Page 35 - Binder WO 120-010-Tahun ke-10 (1)
P. 35
Pertunjukan persembahan Titimangsa Foundation MENJAGA WARISAN BUDAYA LOKAL
dengan Happy sebagai produser dan pemeran Inggit Saat membuat buku biografi Desak Nyoman Suarti berjudul
Garnasih ini mengungkapkan bahwa Inggit adalah sosok The Warrior Daughter, Happy melihat betapa kayanya
penting dan saksi berbagai peristiwa masa perjuangan motif-motif leluhur Indonesia. Namun, banyak orang yang
yang dilalui oleh para tokoh pendiri bangsa ini. Dia menghakpatenkan dan mengambil keuntungan pribadi
menebarkan spirit tentang kejujuran dan cerminan menjualnya ke luar negeri, sementara harusnya market
kedalaman perasaan seorang perempuan. Titimangsa perhiasan khas Indonesia berjaya di negeri sendiri.
Foundation didirikan oleh Happy Salma bersama Yulia Dalam kegiatan menulis buku yang mendalami
Evina Bhara pada Oktober 2007 dengan dasar pemikiran motif-motif perhiasan Indonesia ini, dia bertemu dengan
dan kecintaan pada sastra Indonesia. Sebagai sebuah sahabatnya Dewi Sri Luce, putri dari Suarti dan mengajak
wadah, Titimangsa Foundation telah berproses selama bekerja sama bergabung membesarkan Tulola pada
17 tahun berupaya menghidupkan dan menggelorakan tahun 2010. Dengan latar belakang seni dan pengetahuan
karya-karya sastra, kepenulisan, maupun seni pertunjukan mendalam tentang budaya, perempuan yang suka dengan
(teater), di Tanah Air. perhiasan emas ini pun mulai menjelajahi dunia perhiasan
Selain itu, Titimangsa Foundation menghadirkan klasik yang memancarkan keindahan tradisional. Happy
berbagai kelas mulai dari kelas desain panggung, kostum, berperan sebagai konseptor desain, sementara Sri yang
menulis naskah drama, menulis resensi pertunjukan, mewujudkan konsep tersebut dengan bantuan para
manajemen produksi, manajemen panggung, akting, perajin lokal yang berada di Bali.
hingga festival kelas (workshop, diskusi, dan pertunjukan). Tidak hanya mereka berdua, istri dari Nadiem Makarim
Untuk menambah wawasan para peserta yang memiliki yaitu Franka Franklin turut bergabung di Tulola sebagai
minat tinggi dalam dunia seni pertunjukan. Titimangsa co-founder, sekaligus mendapatkan amanah untuk
Foundation adalah yayasan nirlaba yang bergerak di mengembang bisnis ritel Tulola. Di tengah gempuran tren
bidang budaya, khususnya menghidupkan karya sastra aksesori modern, Tulola tidak hanya menawarkan karya yang
ke dalam seni pertunjukan. Tercatat sejak tahun 2006 indah, tetapi juga memiliki misi untuk memajukan kerajinan
hingga 2023, yayasan ini sudah mementaskan kurang lebih tangan lokal, berusaha menjaga kualitas produk, dan
sebanyak 63 produksi yang sebagian besar merupakan alih menciptakan desain menarik, termasuk untuk anak muda.
wahana dari karya sastra menjadi bentuk lain. Sepanjang Perempuan yang senang membatik ini menjelaskan,
perjalanannya, Titimangsa Foundation telah bekerja “Tantangannya dalam bisnis perhiasan ini adalah kami
dengan seniman kolaborator lintas media dan profesi. harus konsisten dalam berkarya, tetap mempertahankan
Happy melanjutkan, “Kami mencari bibit-bibit baru idealisme kami, yaitu menjaga warisan budaya dan
dalam manajemen pertunjukan atau siapa saja yang
tertarik pada bidang ini, karena menurut saya industri
seni sangat bertumbuh di Indonesia. Orang-orang
berbakat banyak sekali di sini, tapi kekurangannya adalah
bagaimana mereka bisa me-manage seni pertunjukan __________
tersebut. Jadi, selama lima tahun kegiatan tersebut masih
terus kami lakukan. Untuk tahun depan, saya masih KOLABORASI INI DIHARAPKAN
mempertimbangkannya, karena dalam lima tahun ini kita MENJADI INSPIRASI UNTUK
sudah menemukan banyak sekali orang-orang berbakat MENGEMBANGKAN POTENSI SENI
dan apa langkah selanjutnya akan kami review kembali. DAN BUDAYA, SERTA MEMPERKUAT
Agar semua yang pernah berkolaborasi dan mengikut kelas
kami menemukan pekerjaan atau kegiatan di dalam dunia INDONESIA SEBAGAI PUSAT EKONOMI
panggung yang mereka inginkan.” KREATIF BERBASIS WARISAN BUDAYA.
| 35
04/12/24 11.09
30-37, womens story happy.indd 35 04/12/24 11.09
30-37, womens story happy.indd 35