Page 71 - Binder MO 261-017-Tahun ke-20 (1)
P. 71
elain kelezatan kuliner yang khas, dan kemakmuran. Tidak hanya itu,
Thailand, yang sering disebut cahaya dari lampion juga dipercaya
S Negeri Gajah Putih, juga memiliki bisa menghilangkan nasib buruk dan
festival budaya yang unik dan sayang kemalangan di masa mendatang. Saat
untuk dilewatkan. Salah satu yang lentera perlahan terbang ke langit,
paling menarik adalah Yee Peng, sebuah hal itu dipandang sebagai cara untuk
perayaan tahunan yang selalu berhasil melepaskan kekhawatiran dan energi
menghadirkan pesona langit malam negatif.
yang dipenuhi ribuan lampion. Lampion- Satu minggu sebelum Festival
lampion tersebut memancarkan cahaya Yi Peng berlangsung, masyarakat
lembut yang menenangkan mata, umumnya sudah mulai memeriahkan
menciptakan pemandangan yang suasana di sekitar rumahnya dengan
begitu memukau. Nama Yee Peng memasang berbagai lampion warna
sendiri berasal dari kata “Yi” yang berarti warni. Berlangsung di kota Chiang Mai,
dua dan “Peng” yang berarti bulan Yi Peng Festival umumnya berlangsung
purnama, menggambarkan waktu bersamaan dengan tradisi Loy Krathong,
pelaksanaannya, yaitu pada malam menghasilkan kombinasi menawan
bulan purnama di bulan kedua belas antara lentera sungai dan lampion
dalam kalender lunar. Dikenal juga yang beterbangan di langit malam.
sebagai “Festival Cahaya” atau “Festival Tidak hanya menyaksikan keindahan
Lan Na”, tradisi ini bermula pada abad dari lampion-lampion yang bertebaran
ke-13 di Kerajaan Lan Na, yang kini hampir di setiap sudut kota, kita juga
menjadi bagian dari Thailand. bisa menyaksikan berbagai atraksi
Di awal kemunculannya, Yee menarik. Seperti tari-tarian tradisional,
Peng merupakan sebuah perayaan hingga parade yang berlangsung di
kuno yang diadaptasi dari asal usul jalan-jalan utama kota.
Brahmana dan erat kaitannya dengan Setelah menikmati berbagai
budaya Kerajaan Lan Na Thailand perayaan dan prosesi yang berlangsung
Utara. Budaya ini didasarkan pada adat meriah selama Yee Peng Festival,
istiadat Buddha dan Hindu pada masa rasanya kurang lengkap jika tidak
itu. Tradisi ini biasa dilakukan sebagai mencoba untuk memanjakan lidah
tanda berakhirnya musim badai dan dengan berbagai penganan khas yang
berangin serta memasuki musim dingin. tersedia. Salah satu hidangan yang
Pada pelaksanaannya, mereka tidak wajib dicicipi adalah Yam Nua, selain
hanya membuat ribuan lampion, tapi Tom Yam yang sudah mendunia. Yam
puluhan lilin dan lampu juga dinyalakan. Nua adalah hidangan yang terbuat dari
Cahaya-cahaya indah tersebut kemudian daging sapi yang telah dipanggang
ditempatkan di pintu masuk toko, dengan sempurna hingga mencapai
rumah, dan kuil. kematangan yang ideal. Daging sapi
Menurut kepercayaan masyarakat tersebut kemudian diiris tipis-tipis dan
setempat, membuat lampu atau disajikan dengan cita rasa yang khas,
menyumbangkannya ke rumah ibadah, perpaduan antara rasa asam dan pedas
hingga tempat-tempat suci merupakan yang menggugah selera. Selain itu,
salah satu cara untuk mendapatkan irisan daging sapi ini juga dicampur
pahala. Pancaran cahaya dari lilin dan dengan beragam sayuran segar yang
lampion selalu dianggap penting dalam memberikan rasa dan tekstur yang
budaya Buddha, karena melambangkan menyegarkan, seperti bawang merah
transisi atau perjalanan penuh cahaya yang tipis, potongan tomat yang juicy,
menuju masa depan yang lebih indah. dan daun ketumbar yang harum,
Proses melepaskan lentera ke langit menjadikan hidangan ini semakin lezat
pun diyakini membawa keberuntungan dan sempurna. n
| 71