Page 69 - Binder MO 228
P. 69
Soedjojono – dikenal sebagai Bapak Seni dinobatkan sebagai pelopor perpuisian
Rupa Moderen Indonesia dan Affandi – modern Indonesia – di sisi lain sebagai
Maestro Seni Lukis Indonesia. Di politik pelopor gerakan kesusastraan Angkatan
pergerakan, salah satunya Sutan Sjahrir,” ’45. Chairil menjadi orang yang penting
ungkap Manajer Program Seni Rupa dalam sejarah perkembangan bahasa dan
Salihara Art Center Ibrahim Soetomo. sastra Indonesia.
Lebih lanjut, Ibrahim memaparkan, Bahkan, karya-karya dari pria kelahiran
arsip yang ditampilkan dalam pameran Medan, 26 Juli 1922 tersebut juga telah
ini mayoritas dari PDS HB Jasin, yang diterjemahkan ke berbagai bahasa seperti
jumlahnya menyentuh ratusan, baik Inggris, Belanda, Jerman, Perancis dan
kliping koran, beragam catatan, hingga lain sebagainya.
buku-buku terbitan asli. Kurator Edukasi dan Gagasan
“Selain PDS HB Jasin, kami juga Komunitas Salihara, Zen Hae
bekerja sama dengan berbagai pihak mengatakan, puisi Chairil Anwar
mitos ‘Binatang Jalang’ yang melekat lainnya, seperti Mikke Susanto, dia merupakan pencapaian terbaik
pada dirinya. Namun, popularitas Chairil seorang kurator dan pengarsip seni rupa. dalam sastra Indonesia yang
tak bisa dilepaskan dari itu. “Kami Ada pula Soedjojono Center karena di menginspirasi perpuisian Indonesia
percaya penyair tidak berdiri sendiri,” sini kami menampilkan karya pelukis modern di generasi selanjutnya.
ungkap Cecil. Soedjojono yang satu generasi dengan “Puisi-puisi Chairil Anwar adalah
Menurut tim kurator, sosok Chairil Chairil,” imbuh Ibrahim. pencapaian terbaik sastra Indonesia
Anwar terletak pada penghormatan Dalam pameran ini, juga ditampilkan pada paruh pertama abad ke-20.
dan pembaharuannya atas tradisi yang esai Chairil berjudul “Hopla”, yang berisi Ditulis dengan bahasa Indonesia yang
dipilih. Sesuai dengan wawasan, bacaan, kritik terhadap Pujangga Baru yang modern dan segar, puisi-puisi Chairil
kepribadian, hasrat, dan situasinya. sebenarnya tidak memperlihatkan corak Anwar menjadi penanda penting,
Di sinilah, sambung Cecil, perayaan dan tidak memberikan perubahan bahkan semacam “cetak biru”, bagi
100 Tahun Chairil Anwar bisa berharga, apa-apa. Chairil merasa mereka masih perpuisian Indonesia modern masa
untuk memaknai ulang kontribusi sang setengah-setengah dalam menciptakan itu dan masa berikutnya, sampai
penyair kepada sastra Indonesia, serta suatu karya seni. hari ini. Chairil memperbaharui
mendekonstruksi mitos-mitos seputar Karya sastra pada masa Angkatan bahasa Indonesia sebagai bahasa sastra,
karya-karyanya. Pujangga Baru sangat terikat dengan membuat puisi Indonesia masa itu
Dalam semangat itulah pameran ini bentuk baku, seperti gurindam, menjadi berbeda dari puisi-puisi
hendak mengembalikan sang penyair seloka, pantun, mantra, talibun, dan sebelumnya atau yang sezaman,” Zen
kepada identitasnya yang hakiki, yakni lain sebagainya. Pujanga Baru dalam Hae menerangkan.
kata-katanya. menulis juga masih menggunakan Selain pameran arsip Chairil Anwar,
“Aku Berkisar Antara Mereka” bahasa Melayu yang mendayu-dayu. dalam Program 100 Tahun Chairil Anwar
tak hanya menyuguhkan berbagai Selain itu, dominasi kesenian Jepang juga dimeriahkan oleh sejumlah acara
karya Chairil Anwar saja. Tapi juga di Indonesia membuat Pujangga Baru yang berkaitan dengan Chairil Anwar.
memperlihatkan dimensi lain dalam tunduk dan patuh terhadap desain Mulai dari ceramah, diskusi berseri,
kesustraannya, misalnya peran HB Jassin, yang diukir Jepang untuk membantu debat sastra, pembacaan puisi, hingga
pengaruh penyair dunia pada sajak- propaganda pada Perang Dunia II. pameran arsip Chairil Anwar.
sajaknya, dan perdebatan tentang mana Maka pada saat itu pula Chairil “Rangkaian program Seratus Tahun
karya asli, saduran, maupun terjemahan. datang dengan karya-karyanya. Sejak Chairil Anwar ini dapat memahami lebih
Tak hanya itu saja, pameran ini kehadiran Chairil, sastra yang awalnya dalam terhadap sosok sang penyair itu
juga menampilkan hubungan antara terikat oleh bentuk aturan baku dan sendiri. Kami mengajak peserta
sang tokoh terhadap sumber inspirasi lebih condong menggunakan bahasa untuk bersama-sama menghidupkan
dari bidang agama, politik pergerakan, Melayu, berubah menjadi sastra yang kembali sang penyair lewat sajian
hingga seni rupa. bebas, tegas, dan lugas, serta mulai diskusi, perdebatan, serta pameran arsip
“Pameran arsip ini menampilkan menggunakan bahasa Indonesia yang akan karya-karya legendarisnya yang
tokoh-tokoh yang melingkupi Chairil merepresentasikan jati diri bangsa yang akan tetap hidup puluhan tahun ke
Anwar, antara lain di bidang seni rupa, S. sesungguhnya. Karena hal itu, Chairil depan,” pungkasnya. ■
| 69