Page 53 - Binder MO 251-007-Tahun ke-20
P. 53

“Pameran ini bukan sekadar ajang silaturahmi atau
                  nostalgia. Namun, bisa membangkitkan spirit berkarya,
                  berinovasi, dan berpameran lagi untuk mewarnai

                  perkembangan Seni Rupa Tanah Air.”



                         entara Budaya Yogyakarta      Komunitas L76 untuk merajut kembali   dan Drs. Wardoyo Sugianto. Melalui
                         kembali menggelar pameran     persahabatan mulai tampak. Mereka    acara ini, merupakan upaya angkatan
                  B seni lukis yang kali ini           pun bersepakat untuk menggelar       L76 untuk memberikan fakta sejarah
                  menggandeng Komunitas L76 (Lukis     pameran lukisan bersama.             kepada masyarakat seni tentang riwayat
                  Angkatan 76). Menyuguhkan karya dari    Namun, ternyata tak semudah       berdirinya ASRI di tahun 1950 yang
                  24 perupa yang pernah belajar di STSRI   membalikkan telapak tangan. Banyak   sampai saat masih kelabu.
                  ASRI’76.                             halang rintang yang menghadang,         Menutup pembicaraan, Lingga
                     Pameran tersebut mengetengahkan   terlebih setiap anggotanya terdiri   berharap, melalui pameran ini tidak
                  kebersamaan, persaudaraan dalam      dari beragam latar profesi, memang   sekadar menjadi ajang silaturahmi atau
                  sebuah gerakan yang menyuarakan      mayoritas pelukis, tetapi ada pula yang   nostalgia. Namun, bisa membangkitkan
                  keberagaman. Pemaknaan tersebut      menjadi PNS, TNI, guru, pegawai swasta,   spirit berkarya, berinovasi, dan
                  termanifestasi dalam tajuk Pameran   hingga tak sedikit yang sudah purna   berpameran lagi untuk mewarnai
                  “GRENG’76”.                          tugas alias pensiun.                 perkembangan Seni Rupa Tanah Air. “Usia
                     Akbar Linggaprana selaku perwakilan   Namun, rupanya ada satu kesamaan   boleh bertambah, tetapi kreativitas dan
                  dari Komunitas L76 menuturkan,       yang masih mereka miliki, yakni jiwa seni   spirit untuk melakukan inovasi tak boleh
                  “Greng” dalam bahasa Jawa memiliki   rupa. Semangat inilah yang mendorong   mati,” pungkas pria ramah tersebut. n
                  arti getaran yang kuat, atau semacam   mereka untuk tetap berkarya. Tak hanya
                  sensasi/daya pikat yang dirasakan saat   sekadar reunian semata, angkatan L76
                  kita berinteraksi dengan sesuatu yang   ini paling tidak bisa mewakili seni rupa
                  memikat. Ketika getaran itu demikian   angkatan 1980-an yang merupakan              24 seniman yang
                  kuat, sensasinya bisa menyentak mirip   mata rantai perkembangan seni rupa di     meramaikan Pameran
                  terkena setrum listrik.              ASRI dan Yogyakarta sebagai “ibu kota”        “GRENG’76” adalah:
                     Istilah “Greng”, sambungnya, sempat   Seni Rupa Indonesia.                        AB Dwiantoro,
                  populer di lingkungan Sekolah Tinggi Seni   Seni itu hidup dan berkembang          Akbar Linggaprana,
                  Rupa lndonesia (STSRI ASRI) Yogyakarta   demikian juga dengan seni yang               Akmal Syarif,
                  pada tahun 1970an. Sejumlah dosen seni   ditekuni komunitas L76, ada yang tetap       Amdo Brada,
                  di kampus yang kini bernama lnstitut Seni   bertahan dengan gaya atau genre yang   Bambang Hidayatun,
                  lndonesia (lSl) itu menggunakan idiom   dianutnya sejak 40 tahun, ada yang         Bambang Sudarto,
                  tersebut untuk menyebut karya seni para   sedikit berubah gaya seninya, dan ada    Bambang SW, Budi
                  mahasiswa yang dianggap bagus.       yang berubah total dalam gaya serta                Waluyo,
                     “Salah satu dosen yang seringkali   pilihan seni rupanya. “Itu semua sah-        Dyan Anggraini,
                  menggunakan istilah itu adalah Widayat   sah saja dalam perjalanan seni seorang      Eko AB Umar,
                  (1919-2002), Dia merupakan mahasiswa   perupa. Demikian kondisi kami saat ini        Gatut Suwito,
                  angkatan pertama ASRl yang lulus tahun   dengan kata lain seperti Bunga Rampai       Haris Purnomo,
                  1954 dan menjadi pelukis dan pengajar   yang menawan, berwarna-warni, indah         Helmy Azeharie,
                  di ASRl. Sejumlah murid atau sahabat   dipandang mata dan menurut kami                 Hermanu,
                  Widayat seperti kolektor asal Magelang   karya-karya ini bisa menimbulkan            Joseph Raharjo,
                  Oei Hong Djien (OHD) juga sering     GRENG atau getaran jiwa,” ungkapnya.          Mangkok Sugiyanto,
                  mengungkapkan kata “Greng” untuk        Menariknya lagi, dalam pameran ini          Sanen Suryanto,
                  mengapresiasi lukisan-lukisan yang   juga diadakan serangkaian acara, yaitu         Swis Sembiring,
                  memikat hatinya,” terang Lingga.     bincang-bincang tentang sejarah ASRI,           Syaiful Adnan,
                     Lebih lanjut Lingga mengisahkan,   mengenai Tokoh Perintis ASRI – RM            Umbu L.P. Tanggela,
                  tahun 1980-an, angkatannya mulai     Djajeng Asmoro dan perjuangannya              Wahyudi Nugroho,
                  tersebar di segala penjuru Indonesia,   merintis Asri, namun terlupakan.              Yana Surya,
                  entah lulus atau tidak, bagai burung    Angkatan L76 mempunyai data dan             Yantje Yohanes M,
                  yang mencari kehidupannya masing-    foto aslinya, acara tersebut dibedah oleh      dan Zainal Arifin.
                  masing. Pada 2023 lalu, upaya        sejarawan UGM, Dr. Sri Margana M.Hum


                                                                                                                            |  53
   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58