Page 33 - Binder WO 099
P. 33
enekuni profesi sebagai atlet dan telah membawanya keliling dunia dari Antarktika
instruktur terjun payung atau hingga Gunung Everest. Dia berhasil mendapat
skydiving international sebenarnya penghargaan dan piagam dari Museum Rekor Dunia
M bukanlah cita-cita awal Naila Indonesia (MURI) di tahun 2020. Atas prestasinya
Novaranti. Ini bermula saat dirinya bekerja sebagai sebagai penerjun payung perempuan tercepat dan
Marketing Manager Aerodyne Parachute pada tahun pertama di dunia yang menaklukkan tujuh benua
2009 dan menjual parasut kepada warga sipil dan dalam kurun waktu satu setengah tahun. Antarktika
militer. Agar tidak diremehkan, apalagi dia juga menjadi benua terakhir yang ditaklukkannya. MURI
seorang perempuan, Naila merasa tertantang untuk menilai ini sebagai sesuatu yang unik, apalagi dia
bisa merasakan produk parasut yang dijualnya dan selalu tidak pernah lupa mengibarkan bendera
mencobanya langsung dengan belajar menjadi merah putih.
penerjun payung. “Saya senang sekali setelah berhasil menaklukkan
Saat belajar Naila sempat merasa takut dan sampai tujuh benua dan terjun payung maupun skydiving pun
didorong keluar dari pesawat berkali-kali. Belum lagi akhirnya bisa menjadi aktivitas yang trend di Tanah
saat pendaratan terasa lebih menakutkan, karena Air. Atlet-atlet terjun payung terus bermunculan, para
seperti tanah mendekati dirinya. “Saya berusaha artis juga banyak yang tertarik mempelajarinya, jadi
mengikuti semua aturan dengan sebaik-baiknya. tak hanya di kalangan militer saja,” lanjut istri dari
Ternyata saya menyukainya dan berada di udara terasa Christopher David Ings yang bertekad akan terus
sangat menyenangkan. Kita bisa melakukan gerakan memajukan dunia skydiving di Indonesia ini.
apa pun tanpa khawatir akan menabrak kaca atau Setelah ribuan kali melakukan aksi terjun payung
jendela. Langit pun tampak begitu indah di mata,” di berbagai belahan dunia, Naila berterus terang
ungkap atlet yang terakreditasi oleh Asosiasi Parasut terjun payung di atas Mount Everest, Nepal, yang
Amerika Serikat (USPA) ini seraya tersenyum. dilakukannya pada November 2018, menjadi medan
Naila kemudian terus berlatih secara serius yang terberat baginya. Suhu di bawah minus 23 derajat
dibimbing dengan sabar oleh dua instruktur terbaik yang dinginnya luar biasa dengan udara sangat tipis,
hingga akhirnya dia meraih kesuksesan sebagai penerjunan harus berada di atas gunung, dan dirinya
atlet dan instruktur skydiving internasional. Selain yang bukan pendaki gunung harus menyusuri jalanan
beraksi sebagai atlet, dia juga aktif menjadi instruktur yang harus ditempuh selama empat hari.
sky-diving di 46 negara di dunia, termasuk angkatan “Dengan menggunakan helikopter khusus, saya
militer Indonesia dan kalangan sipil. Dia melanjutkan, terjun dari atas ketinggian 25.000 kaki dari puncak
“Bisa mengatur waktu sendiri dan bebas memilih Mount Everest dengan lokasi yang terjal dan penuh
jam kerja membuat saya betah menjadi instruktur dengan jurang pemisah. Saya harus bisa mendapat
skydiving. Serunya lagi, siswa saya yang tersebar di lokasi yang tepat, kalau salah sedikit saya bisa
berbagai negara bisa berlatih di negara yang berbeda- mendarat di jurang yang terjal. Saya bersyukur bisa
beda, sesuai dengan keinginan masing-masing. menyelesaikan misi ini, tanpa cedera apapun,” papar
Sementara, di Indonesia sendiri juga sudah banyak ada ibu dari tiga anak ini dengan bangga. Itulah sebabnya,
pilihan tempat berlatih terjun payung.” Naila berpesan kepada perempuan di Tanah Air untuk
Naila tak gentar menjadi perempuan Indonesia pantang menyerah. Yakinlah kita bisa melakukan
yang berkelana terjun payung di tujuh benua di dunia berbagai hal yang mustahil menjadi nyata, selalu
yaitu, Amerika Utara, Amerika Selatan, Asia, Eropa, semangat menginspirasi sesama, serta berprestasi
Australia, Afrika, dan Antartika. Ketangguhannya tanpa henti.
32 | | 33