Page 40 - Binder WO 112-002-Tahun ke-11 (1)
P. 40
KARTINI
INSPIRATIF 2024
DEWI TENTY SEPTI ARTIANY
NOTARIS - PEMERHATI UMKM & KOPERASI
TINGKATKAN KEMAMPUAN
DAN JUNJUNG PRODUK LOKAL
Naskah: Indah Kurniasih | Foto: Atiek Hendriyanti | Digital Imaging: Fikar Azmy
BATIK MERUPAKAN SEBUAH MASTERPIECE DAN WARISAN YANG PATUT
DIJAGA. MENGGUNAKAN BATIK JUGA MERUPAKAN SUATU KEHORMATAN,
KARENA PROSES PEMBUATANNYA YANG SANGAT SULIT.
emasuki era digital, kemunculan membuat akta. Tetapi, jika suatu saat sistem hukum kita
artificial intelligence (AI) memang bergeser ke Anglo Saxon, maka notaris hanya sekadar
tidak bisa dielakkan. Berbagai lini menjadi petugas pengecap kop surat saja. Tidak heran
M kehidupan pun kini telah mengusung kalau banyak notaris-notaris yang kantornya seperti
digitalisasi. Terutama, pada proses pengumpulan data warung, karena sifatnya hanya untuk mengesahkan
dan pencarian informasi yang makin dimudahkan dengan atau memberikan cap saja.”
penggunaan AI. Di sisi lain, Dewi Tenty Septi Artiany juga Dikenal pula sebagai seorang pemerhati UMKM, Dete
mengakui bahwa penggunaan teknologi turut menyasar juga memiliki kepedulian terhadap wastra Nusantara,
profesinya sebagai seorang notaris. Menurutnya, di seperti produk-produk batik di Tanah Air. Menurutnya,
tengah perkembangan teknologi yang makin cepat, kita batik merupakan sebuah masterpiece dan warisan yang
harus meningkatkan softskill. Sebab, di era gempuran AI patut dijaga. Menggunakan batik juga merupakan suatu
sekarang ini, siapa pun akan makin dimudahkan kehormatan, karena proses pembuatannya yang sangat
dengan berbagai hal. sulit. Mulai dari motif, hingga proses pewarnaan yang bisa
“Sebelumnya, orang akan mencari informasi dan dibilang rumit dan memakan waktu lama.
meminta pendapat notaris untuk mengesahkan dan Batik pun memang lebih sering digunakan untuk acara
menyaksikan berbagai surat perjanjian, surat wasiat, akta, formal, daripada kegiatan sehari-hari. Melihat, motif batik
dan sebagainya. Tapi, sejak ada AI dan digitalisasi hal sangat cantik terlebih yang menggunakan warna-warni
tersebut kian berkurang. Kini, mencari apa pun sangat cerah, dia berharap ke depannya batik bisa menjadi busana
dimudahkan. Sayangnya, kadang kala sesuatu yang mudah yang bisa digunakan di berbagai kesempatan.
justru membuat banyak orang menjadi malas. Jika AI tidak “Bahan pembuat batik pun kini kian beragam. Selain
dipakai dengan bijak, teknologi akan menjadi seperti pisau sutra yang sejuk, ada yang berbahan katun lembut dan
bermata dua. Bisa menguntungkan atau merugikan. Itulah cocok digunakan kapan saja di daerah beriklim tropis
sebabnya, kita harus meningkatkan softskill. Inilah yang seperti Indonesia. Apalagi, dengan warna-warna yang
akan membedakan kita dengan robot,” ujar perempuan colourful, misalnya dari Pekalongan dan Cirebon dapat
yang biasa dipanggil Dete ini. dikenakan untuk kegiatan outdoor, seperti di pantai. Jadi
Ketika ditanya apakah profesi notaris bisa dialihkan ketika membayangkan baju pantai, kita akan teringat
ke AI, dia melanjutkan, ”Mungkin memang bisa terjadi pada batik, yang sebelumnya kerap identik dengan baju
sedikit pergeseran, karena di dunia hukum, notaris itu ada Hawaii. Saya berharap dan bercita-cita semoga batik bisa
yang berkiblat ke Anglo Saxon dan Eropa Continental. juga demikian, ketika ke pantai kita langsung terasosiasi
Kalau Eropa Continental seperti yang berlaku di Belanda dengan baju batik,” ujarnya menutup pembicaraan dengan
dan Indonesia. Bahwa public notary itu adalah orang yang Women’s Obsession.
40 |