Page 55 - Binder WO 096
P. 55
bertemu orang-orang lain yang makin membuatnya Supaya para visitor yang datang melalui website dapat
yakin dengan pilihannya. Hingga dia bertemu dengan memahami proses artisanal produk yang dibuat dari
petani sutra yang sedang berjuang untuk berbudidaya hulu ke hilir. Naik kelas menjadi target Melie berikutnya
sutra eri di Purwodadi. Dia melihat mereka memang untuk KaIND. Kerja kerasnya membuahkan hasil
belum mengarah ke artisanal product. Di situlah peran dengan menyabet juara pertama program akselerasi
Kaind untuk pelan-pelan, step by step, mengarahkan bisnis Pengusaha Muda BRILian (PMB) 2022 yang
hasil panen maupun teknik budidaya mereka. Sampai diadakan Bank Rakyat Indonesia. Selama hampir tiga
akhirnya benang mereka bisa ditenun menjadi kain bulan masa inkubasi dia terus konsisten mengikuti
yang bisa menjadi busana. Pendampingan KaIND jadwal online mentoring, bahkan di akhir pekan
kemudian mendorong lahirnya satu wadah koperasi sekalipun. “Konsistensi, tekad, dan niat kuat harus
bernama koperasi Kupu Sutera. kita pertahankan. Banyak sekali ilmu dan insight
“Pendampingan juga kami lakukan dari segi yang bisa saya dapatkan hingga program berakhir
perluasan market. Misalkan, KaIND ada pameran Desember lalu. Asalkan kita bisa mengambil sisi
di Jakarta, kami akan membawa perwakilan dari positifnya, jangan dilihat lelahnya. Anggap ini adalah
koperasi Kupu Sutera untuk hadir, sehingga bisa ilmu yang berharga diberikan secara gratis, untuk
memperkenalkan wadah dan petani mereka, agar menaikkan brand kita supaya bisa naik kelas,” tukas
marketnya bisa terbuka lebih luas lagi,” kata anak pengusaha yang sudah memasarkan produknya ke
kedua dari tiga bersaudara ini. mancanegara ini melalui website-nya.
Tak hanya itu, dalam mengeksplorasi motif khas Menjalankan prinsip inklusif, Melie menekankan
Pasuruan, Melie menjadikannya lebih kekinian. Dia pentingnya kolaborasi lintas industri, baik di bidang
ingin mengubah pandangan anak-anak muda yang fashion, non-fashion, atau B2B maupun B2C. KaIND
beranggapan bahwa kain tenun itu panas, gatal, bahkan sempat dipercaya untuk menyediakan suvenir
dan tidak nyaman. Dia pun melakukan percobaan pada hajatan G20 di Bali tahun lalu. Kolaborasi tidak
menggunakan bahan organik biodegradable dari serat- hanya bertujuan meningkatkan omset, melainkan
serat alami yang banyak terdapat di Tanah Air. juga memperluas awareness akan sustainable fashion,
“Indonesia kaya akan serat alami, seperti serat melalui cross branding dengan customer base brand
katun, rami, atau rayon. Semua serat lokal ini jika lain. Dengan demikian akan tercipta sinergi dengan
dikombinasikan dengan serat sutra eri bisa menjadi industri lain dalam meningkatkan eksposur tentang
satu produk yang memang dibutuhkan oleh segala hal yang berkaitan dengan sustainability.
masyarakat. Pelaku fashion, designer, perhotelan, Dia berbagi empat komponen krusial yang
industri bank, semuanya membutuhkan fashion. It’s dipercayai dalam menjalankan usahanya. Pertama,
very wearable dan cocok untuk dipakai dalam produk purpose atau tujuan, sehingga mempunyai dorongan
fashion, karena nyaman dipakai,” tuturnya. untuk terus tumbuh. Selanjutnya, people, yakni orang
yang bisa diajak kerja sama untuk membesarkan
TUMBUH BESAR BERSAMA brand. KaIND saat ini sudah bisa autopilot, meskipun
Bermodal Rp50 juta rupiah, Melie memanfaatkannya workshop ada di Pasuruan dan dia ada di Jakarta,
untuk eksplorasi produk, trial & error, hingga biaya misalnya. Selanjutnya adalah planet. Bagaimana
operasional untuk memperkenalkan produk ke usaha yang dilakukan bisa menjaga sustainability-nya.
pasar. Mulai dari lingkaran terdekat, seperti teman “Tentu kita harus mempunyai praktik usaha yang etis
dan keluarga, dia lalu memutuskan untuk membuat dan ramah lingkungan. Termasuk memperhatikan
website, agar menjangkau pasar yang lebih luas. limbahnya, ethical waste-nya, dan terakhir baru
Menyasar pembeli dari Jakarta dan Bali, tampilan memikirkan profit untuk menjaga keberlangsungan
situs dibuatnya sebagus dan seprofesional mungkin. usaha kita,” pungkas Melie menutup pembicaraan
Mulai dari foto, storytelling, video sampai prosesnya. dengan Women’s Obsession.
| 55