Page 66 - Binder WO 113-003-Tahun ke-10 (3)
P. 66
CULTURE &
FESTIVE
PENCARIAN
TEMAN HIDUP DI TRADISI
KAMOMOSE
Naskah: Indah Kurniasih | Foto: Istimewa
SEBELUM ACARA DIMULAI, KAMOSE
ATAU PESERTA PEREMPUAN AKAN
TERLEBIH DAHULU MENGAMBIL
BUETE ATAU TEMPAT DUDUK.
ebagai makhluk sosial yang membutuhkan
teman untuk berbincang dan bertukar pikiran,
setiap orang juga pasti memerlukan teman
S hidup atau pasangan. Sayangnya, terkadang
mencari pasangan yang cocok dengan kepribadian
maupun kebiasaan kita merupakan sesuatu yang sulit.
Beberapa langkah pun kerap diambil mulai dari bergabung
dengan komunitas, hingga menggunakan aplikasi kencan
online. Namun, di beberapa daerah ternyata ada acara adat
yang dilaksanakan sebagai jembatan untuk mencari jodoh.
Salah satunya dikenal dengan nama Kamomose. Tradisi ini
telah dilakukan secara turun temurun di Boneoge, Buton
Tengah, Sulawesi Tenggara.
Mulanya, Kamomose dilaksanakan di tempat yang
bernama Galampa atau balai pertemuan dan beriringan
dengan acara pesta perayaan adat karya. Para peserta
Kamomose adalah gadis yang telah dipinggit dan disebut
dengan kamose. Di awal kemunculannya, acara ini digelar
pada malam hari dan berdasarkan hitungan bulan tertentu.
Perhitungan tersebut dimaksudkan agar pelaksanaannya
berjalan dengan baik dan aman. Meski tetap memegang
prinsip dan tata cara pelaksanaan, kini tradisi Kamomose
biasa dilangsungkan setelah Hari Raya Idul Fitri, masa
ketika banyak muda mudi yang merantau kembali ke
kampung halamannya.
Kamomose sendiri berasal dari kata ‘Komomo’
yang bermakna bunga hampir mekar, dan ‘Poose-ose’
artinya berjejer secara teratur. Berdasar pada dua kata
tersebut, tradisi ini memiliki arti gadis yang menginjak
usia remaja dan duduk berjajar saat akan diperkenalkan
66 | | 67
30/05/24 16.33
66-67 Culture & festive.indd 66 30/05/24 16.33
66-67 Culture & festive.indd 66