Page 50 - Binder WO 101
P. 50

NEW &
               BUZZ



               KAMPANYE DAUR ULANG “DARI BOTOL JADI BOTOL”
               Berkomitmen mewujudkan visi World Without Waste, Coca-Cola Indonesia mengumumkan
               peluncuran nasional untuk kemasan botol yang terbuat dari 100% plastik PET daur ulang
               (rPET)—tidak termasuk tutup dan label)—yang pertama untuk produk minuman perusahaan
               di Indonesia. Kemasan rPET sekarang tersedia untuk merek Coca-Cola Trademark, Fanta,
               Sprite dalam kemasan 390ml, dan Sprite Waterlymon kemasan 425ml. “Kami dengan bangga
               menyatakan bahwa satu dari setiap tiga botol yang ada di pasar Indonesia sekarang terbuat
               dari 100% plastik rPET (daur ulang), dibuat secara lokal di Amandina Bumi Nusantara, pabrik
               daur ulang yang didirikan oleh mitra pembotolan kami Coca-Cola Europacific Partners
               Indonesia bersama Dynapack Asia,” kata Julio Lopez, Presiden Direktur Coca-Cola Indonesia.
                  Botol 100% rPET Coca-Cola diproduksi di fasilitas daur ulang baru di Kabupaten Bekasi,
               Jawa Barat, Amandina Bumi Nusantara, yang didirikan dalam kemitraan antara Coca-Cola
               Europacific Partner Indonesia dan Dynapack Asia. Fasilitas ini memproses botol PET bekas
               pakai (pascakonsumsi) yang bersumber dari pasokan lokal dan mengubahnya menjadi botol
               baru untuk merek Coca-Cola berkolaborasi dengan Mahija Parahita Nusantara, yayasan sosial
               nirlaba yang didirikan oleh kedua organisasi tersebut. Nur A | Dok. Coca-Cola Indonesia


                                                        JADI VERSI TERBAIK DIRI SENDIRI
                                                        Studi “The Underarm Confidence Survey” yang dilakukan Dove di tujuh negara,
                                                        termasuk Indonesia menemukan sejumlah fakta menarik. Di antaranya 7 dari 10
                                                        perempuan merasakan tekanan dari masyarakat untuk berpenampilan dengan pakem
                                                        tertentu, dan ketiak adalah bagian dari ketidakpuasan terhadap penampilan mereka.
                                                        Dari survei yang sama menemukan 9 dari 10 perempuan merasa bahwa masyarakat,
                                                        khususnya di media sosial, terlalu membesar-besarkan tentang versi “ideal” dari ketiak
                                                        perempuan. Hal ini kemudian mempengaruhi persepsi perempuan akan kondisi ketiak
                                                        yang sempurna, yaitu bebas bulu, bebas bau, dan mulus.
                                                           Sesuai dengan brand purpose, Dove ingin mendukung perempuan, agar merasa
                                                        percaya diri dengan seluruh tubuhnya, termasuk ketiaknya. “Saat perempuan merasa
                                                        nyaman dengan kondisi ketiak mereka apa adanya, maka mereka bisa lebih fokus pada
                                                        hal-hal yang lebih penting dalam kehidupannya dan merasa lebih terbebas menjalani
                                                        hidup,” ungkap Mahnessa Siregar, Head of Deodorant and Baby Care Unilever
                                                        Indonesia dalam Exclusive Media Gathering Bincang Intim Bersama Dove dan Yura
                                                        Yunita Soal Perempuan dan “Kesempurnaan” Ketiaknya. Nur A | Dok. Dove



               JADIKAN DUKUNGAN KEPADA BRAND LOKAL SEBAGAI TREND
               WGSN resmi menerbitkan laporan ‘Asia: Markets to Watch 2023’. Laporan tersebut
               mengungkapkan lima pasar di Asia Pasifik dengan industri ritel yang berkembang pesat,
               salah satunya adalah Indonesia. Setelah pandemi, PDB (Produk Domestik Bruto) Indonesia
               pada tahun 2022 mencapai nilai tertingginya, yakni 5,31% dalam kurun waktu sembilan
               tahun terakhir. Tidak hanya itu, pada tahun yang sama Indonesia juga merupakan negara
               dengan tingkat penetrasi internet tinggi, yakni  sebesar 66% dengan komposisi demografi
               52% dari 270 juta penduduk merupakan kaum milenial dan gen-Z yang mahir menggunakan
               teknologi digital. “Kini, konsumen Indonesia lebih memilih untuk mendukung brand lokal
               melalui inisiatif ‘Support Lokal’. Tren hyperlocalism akan membuka peluang bagi merek dalam
               negeri untuk saling berkolaborasi menciptakan produk yang memiliki nilai warisan budaya,”
               tutur Annya Suhardi selaku APAC Consultant WGSN. Indah



               50   |                                                                                                                                                                                                                                        |  51
   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55