Page 73 - Binder WO 121-011-Tahun ke-10 (1)
P. 73
hingga Jakarta. Menurutnya, pertunjukan ini menjadi
sebuah inovasi yang dapat membuka ruang diskusi dan
dialog baru di kalangan penikmat film Indonesia.
“Samsara adalah karya yang harus bisa diapresiasi oleh
banyak orang, karena membangun sebuah inovasi diskusi
dan dialog yang baru. Dengan ruang tayang dan distribusi
yang semakin beragam, sebuah karya seperti Samsara bisa
melakukan transformasi ke berbagai bentuk. 'Cine-Concert
Samsara' hadir membawa sebuah inovasi dan pengalaman
menonton yang baru dan dapat membuka ruang diskusi
dan dialog yang baru. Oleh karena itu, Samsara perlu untuk
dipentaskan di Jakarta supaya tercipta banyak diskusi-
diskusi dan dialog-dialog yang baru. Samsara berarti terlahir
kembali, jika tidak sempat menonton Samsara, maka kita
tidak akan merasakan terlahir kembali,” ujar Garin.
Dalam Cine-Concert Samsara, pertunjukan musik
Gamelan Bali dibawakan oleh Wayan Sudirana, seorang
komposer musik dan etnomusikologi lulusan University of
British Columbia, Kanada. Dia mempelajari musik kuno Bali,
berbagai tradisi musik dunia, dari Korea, Ghana, dan India,
serta musik klasik barat. Sementara, untuk bagian musik
elektronik digital, dibawakan oleh grup musik Gabber
Modus Operandi, yaitu Kasimyn dan Ikhsan Syahrul Alim,
yang menyajikan hasil persilangan beberapa genre musik.
Mereka berkolaborasi dengan bintang musik internasional,
Bjork, dalam albumnya, Fossora (2022).
Selain dari sisi musik, produksi Samsara juga erat
kaitannya dengan tarian atau koreografi. Sejumlah
seniman dan penari ternama Indonesia dan Bali ikut
berpartisipasi, mulai dari Wayan Arya Satyani, dan penari-
penari dari Komunitas Bumi Bajra, Bali. Tak ketinggalan,
sejumlah pembuat film hebat Tanah Air pun ikut ambil
bagian di film ini, seperti produser Gita Fara, penata
busana dan kostum Retno Ratih Damayanti, penata artistik
Vida Sylvia, dan sinematografer Batara Goempar, I.C.S.
72 | | 73
31/12/2024 14:12:36
72-73 Art Talk.indd 73
72-73 Art Talk.indd 73 31/12/2024 14:12:36