Page 50 - Binder WO 114-004-Tahun ke-10
P. 50
ON HER
WAY
AIDA SUTANTO
CO-FOUNDER FUNDO INDONESIA
TERUS BERGERAK
MENINGKATKAN UMKM
Naskah: Indah K/Elly S | Foto: Sutanto
TIDAK HANYA MEMUDAHKAN PENGELOLAAN DATA DAN AKSES
PERMODALAN, AIDA JUGA BERTEKAD MEMBAWA BISNIS UMKM
YANG ADA DI INDONESIA MENUJU DIGITALISASI.
enghadapi tantangan demi tantangan dokumen seperti PO, invoice, dan semua dokumen-
yang bermunculan di bidang keuangan dokumen yang diatur Fundo. Menariknya, meski pun masih
bukanlah sesuatu yang baru bagi Aida terbilang baru, perusahaan ini berada di bawah payung
M Sutanto. Asam garamnya pun telah pengawasan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN)
dilalui, karena sudah bergelut di lini ini sejak puluhan Kemenkeu, bukan Ototiras Jasa Keuangan (OJK).
tahun lalu. Terlebih, saat dia akhirnya memutuskan untuk “Sebetulnya, kami melelang tagihan yang sudah
membangun bisnisnya sendiri pada tahun 2019 silam. diseleksi. Setelah itu, Fundo akan menghubungkan pembeli
Berkat sepak terjang, dedikasi, hingga mendirikan FSB atau investor dan penjual (UMKM) melalui mekanisme
Indonesia yang menaungi Fundo, Indoogoo, dan Invo, penawaran yang transparan dan kompetitif. Mekanismenya
Aida berhasil menjadi salah satu pionir platform finansial dimulai dari UMKM menawarkan surat berharga untuk
teknologi (tekfin) pertama di Tanah Air. Gebrakannya tak dilelang melalui Fundo. Lalu, para investor yang berminat
tanggung-tanggung, sebab dia berupaya keras untuk akan melakukan pembelian dengan cara lelang. Setelah
memajukan sektor usaha kecil mikro dan menengah surat berharga itu terjual, Fundo mencairkan dana untuk
(UMKM) di Indonesia. UMKM penjual surat berharga dan dana tersebut bisa
“Memahami bahwa tidak sedikit pelaku UMKM yang menjadi modal mereka. Setelahnya, pejabat lelang akan
terganjal permodalan, saya menciptakan bisnis ini untuk menerbitkan akte Risalah Lelang, sehingga hak kepemilikan
memudahkan akses tersebut. Caranya adalah dengan surat berharga tidak lagi berada di pihak UMKM, tapi
mendirikan platform lelang surat berharga yang menjadi menjadi milik investor,” paparnya menjelaskan.
satu-satunya di Indonesia. Pemilik UMKM sering kali Tidak hanya memudahkan pengelolaan data dan akses
kesulitan menghadapi perbankan, saat dimintai aset atau permodalan, Aida juga bertekad membawa UMKM yang
jaminan. Itulah sebabnya, saya tertantang membangun ada di Indonesia menuju digitalisasi. Menurutnya, saat
bisnis platform dengan sudut pandang yang berbeda,” ini masih sangat banyak pelaku usaha yang melakukan
ujar perempuan yang memiliki Certificate of Advocate segalanya secara manual. Padahal, ini merupakan hal yang
dari Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPA) ini kepada penting di zaman sekarang. Memiliki kepedulian sangat
Women’s Obsession. besar, dia menambahkan, “Tidak sedikit pemilik UMKM
Di bangun beberapa tahun lalu, Fundo merupakan yang prosedurnya masih manual, seperti ambil order dan
marketplace yang mengumpulkan banyak informasi dan lain-lain. Sedangkan, dunia sekarang ini toko-toko saja
menggunakan sistem trade hub, serta mempertemukan sudah menerapkan sistem digital semua. Bagaimana
banyak pelaku usaha, sekaligus mengelola tagihannya. kami membantu mereka, bisnis-bisnis kecil ini menjadi
Bentuk tagihan itu kemudian akan dijual di Fundo yang digital platform. Ini kami bantu agar mereka juga bisa
merupakan gabungan dari marketplace dan IT system menjangkau penjualan lebih jauh, cepat, dan transparan
untuk mengelola trade dokumen berharga. Setelah serta mereka juga jadi beradaptasi diri terhadap
dikelola, semua bisnis yang bergabung akan mempunyai perkembangan teknologi.”
50 |
30/06/24 17.04
50-51 On Her Way.indd 50 30/06/24 17.04
50-51 On Her Way.indd 50