Page 41 - Binder WO 091
P. 41
innie Yamashita Rolindrawan Pada tahun 2021, Winnie meraih rekognisi internasional
memutuskan untuk terjun di bidang dari Who’s Who Legal sebagai satu-satunya leading
hukum berkat dorongan sang Ibu. “Ibu lawyer perempuan di Indonesia di bidang fintech. “Ini
W saya sangat paham dengan karakter tak lepas dari dukungan dan kepercayaan para klien
saya yang sejak kecil suka mengobservasi, persuasif di industri fintech maupun tim SSEK,” ujar perempuan
dan cenderung kritis. Menurutnya saya akan cocok dan yang aktif menulis mengenai fintech di berbagai
enjoy belajar hukum. Lalu saran beliau saya ikuti,” ungkap publikasi internasional, seperti Lexology Getting The
perempuan lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia Deal Through dan The Financial Technology Law Review,”
(UI) ini. Lulus dari FHUI, Winnie pun melanjutkan studi di guna memberikan gambaran iklim industri dan isu yang
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UI, jurusan Manajemen dihadapi para pelaku usaha di Indonesia.
Komunikasi hingga meraih gelar Magister Sains. Untuk Tak hanya fokus pada masalah hukum, sebagai
memperdalam ilmu hukum, dia lantas meneruskan kuliah seorang pencinta seni yang pernah belajar drawing di
di University of California Berkeley, Amerika Serikat dan Berkeley Art Studio, AS, Winnie sangat peduli soal nasib
memperoleh titel Master of Laws (LL.M). para seniman selama pandemi. “Awal pandemi, saya
Bergabung di SSEK sejak 2007 lalu, Winnie mengaku dan suami kerap berdiskusi dengan komunitas seniman
menghadapi beragam tantangan. Mulai dari juggling di Yogyakarta dan Magelang. Kala itu, tantangan yang
work & personal life balance, mencari ritme yang mereka hadapi sangat berat, terutama bagi seniman
tepat dan menentukan skala prioritas, terlebih bagi muda, yang masih merintis karier. Karya-karyanya
Winnie yang telah berkeluarga dan memiliki dua belum dikenal publik dan kesulitan menggelar
anak. Tantangan lainnya adalah keharusan memiliki pameran akibat kebijakan social distancing,” bebernya.
ketekunan tinggi, karena selalu berhadapan dengan Menjawab permasalahan tersebut, Winnie beserta
kepentingan stakeholders yang berbeda, baik klien suami berkolaborasi dengan Dedi Yuniarto, kurator
maupun regulator. “Industri hukum juga mempunyai sekaligus manajer seni rupa independen, yang bekerja
tantangan intelektualitas tersendiri, karena sifatnya sama dengan Dedy Sufriadi, perupa abstrak, yang
sangat dinamis dan tidak stagnan, sehingga harus selalu memprakarsai platform galeri online @200.artgallery.
up to date dan curious dengan perkembangan regulasi “Galeri online ini menampilkan ragam karya
hukum dan industri klien, serta memiliki cara berpikir lukis seniman muda dari berbagai daerah dengan
yang strategis dalam menganalisis dan memecahkan harga affordable. Saya dan suami adalah pembeli
masalah,” ujar perempuan yang menghabiskan masa pertama. Secara aktif kami mengedukasi teman-teman
kecilnya di Hamburg, Jerman, ini. seprofesi di Jakarta untuk turut memperkenalkan dan
Sering mewakili perusahaan besar, perempuan yang mengapresiasi karya-karya lukis pada platform tersebut.
meneladani pendiri SSEK, mendiang Dyah Soewito, Awalnya hanya belasan lukisan yang terjual, kemudian
dan Ira Eddymurthy, ini kerap menangani berbagai terus bertambah menjadi ratusan, hingga terjual ke
transaksi kompleks dan memiliki spesialisasi di bidang luar negeri. Kami sangat mendukung penuh kegiatan
merger dan akusisi, data privasi, healthcare dan fintech. mereka yang sangat positif dan sebagai apresiasi
Ketertarikannya pada fintech dikarenakan keinginannya mereka, beberapa kali kami diundang untuk membuka
untuk turut berkontribusi pada industri yang dinilainya pameran seni,” tutur anak pertama dari tiga bersaudara
mempunyai dampak signifikan dalam membantu ini dengan penuh semangat.
meningkatkan inklusi keuangan bagi masyarakat yang Dalam rangka memperingati HUT ke-77 Republik
tidak mempunyai akses terhadap layanan keuangan Indonesia, Winnie berharap semoga kemerdekaan ini
formal di Indonesia. dapat dimaknai secara utuh, lahir dan batin. Dan kaum
Selain menangani berbagai transaksi cross-border perempuan dapat merdeka dalam menentukan jalan
dan membantu kliennya menavigasi tantangan regulasi, hidupnya, merdeka dari standar ganda dan untuk
Winnie juga kerap memberikan saran dan masukan mendapatkan kesetaraan kesempatan. “Semoga Indonesia
kepada regulator di bidang fintech dan perlindungan semakin menghasilkan banyak women leaders inspiratif
data pribadi melalui industri, asosiasi, dan chamber of pada masa mendatang, yang berdaya dan bersemangat
commerce (kamar dagang) dari berbagai negara. dalam berkarya di bidang yang digelutinya.”
40 | | 41