Page 72 - Binder WO 111-001-Tahun ke-11
P. 72

CULTURE &
               FESTIVE



                                                                         tumbal manusia yang boleh dimakan, yakni harus orang-
                                                                         orang yang mendapat kesialan. Berdasarkan kisah tersebut,
                                                                         masyarakat percaya bahwa anak-anak yang mendapat
                                                                         kutukan dan kesialan harus diruwat agar bisa terhindar
                                                                         dari kejaran Batara Kala. Untuk bisa menjalankan tradisi
                                                                         ruwatan, ada syarat yang harus dipenuhi, yaitu sajen.


                                                                         PROSESI DAN SYARAT DALAM TRADISI INI
                                                                         Dalam tradisi ruwatan, sajen tidak hanya
                                                                         mempersembahkan makanan, tapi juga benda-benda
                                                                         lain. Di antaranya ada padi, air tujuh sumber, kemenyan
                                                                         wangi, benang lawe, kain mori putih, kain batik, dan
                                                                         lain-lain. Sementara, makanan yang harus dihidangkan,
                                                                         seperti jenang, berbagai nasi, macam-macam rujak, hingga
                                                                         jajanan pasar. Setiap benda yang disajikan memiliki makna
                                                                         yang berbeda-beda, misalnya saja berbagai nasi yang
                                                                         menjadi syarat. Nasi kuning dianggap sebagai rezeki yang
                                                                         berlebihan, nasi golong bermakna mendapat rezeki yang
                                                                         bergiir atau bergantian. Ada pula bubur sengkolo yang
                                                                         memiliki makna membuang atau menjauhkan kesialan.
                                                                            Tidak sampai di situ, bunga juga harus disertakan,
                                                                         karena akan digunakan sebagai sarana komunikasi dengan
                                                                         makhluk tak kasatmata. Bunga yang digunakan adalah
                                                                         kembang setaman yang terdiri dari bunga kenanga,
                                                                         melati, dan tak ketinggalan bunga mawar. Sama halnya
                                                                         seperti sesaji makanan, setiap bunga juga memiliki makna
                                                                         tersendiri. Bunga kantil dianggap memiliki makna kasih
                                                                         sayang mendalam yang tidak terputus. Sementara, melati
                                                                         menjadi bunga yang melambangkan ketulusan hati dan
                                                                         nurani.
                                                                            Pada pelaksanaannya, orang yang diruwat akan disiram
                                                                         dengan menggunakan air kembang untuk menghilangkan
                                                                         kesialan yang menempel. Tidak sembarangan, air yang
                                                                         digunakan untuk menyiram tubuh menggunakan air
                                                                         kembang setaman yang telah disediakan. Ketika siraman,
                                                                         orang yang diruwat umumnya bertelanjang dada dan
                                                                         menggunakan roncean yang terbuat dari bunga melati.
                                                                         Rangkaian bunga tersebut dikenakan sebagai kalung.
                                                                         Sementara, untuk bawahan akan mengenakan kain putih.
                                                                            Setelah itu, dilakukan sesaji dan selametan. Hal ini
                                                                         bertujuan agar orang yang diruwat selalu selalu diberikan
                                                                         keselamatan. Selanjutnya adalah penyerahan sarana, yaitu
                                                                         memberikan perlindungan terhadap orang yang diruwat.
                                                                         Prosesi dilanjutkan dengan upacara potong rambut yang
                                                                         melambangkan pembuangan hal-hal kotor dan kesialan
                                                                         dari tubuh kita. Terakhir, prosesi ditutup dengan tirakatan





               72   |                                                                                                                                                                                                                                        |  73
   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77