Page 72 - Binder WO 103 (1)
P. 72

ART
               TALK







               SI MANIS ARIYAH

               DAN AROMA KAYU MANIS
               BUATAN KARIM





               Naskah: Indah Kurniasih Foto: Dok. Titimangsa

               ADA ISU SOSIAL YANG INGIN DIANGKAT
               SEBAGAI SALAH SATU HAL YANG MASIH
               MERESAHKAN HINGGA SAAT INI, YAKNI

               PEREMPUAN DAN PREMANISME.


                                             engangkat tema legenda urban ‘Si
                                             Manis Jembatan Ancol’, Titimangsa
                                             bersama Bakti Budaya Djarum
                                M Foundation sukses membawa kisah
                                ini ke atas panggung teater. Bertajuk ‘Ariyah Dari
                                Jembatan Ancol’ cerita ini dikenal oleh hampir seluruh
                                masyarakat Jakarta sejak abad ke-19. Kisah ini beredar
                                dengan banyak versi. Namun, di antara sekian banyak
                                persamaan, satu hal yang tidak berubah adalah nama
                                sang tokoh utama, Ariyah.
                                   Dikisahkan, Ariyah (Chelsea Islan) terpaksa
                                menjadikan dirinya sebagai jaminan atas utang yang
                                dimiliki ibunya, Mak Sabilah (Ririn Ekawati) kepada
                                Juragan Tambas (Ario Bayu) seorang saudagar
                                kaya raya di kampungnya. Mengetahui bahwa
                                Ariyah bersedia menjadi istri mudanya jika tidak
                                mampu membayar utang, sang juragan sengaja
                                melambungkan bunga utang mereka.
                                   Hal ini pun mendapat penolakan dari kekasih
                                Ariyah, Karim (Gusty Pratama). Dia berusaha
                                membantu membayar utang tersebut dengan
                                menghadap langsung ke rumah Juragan Tambas.
                                Sayang, kejadian nahas justru terjadi dan akhirnya
                                merenggut nyawa Ariyah dan sang kekasih. Jasad
                                Ariyah dibuang di jembatan Ancol, sementara mayat
                                Karim tidak diketahui keberadaannya.
                                   Berbeda dengan pertunjukan yang biasanya
                                menyajikan satu latar waktu, ‘Ariyah Dari Jembatan
                                Ancol’ dibawakan dengan dua latar berbeda, yakni
                                masa lalu saat Ariyah masih hidup dan masa kini.
                                Pada masa kini, roh Ariyah yang gentayangan mencari



               72   |                                                                                                                                                                                                                                        |  73
   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77