Page 70 - Binder WO 115-005-Tahun ke-10 (1)
P. 70

CULTURE
               FESTIVE















































                      HENINGNYA KIRAB MALAM

                      SATU SURO







                      Naskah: Indah Kurniasih | Foto: Istimewa




                              idak hanya menyuguhkan pemandangan alam    Kyai Slamet yang menjadi ikon utama. Kerbau-kerbau
                              nan elok, Tanah Jawa memiliki berbagai tradisi   yang mengikuti kirab ini bukanlah kerbau sembarangan,
                              yang masih dijaga hingga saat ini. Salah satunya   karena mereka merupakan keturunan dari hewan
                      T adalah Malam Satu Suro atau hari pertama         kesayangan Pakubuwono II. Secara turun-temurun,
                      dalam penanggalan Jawa di bulan Suro dan bertepatan   kebo bule menjadi cucuk lampah (pengawal) pusaka
                      dengan 1 Muharram dalam kalender Hijriah. Penyebutan   keraton. Dikenal dengan nama Kyai Slamet, konon,
                      kata “suro” bagi orang Jawa merujuk pada bulan Muharam.   nama ini diambil dari salah satu pusaka berupa tombak
                      Kata tersebut berasal dari kata “Asyura” dalam bahasa Arab   milik Keraton Solo. Benda tersebut sering dibawa oleh
                      dan dicetuskan oleh pemimpin Kerajaan Mataram Islam,   Pakubuwono X saat berkeliling tembok Baluwarti setiap
                      yakni Sultan Agung. Dalam pelaksanaannya, Malam Satu   Selasa dan Jumat Kliwon. Selain mengemban pusaka,
                      Suro dipercaya berasal dari kebiasaan Raja Pakubuwono X   kebo bule juga selalu setia mengikuti Pakubuwono
                      yang memerintah dari tahun 1893 hingga 1939.       X dari belakang. Menurut kepercayaan masyarakat
                         Perayaan Malam Satu Suro tidak bisa dilepaskan   setempat, kehadiran Kebo bule membawa anugerah
                      dengan kehadiran kerbau bule atau kebo bule bernama   dan keselamatan yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa.



               70   |                                                                                                                                                                                                                                        |  71




                                                                                                                              31/07/24   20.37
       70-71 Culture Festive.indd   70                                                                                        31/07/24   20.37
       70-71 Culture Festive.indd   70
   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75