Page 93 - Teh DETE
P. 93
dihadapkan dengan tantangan yang berat. Menteri Koperasi dan Usaha
Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki menyebutkan, terdapat 1785
koperasi yang terdampak ini. Kondisi ini berpengaruh pada kegiatan
usaha koperasi, turunnya penjualan, kekurangan modal, dan terhambatnya
urusan distribusi.
Namun, pandemi Covid-19 juga dapat menjadi momentum bagi
koperasi untuk membuktikan kiprahnya sebagai penyangga perekonomian
nasional. Koperasi bisa menjadi ‘Pahlawan Ekonomi’ di tengah ketidak
pastian ekonomi akibat pandemi. Di masa sekarang terdapat berbagai
tantangan yang dihadapi koperasi. Salah satunya adalah menurunnya
penjualan dan permintaan pasar. Kebijakan pemerintah untuk membatasi
pergerakan manusia saat pandemi, tentunya memukul kegiatan usaha
koperasi. Menurunnya permintaan pasar, terganggunya proses produksi
dan terhambatnya distribusi barang adalah berbagai konsekuensi logis
dari kondisi pandemi. Di satu sisi, transaksi perdagangan elektronik
mengalami peningkatan. Hal ini menjadi tantangan bagi koperasi untuk
bisa memanfaatkan, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi melalui
digitalisasi koperasi.
Metode penjualan koperasi juga dituntut mengikuti perkembangan
zaman. Transaksi jual beli konvensional yang biasa diterapkan,
mesti dilengkapi dengan model e-commerce. Selain untuk menjaga
keberlangsungan usaha, upaya tersebut juga membuktikan bahwa
koperasi bukanlah badan usaha yang ketinggalan zaman. Melalui
pemanfaatan teknologi informasi dapat memudahkan bisnis koperasi
untuk terhubung kepada konsumen, produsen, ataupun distributor.
Digitalisasi koperasi sendiri dilakukan untuk memudahkan transaksi jual-
beli di tengah pandemi Covid-19.
Tujuan digitalisasi bagi koperasi, yaitu membantu para pelaku UMKM
untuk memperluas jangkauan pemasaran dan meningkatkan usaha
melalui teknologi masa kini. Oleh sebab itu, kita perlu memperkenalkan
digitalisasi kepada UMKM sebagai solusi yang tepat. Meskipun, pelaku
79