Page 72 - Binder WO 112-002-Tahun ke-11 (1)
P. 72
KARTINI
INSPIRATIF 2024
HERA HANDAYANI
DIREKTUR UMUM DAN SDM ELNUSA
BIG DREAM, BIG IMPACT
Naskah: Nur Asiah | Foto: Atiek Hendriyanti | Digital Imaging: Fikar Azmy
MESKIPUN KESEHARIANNYA DISIBUKKAN DENGAN PEKERJAAN DAN
KELUARGA, HERA TETAP BERUSAHA MELUANGKAN WAKTU UNTUK
BERKONTRIBUSI BAGI LINGKUNGAN.
enjadikan keluarga sebagai prioritas, Hera pameran hasil karya anak-anak penderita Autis, hingga
Handayani berhenti dari posisinya sebagai membangun sekolah di daerah terpencil. Area cakupannya juga
Asia Pacific Knowledge Manager di Arthur cukup luas, dari Jakarta, Solo, Kalimantan, sampai Nusa Tenggara
M Andersen Business Consultant untuk Timur. “Awalnya, dari obrolan di Twitter saat pandemi, ternyata
membesarkan ketiga buah hatinya. Setelah mereka cukup banyak perempuan sepemikiran ingin berbuat sesuatu. Dari
besar dan memasuki usia sekolah, barulah dia meminta izin aksi-aksi kecil dan jumlah anggota yang terbatas, sekarang kami
untuk kembali bekerja. Di sela kesibukannya mengurus rumah sudah berkembang cukup besar. Latar belakang anggota pun
tangga, dia menyempatkan diri mengambil program magister. kini kian beragam,” ungkap perempuan yang hobi membaca ini.
Seusai menjadi pengajar di Magister Manajemen Universitas Sejalan dengan pemikiran Kartini yang ingin memajukan
Indonesia, lulusan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung kaumnya melalui pendidikan, Bintang Ungu juga fokus pada
(ITB) ini memutuskan untuk kembali ke almamaternya dan perbaikan pendidikan untuk anak usia dini. Saat ini, organisasi
menerima amanah sebagai direktur pengembangan Letmi ITB. telah berhasil membangun lima sekolah gratis di Cilincing,
Ingin memperluas pengetahuannya, Hera pun mengambil Jakarta, dan di Depok, Jawa Barat, yang muridnya anak kaum
sertifikasi sebagai Wakil Manajer Investasi. Dia kemudian marginal di sekitar. Targetnya tidak hanya mengajarkan
dipercaya sebagai direktur pengembangan di Quant Kapital baca tulis saja, tetapi juga tentang mental health. Hera
Investama sebelum akhirnya berlabuh di Elnusa hingga menuturkan, “Anak-anak yang terpapar media sedari kecil
sekarang. “Waktu itu memutuskan melamar ke Elnusa, selain seringkali jadi kurang adaptif dan cenderung mudah depresi,
memang bermimpi bisa bekerja di perusahaan bonafide, juga karena kurangnya penghargaan atas diri sendiri dan selalu
agar bisa meluangkan waktu lebih banyak dengan anak-anak, membandingkan diri dengan orang lain. Kami juga mendorong
karena lokasinya dekat sekali dengan rumah,” kenang Hera. keterlibatan orang tua dari hal kecil, seperti memberikan
Bertanggung jawab sebagai direktur umum dan SDM, pelukan kepada anak setiap hari sebagai tanda kasih sayang.
dia mengaku perannya saat ini lebih pada mengarahkan dan Manfaatnya tidak hanya untuk anak, tetapi orang tua, terutama
mengembangkan tim supaya bisa lebih baik lagi, sekaligus ibu, juga akan merasa dicintai saat anak balas memeluk.”
menciptakan para leader yang akan menjadi penerus nantinya. Bicara tentang wastra nusantara, penyuka batik modern
Dia mengatakan, “Goals-nya untuk memastikan produktivitas ini tidak hanya menyenangi dari segi motif dan pewarnaannya
karyawan melalui berbagai inisiatif dan business continuity saja, tetapi juga dari cerita di baliknya maupun simbol-simbol
dengan memastikan kesiapan suksesor.” yang ditampilkan. Memakai wastra dalam keseharian juga
Meskipun kesehariannya disibukkan dengan pekerjaan sering dilakukan beberapa komunitas dan gerakan sosial yang
dan keluarga, Hera tetap berusaha meluangkan waktu peduli dengan budaya Indonesia, seperti Selasa Berkebaya
untuk berkontribusi bagi lingkungan. Bekerja di industri misalnya. Menutup pembicaraan dengan Women’s Obsession,
oil & gas, membuatnya sadar tentang dampak yang terjadi Hera menyampaikan, “Moto saya adalah big dream, big impact.
pada lingkungan. Melalui organisasi Bintang Ungu yang Jadi, kita harus selalu mempunyai mimpi, kalau tidak hanya akan
didirikan pada 2020, Hera bersama teman-temannya berusaha terjebak pada rutinitas, seperti pergi kerja setiap hari, jalan-jalan
mendukung terwujudnya Sustainable Development Goals (SDG) di akhir pekan, dan terjadi berulang-ulang. Sama seperti Kartini,
di Tanah Air. Mulai dari membagikan sembako saat pandemi kita pun harus berani bermimpi, karena dengan bermimpi kita
Covid-19, menanam pohon-pohon di hutan, mengadakan pasti akan berusaha mewujudkannya!”
72 |