Page 129 - Teh DETE
P. 129
mereka bisa menggunakannya dan dipermudah dalam berbisnis. Salah
satunya adalah pengadaan barang produksi yang akan jauh lebih sulit,
jika dilakukan sendiri-sendiri. Contohnya adalah salah satu kedai makanan
yang bisa mendapat bahan baku dari sesama alumni yang ada di merek
kolektif ini. Hal tersebut tidak hanya menguntungkan pemilik kedai, tapi
juga para pelaku usaha yang menjual bahan baku.
SATU MEREK BERAGAM PRODUK
Di sisi lain, berbagai ide menarik juga dikembangkan oleh para pemilik
usaha. Dari satu konsep, misalnya pisang, tidak hanya buahnya saja yang
digunakan dan diracik menjadi keripik berbagai rasa, tapi juga kulitnya
bisa dijadikan pupuk. Selain itu, ada pula produk Sambal Daimata milik
Andri Ganamurti & Ondang Dahlia (alumni Fakultas Sastra Jerman Unpad).
Turut bergerak di bidang kuliner, sepasang anggota PBA ini menyediakan
sambal kemasan dengan merek Daimata dan kedai makanan online.
Tidak hanya makanan, produk fashion yang dibuat oleh anggota PBA
juga memiliki kualitas yang tidak main-main. Pada November 2020 lalu,
beberapa pegiat UMKM bekerja sama dengan Bank CIMB Niaga Syariah
menyelenggarakan ‘Digital Fashion Show’. Menampilkan berbagai produk
fashion, acara ini juga memberikan informasi dari beberapa narasumber
terkait bidang mode yang turut terkena dampak pandemi.
Merek kolektif Lupba juga meluncurkan Cafe Lupba, tempat makan
sekaligus hangout yang berlokasi di Gedung Graha Kadin Bandung,
Terinspirasi dari kata Lupa, Teh Dete
berharap ‘Lupba’ sebagai merek kolektif
akan mudah diingat orang.
115