Page 53 - Binder WO 097
P. 53
SYLVIA BEIWINKLER
CEO HAPPY HEARTS INDONESIA
MENOLONG BANYAK ANAK
SECARA BERKELANJUTAN
Naskah: Elly Simanjuntak Foto: Fikar Azmy
“KAMI MENDUKUNG MASYARAKAT SETEMPAT DALAM
MEMBANGUN SEKOLAH BERKELANJUTAN DAN RAMAH
LINGKUNGAN SERTA MENYEDIAKAN FASILITAS MEMADAI
UNTUK SEMUA ANAK.”
erada di Indonesia sejak 15 tahun lalu, papar perempuan yang fasih berbahasa Indonesia ini
Sylvia Beiwinkler sang CEO Happy Hearts kepada Women’s Obsession.
Indonesia (HHI) sudah mengenal budaya
B Indonesia dengan baik dan sempat MEMBUAT BANYAK PERUBAHAN
mempelajari bahasa Indonesia di Universitas Gajah HHI berusaha keras untuk bisa membuat banyak
Mada. Antropolog asal Jerman ini memang memiliki perubahan, khususnya dalam membantu anak-
ketertarikan yang tinggi dengan adat istiadat anak yang selamat dari bencana alam, kemudian
nusantara dan memantapkan diri untuk menetap di membangun ulang sekolah-sekolah di daerah
Indonesia secara permanen. Itulah sebabnya, ketika terpencil. Salah satu kampanye yang dirilis lima tahun
ditawarkan bekerja di HHI pada tahun 2013, dia pun lalu dan memberikan dampak besar bagi Indonesia
menyambutnya dengan senang hati. adalah #IAMCHANGE. Bentuk kepedulian sosial yang
HHI adalah organisasi nirlaba yang berkomitmen berkelanjutan ini difokuskan untuk mendirikan ulang
untuk membangun kembali sekolah yang berkualitas 200 sekolah-sekolah di daerah NTT dan berhasil
dan aman bagi anak-anak di daerah tertinggal atau mewujudkan sekolah dengan lebih layak dan
yang terdampak bencana alam. Hingga saat ini HHI memadai. Selain itu, kampanye #ReachHHIgher yang
telah membangun lebih dari 290 sekolah di seluruh digelar pada tahun ini juga diharapkan dapat makin
Indonesia dan membantu lebih dari 81.600 anak dan memberikan dampak besar bagi Indonesia.
408.200 masyarakat. Sylvia bersyukur saat terjadi pandemi Covid-19, HHI
“Kami mendirikan kembali sekolah terutama di tetap bisa menjalankan program-programnya dengan
daerah terpencil, di Nusa Tenggara Timur atau NTT dan baik, mengingat pendidikan adalah faktor penting
ada berbagai tantangan harus kami hadapi di lapangan yang harus terus berjalan di tengah situasi apa pun.
dengan berbagai macam kebutuhan yang perlu “Kami beruntung bisa bekerja sama dengan berbagai
dikirimkan ke sana. Semuanya memang jatuhnya akan perusahaan tidak hanya di Jakarta, tapi juga, tapi juga di
lebih mahal, jadi sebenarnya lebih mudah membangun luar negeri yang kegiatan CSR perusahaannya berfokus
sekolah di daerah Jawa atau Bali, karena infrastrukturnya di bidang pendidikan. Karena ada pandemi kami tidak
sudah ada. Selain lebih dari 290 sekolah, kami juga bisa melakukan kerja sama offline event dan akhirnya
membangun sekitar 20 perpustakaan, meskipun ini berhasil mencari donasi lewat online event bersama
bukan fokus HHI, tapi setelah ada SD, SMP, dan SMA, perusahaan yang masih dapat bertahan di situasi
para pelajar ternyata membutuhkan perpustakaan,” pandemi Covid-19,” ungkapnya pantang menyerah.
| 53