Page 51 - Binder MO 257-013-Tahun ke-20 (1)
P. 51

reenwashing makin sering      ketimbang melakukan perubahan nyata,   lingkungan dan konsumen, belum
                     terlihat seiring meningkatnya   harapan untuk mengurangi kerusakan   ada aturan spesifik yang mengatur
              G kesadaran masyarakat akan          lingkungan semakin menjauh. energi   praktik ini. Oleh karena itu, peran aktif
              isu lingkungan. Istilah ini merujuk pada   dan dana yang seharusnya digunakan   konsumen menjadi sangat penting.
              praktik perusahaan yang menciptakan   untuk inovasi berkelanjutan terbuang   edukasi mengenai greenwashing
              citra seolah-olah produk atau layanan   untuk menciptakan ilusi ramah     dan kesadaran terhadap klaim ramah
              mereka ramah lingkungan, padahal     lingkungan. Praktik ini juga merugikan   lingkungan perlu ditingkatkan agar
              kenyataannya tidak mendukung klaim   perusahaan yang benar-benar          konsumen dapat membuat keputusan
              tersebut. Menurut pengusaha sekaligus   berinvestasi dalam keberlanjutan, karena   yang lebih bijaksana.
              penulis toby Heaps dan John elkington,   mereka harus bersaing dengan yang   Masyarakat yang kritis dan teredukasi
              banyak perusahaan menggunakan label   hanya berfokus pada citra.          akan lebih mampu mempertanyakan
              mengedepankan kesan “hijau” tanpa       Secara psikologis, dampak         klaim perusahaan. Selain itu, regulasi
              memberikan bukti nyata mengenai      greenwashing juga dapat berpengaruh   yang lebih tegas dan spesifik tentang
              dampak lingkungan dari produk mereka.  pada perilaku konsumen. Banyak yang   pelabelan produk sangat diperlukan.
                 tren hidup berkelanjutan          merasa sudah berkontribusi pada      dengan begitu, harapan untuk melihat
              mendorong konsumen untuk lebih       lingkungan dengan membeli produk     perubahan nyata dalam praktik bisnis
              memperhatikan pilihan produk.        “hijau,” sehingga kehilangan motivasi   yang berkelanjutan menjadi lebih
              Namun, tidak sedikit yang terjebak   untuk mengubah kebiasaan lain yang   mungkin terwujud.
              dalam jebakan greenwashing, ketika   lebih berdampak. Langkah-langkah        dalam menghadapi tantangan ini,
              produk berlabel “alami” atau “organik”   kecil yang dianggap ramah lingkungan   pengusaha perlu memahami bahwa
              seringnya hanya gimmick pemasaran.   ini dapat mengaburkan masalah lebih   keberlanjutan bukan hanya sekadar
              Sebuah produk mungkin hanya          besar, seperti polusi plastik dan emisi   citra. Upaya nyata untuk menjaga
              mengganti kemasan dengan bahan       karbon yang terus meningkat.         lingkungan harus menjadi bagian dari
              daur ulang, tetapi proses produksinya   di Indonesia, regulasi mengenai   strategi bisnis. Keberlanjutan yang
              tetap menghasilkan limbah dan        greenwashing masih tergolong lemah.   sesungguhnya tidak hanya memberi
              emisi tinggi. Akibatnya, konsumen    Greenwashing masih cukup leluasa     manfaat bagi lingkungan, tetapi juga
              mendapatkan kesan bahwa perusahaan   terjadi karena aturan mengenai klaim   membangun reputasi dan kepercayaan
              telah mengambil langkah besar untuk   lingkungan yang digunakan perusahaan   jangka panjang di mata konsumen,
              menjaga lingkungan, padahal dampak   tidak selalu ketat. Meskipun beberapa   sehingga industri dapat berkontribusi
              yang dihasilkan tidak signifikan.    ketentuan dalam Undang-Undang No.    lebih signifikan dalam melawan krisis
                 riset terbaru dari reprisk        32 tahun 2009 ada untuk melindungi   lingkungan yang semakin mendesak. n
              menunjukkan besarnya masalah ini.
              dari September 2022 hingga September
              2023, greenwashing meningkat 35%,
              sektor perbankan dan keuangan
              mengalami lonjakan hingga 70%.
              Menariknya, satu dari empat risiko
              terkait eSG (environmental, Social, and
              Governance) berkaitan dengan klaim
              lingkungan yang menyesatkan. Selain
              itu, 31% perusahaan publik yang terlibat
              dalam praktik ini juga melakukan social
              washing, menunjukkan tren klaim
              menyesatkan yang meluas dalam
              konteks isu sosial dan lingkungan. Hal
              ini menimbulkan risiko serius bagi
              perusahaan, termasuk pengawasan
              ketat dari regulator dan kerusakan
              reputasi yang sulit dipulihkan.
                 Praktik greenwashing tidak hanya
              membingungkan konsumen, tetapi
              juga menghambat upaya kolektif untuk
              mengatasi krisis lingkungan. Ketika
              perusahaan lebih fokus pada citra hijau


                                                                                                                        |  51
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56