Page 64 - Binder WO 091
P. 64
HE'S
THOMAS OLOAN SIREGAR
MANAGING PARTNER SHM PARTNERSHIP
Melakukan yang Terbaik
DAN SEPENUH HATI
Naskah: Gia Putri Foto: Sutanto
FIRMA HUKUM INI MERAIH PENGHARGAAN LAW FIRM
DENGAN KASUS IPO TERBANYAK PADA TAHUN 2020
SERTA MASUK DAFTAR 100 BESAR KANTOR HUKUM
TERBAIK DI INDONESIA.
ak pernah tebersit dibenak Thomas Oloan Hampir dua dekade, SHM Partnership tetap berkibar,
Siregar untuk terjun ke dunia hukum. bahkan berkat reputasi positif yang dijaga, firma
Bahkan, dia sempat bercita-cita menjadi hukum ini meraih penghargaan law firm dengan kasus
T seorang akuntan, sehingga selepas IPO terbanyak pada tahun 2020 serta masuk daftar 100
lulus bangku sekolah menengah atas, dia memilih besar kantor hukum terbaik di Indonesia.
melanjutkan pendidikan di Universitas Udayana, Bali,
Jurusan Akuntasi. Tapi, setahun berselang, tepatnya BERTAHAN DARI GEMPURAN PANDEMI
pada tahun 1992, dia mencoba peruntungan lain. “Saya bersyukur di tengah pandemi Covid-19, kami
“Saya mengikuti tes UMPTN dan berhasil diterima di tetap dapat beracara. Memang tantangannya lebih
Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Jujur, kala itu besar, apalagi ketika pemerintah memberlakukan
saya belum tahu gambaran tentang hukum. Namun, kebijakan pembatasan sosial berskala besar, sehingga
orangtua mendorong untuk mencoba menjalaninya. komunikasi dengan klien tidak bisa dilakukan secara
Setelah mempelajarinya, malah tumbuh ketertarikan tatap muka. Sementara, proses-proses beracara,
terhadap dunia hukum,” ungkapnya. khususnya perdata tetap berjalan dan kita harus hadir
Lulus tahun 1997, Thomas tak lantas bekerja di di pengadilan. Saya bersyukur, kami bisa melewati itu,”
bidang hukum, dia memulai sebagai bankir di Bank ungkap ayah dua anak ini.
Danamon. Namun, baru setengah tahun, dia merasa Thomas juga memaparkan strategi lainnya untuk
jiwanya bukan di perbankan dan memutuskan untuk bertahan di tengah krisis, yakni harus memahami
beralih profesi menjadi lawyer di firma hukum Dewi posisi klien. “Masa pandemi ini kami tidak kekurangan
Soeharto & Rekan. “Lalu pada 2000, saya diajak oleh kerjaan, tetapi kami harus sadari ini berdampak pada
teman, Hermawan Pamungkas untuk bergabung kemampuan klien dalam membayar. Kami tidak ingin
di firma hukumya. Pada 2003, saya memutuskan hubungan dengan klien hanya saat senangnya saja.
untuk mendirikan firma hukum sendiri, yakni SHM Kami harus memahami ketika kondisi klien sulit dan
Partnership,” papar pria berdarah Batak ini. tetap membantu dengan sepenuh hati. Walaupun
64 |