang bertema ‘art
during a pandemic’ tersebut terdapat berbagai karya
seni yang ditampilkan, seperti lukisan, foto, patung,
instalasi, hingga seni pertunjukan.
Selain memamerkan berbagai karya seni, acara
ini juga menggelar seminar internasional yang
berlangsung selama dua hari. Mengusung tajuk
‘Home and Displacement’ seminar ini menampilkan
para pemateri terbaik yang terdiri dari seniman,
kritikus seni, juri, dan pemerhati dalam maupun luar
negeri. Agenda ini berlangsung di National Art Gallery
Auditorium and Seminar Rooms of the National
Theatre Building of the BSA. Diselenggarakan Akademi
Shilpakala Bangladesh, acara ini mendapat dukungan
dari Kementerian Kebudayaan. Sheikh Hasina selaku
Perdana Menteri Bangladesh mengungkapkan bahwa
seniman selalu mampu menginspirasi masyarakat di
sana. Selain itu, Biennale Seni Asia juga menyediakan
platform bagi para seniman dari berbagai negara
untuk bertukar pandangan dan ide.
Chief Coordinator acara 19th Asian Art Biennale
Bangladesh-2022, Liaquat Ali Lucky, mengatakan, “The
Asian Art Biennale adalah platform penting untuk
konvergensi seni regional dan internasional. Kami
mengundang 125 negara untuk berpartisipasi dalam
biennale ini. Sekitar 493 seniman dari 114 negara,
termasuk Bangladesh, turut serta dalam pameran
tersebut. Saya berterima kasih kepada semua negara
yang berpartisipasi, artis dan juri, serta mengucapkan
selamat kepada semua penerima penghargaan.”
Di antara sekian banyak seniman yang turut
meramaikan acara ini, ikut hadir pula perupa asal
Indonesia, yakni Antonius Kho. Menetap di Ubud, Bali,
dia membawa dua karya lukis. Berjudul ‘Spreading love’
dan ‘Corona dancer’, sang perupa membuat karyanya
semasa pandemi Covid-19. Dia mengatakan “Lukisan
ini saya buat ketika masa pandemi Covid-19, tahun
2020 hingga 2021 lalu. Saat itu masih lockdown, dan
stay at home, sehingga terinspirasi untuk membuat
karya tersebut. Kebetulan cocok dengan tema dari
pameran kali ini.”
72 | | 73