Page 23 - Binder MO 237
P. 23

# EMPAT ALASAN MARAKNYA


                       EMIGRASI WNI KE SINGAPURA



                     Data Dirjen Imigrasi menujukkan        pergerakan yang cepat menjadi tuntutan bagi
                  lebih dari 3,900 WNI kini telah berganti   anak-anak muda di seluruh dunia, sekarang
                  kewarganegaraan ke Singapura sejak 2019. Ini   dan ke depan. Dalam konteks ini, Singapura
                  seiring dengan kebijakan negeri jiran tersebut   menjanjikan kemudahan mobilitas global,
                  yang berupaya mendongkrak populasi, dari   karena paspor Singapore yang merupakan
                  5 Juta menjadi 6,9 Juta di 2030. Sejumlah   terkuat kelima di dunia. Warga negara Singa
                  insentif diberikan oleh Singapura ke warga   tersebut bisa mengunjungi 127 negara di
                  negaranya yang memiliki anak. Tak hanya   dunia tanpa visa. Itu sama dengan bebas
                  itu, mereka juga mengundang belasan ribu   akses ke hampir seluruh negara di dunia! Ini
                  orang setiap tahun untuk menjadi warga    sangat jauh dengan paspor kita yang masih
                  negaranya. Tentu saja sebagai negara yang   banyak menunut Visa, sehingga tidak praktis.
                  mengandalkan services, Singapura sangat   Maka ini PR sesungguhnya bagi pemerintah
                  selektif terhadap warga asing yang akan   (tak hanya Imigrasi) untuk meningkatkan
                  diberikan kewarganegaraan. Umumnya        image negara kita selevel dengan negara-
                  mereka yang masih muda dan memiliki       negara maju lainnya. Memang tidak mudah,
                  skill tertentu. Ini kabar baik buat Singapura,   tetapi itu bisa dimulai dari komitmen   Oleh: Zaenal A Budiyono
                  namun mimpi buruk bagi negara-negara      penyelenggaraan negara yang bersih, bebas   (Direktur Eksekutif Developing
                  tetangga, termasuk Indonesia. Dari data   korupsi, birokrasi efisien, sehingga dengan   Countries Studies Center (DCSC),
                  di atas, kita bisa pastikan bahwa WNI yang   sendirinya akan meningkatkan kepercayaan   Jakarta. / www.dcsc.asia)
                  beralih ke Singapura adalah mereka yang   negara lain terhadap Indonesia.
                  memiliki kemampuan tertentu. Istilahnya high   Keempat, sikap sejumlah pejabat
                  quality talent. Lalu mengapa situasi ini terjadi?  Indonesia yang terkesan santai melihat
                     Pertama, bagi Generasi milenial dan    fenomena ini sangat mengecewakan.
                  Gen-Z, global village merupakan grammar   Memang perpindahan kewarganegaraan
                  yang menjadi keniscayaan untuk masa depan.   adalah hak masing-masing individu. Tetapi
                  Mereka percaya bahwa dunia ini milik bersama,   bagi pemerintah itu adalah peringatan,
                  dan semua orang yang memiliki kemampuan,   bahwa ada yang kurang pas dalam
                  berhak untuk tinggal di mana pun. Tidak ada   penyelenggaraan negara sehingga para
                  yang salah dengan pemikiran tersebut, justru   talenta terbaik terbang ke negara lain.
                  ini harus menjadi tantangan bagi pemerintah   Pasalnya kita bisa membangun infrastruktur
                  untuk melakukan inovasi dan berpikir out of   dengan mudah, namun sulit untuk
                  the box, agar para talenta hebat tersebut bisa   menghasilkan SDM-SDM berkulaitas. Karena
                  membawa manfaat bagi negara.              SDM dan talenta hebat membutuhkan proses
                     Kedua, mereka juga tidak bisa dikatakan   yang lama. Saat mereka sudah jadi, tiba-tiba
                  tidak nasionalis, karena tafsir nasionalisme   terbang ke negara lain, ini harus “dicegah”,
                  masa kini sangat berbeda dengan era pasca   tentu bukan lewat paksaan, melainkan
                  perang dingin. Nasionalisme kini lebih    melalui peningkatan kualitas birokrasi,
                  dimaknai oleh anak-anak muda sebagai      living standard, fasilitas publik, plus good
                  apa yang bisa mereka lakukan untuk        governance, sehingga mereka nyaman hidup
                  negaranya. Dan, bagaimana agar mereka     disini. Jika sikap pejabat pemerintah masih
                  tidak membebani negara. Dalam konteks     business as usual, maka mungkin puluhan
                  yang kedua, ketika fasilitas, gaji dan reward di   ribu angkatan produktif kita akan terbang
                  dalam negeri masih minim, sementara talenta   ke negara-negara tetangga di tahun-tahun
                  mereka bisa bersaing di regional, maka    mendatang. Kuncinya, kita harus melihat
                  mereka berpikir untuk mencari penghasilan   isu ini dari kacamata krisis, lalu bagaimana
                  dari luar, dan tidak membebani negara.    menyelesaikan krisis tersebut dengan
                     Ketiga, kemudahan mobilitas, karena    sungguh-sungguh, bukan business as usual.


                                                                                                                            |  23
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28