Page 10 - Teh DETE
P. 10
■ MANAGEMENT TIPS
KEADILAN supaya tetap berproduksi yaitu dengan dan penjaminan modal kerja Rp1 triliun. penting dan menguasai hajat hidup
Lalu, PPh Final UMKM ditanggung
orang banyak harus berdaya guna demi
jeli memanfaatkan peluang. Ketiadaan
UNTUK UMKM stok bahan baku impor sebaiknya pemerintah (DTP) Rp2,4 triliun dan kesejahteraan bangsa. Itulah sebabnya,
negara tidak dipandang dari kacamata
pembiayaan investasi pada koperasi
segera disiasati dengan cerdik, misalnya
mengganti bahan baku impor sebisa
melalui Lembaga Pengelola Dana
liberal-individualistis, termasuk dalam
mungkin menggunakan baku lokal. Bergulir (LPDB) Kementerian Koperasi pengertian sebagai pribadi-negara yang
Seperti kain yang biasa dipakai sebagai dan UKM sebesar Rp1 triliun. Hanya saja, abstrak berikut perlengkapan negaranya
ata menunjukkan, terdapat disebut sebagai ekonomi kerakyatan bahan fashion memang dulu lebih penyerapan dana tersebut masih kecil, yang berdiri terpisah dari dan berada di
64,2 juta unit UMKM di Kebalikannya pada saat krisis murah, apabila membeli dari produk yakni 38,42% atau setara Rp 47,44 triliun atas individu. Dengan demikian, konsep
Indonesia (BPS, 2020). ekonomi saat ini, sektor UMKM luar dibandingkan lokal. Sekarang selama enam bulan pandemi (Maret negara Indonesia adalah nasional
D Kontribusinya terhadap mengalami tekanan akibat tidak dapat bagaimana caranya sebisa mungkin hingga September 2020). sosialisme yang bertumpu pada gagasan
perekonomian nasional luar biasa, yakni melakukan kegiatan usaha sehingga pelaku UMKM membeli produk kain Inilah yang kemudian membuat tentang komunitas politik kebangsaaan.
60,3% dari total produk domestik bruto kemampuan untuk memenuhi lokal sebagai suatu upaya menggerakan praksis keadilan menjadi hal sulit untuk Dengan demikian, untuk pemerintah,
Oleh: Dr. Dewi Tenty Septi Artiany, S.H., (PDB) Indonesia. Selain itu, UMKM kewajiban kredit terganggu. Hal ini
M.H., Mkn. Doktor Ilmu Hukum Alumni roda produksi pengrajin kain. Packaging UMKM. Di satu sisi, UMKM dituntut adil terhadap UMKM artinya memberi
Universitas Padjadjaran, Bandung/ menyerap 97% dari total tenaga kerja menaikkan Non Performing Loan (NPL) plastik yang biasa dibeli dari negara bangkit, namun di sisi lain pemerintah peluang, kemudahan dan kesempatan
Notaris Pegiat Koperasi dan UMKM
dan 99% dari total lapangan kerja. Badai perbankan untuk UMKM semakin lain diganti dengan kertas daur ulang seperti setengah hati mengeluarkan untuk menjadi besar bukan sibuk dengan
pandemi membuat UMKM layu, karena memperburuk kondisi perekonomian. buatan sendiri atau daun pisang sebagai UMKM dari krisis. Maka, tak salah bila jargon UMKM kuat, atau UMKM naik
menurut Kementerian Keuangan, Belum lagi, penjarakan sosial (social pembungkus makanan. Hal tersebut berkembang ungkapan bahwa UMKM kelas di saat krisis. Tetapi, di balik semua
sektor tersebut adalah yang sangat distancing) sebagai dampak mencegah selain menurunkan biaya produksi juga kuat, UMKM naik kelas adalah sekadar itu karpet merah tetap berpihak kepada
Sejak krisis ekonomi terdampak signifikan. Padahal, berkaca penyebaran Covid-19, membuat ruang akan lebih ramah lingkungan. Ketiadaan jargon di saat krisis, tetapi minim bukti konglomerasi dan menjadikan UMKM
tahun 1998 dan tahun dari krisis ekonomi 1998, UMKM adalah gerak UMKM semakin sempit. dana segar (cash) juga dapat disiasati dan hanya menjual mimpi. Sebab, yang sebagai lembaga charity; tetap dikerdilkan
sektor usaha yang paling cepat bangkit.
dan hanya menjadi penampung CSR.
diinginkan UMKM adalah kemudahan
Para pelaku UMKM pun
dengan pola barter antar pelaku UMKM;
2008, UMKM selalu Demikian juga dengan krisis keuangan menjadi kelompok masyarakat yang pola seperti ini sekarang sudah mulai berusaha, keringanan pajak, dan umpan- Untuk masyarakat, bersikap adil memiliki
menjadi penyelamat tahun 2008. Kuncinya, tidak lain karena rentan terkena imbas resesi ekonomi. dilakukan, agar menjaga mata rantai umpan kebijakan lain yang sifatnya makna dengan menjadikan produk
perekonomian Indonesia. UMKM, meskipun dengan modal Dengan berkurangnya daya beli tentu konsumsi dan produksi tetap berjalan. mendidik untuk menjadi besar. Bukan UMKM sahabat baik dalam suasana krisis
yang minim, ternyata tetap mampu
akan mengakibatkan turunnya produksi
sekadar dana yang sifatnya charitable
Untuk korban PHK yang baru saja
maupun era normal; bangga dengan
Hal yang berbeda menyerap tenaga kerja yang cukup ditambah dengan bahan baku yang menganggur bisa ditawarkan menjadi yang justru meninabobokan, karena produk lokal, memakainya walau sedikit
justru terjadi pada krisis tinggi. Sehingga dapat membantu semakin sulit, karena masih banyak reseller atau dropshipper dari produk- sifatnya sesaat dan melemahkan. mahal. Karena apa yang kita keluarkan
akan menjadi modal bagi UMKM untuk
meningkatkan pendapatan untuk
produk yang bergantung pada bahan
Dari situlah kemudian arti penting
produk UMKM. Sebab, kegiatan tersebut
ekonomi tahun 2020 yang kebutuhan dasar hidup masyarakat. baku impor. Di tengah ke khawatiran memiliki dua manfaat, yaitu menjadi prinsip keadilan, sebagaimana yang tetap berproduksi.
dipicu oleh pagebluk, Inilah yang oleh ekonom Prof. Mubyarto ini, ada celah bagi para pelaku UMKM sumber pendapatan bagi pelaku reseller selama ini selalu didengungkan. Pada akhirnya, UMKM tentu saja tidak
akibat merebaknya virus dan dropshipper juga sebagai tambahan Keadilan (fairness) pada dasarnya akan bisa bertahan sendiri pada krisis
global kali ini yang begitu kompleks,
menempatkan aspek kesamaan, baik
penghasilan serta produksi bagi
SARS-CoV2 penyebab UMKM. Terakhir yang paling penting secara umum maupun persamaan karena ketidakpastian yang sangat
wabah Covid-19, UMKM adalah membangkitkan semangat dan kesempatan dan ketimpangan atau tinggi. Maka diperlukan dukungan
kecintaan masyarakat untuk membeli
ketidaksamaan secara fair. Keadilan
semua stakeholder bisnis, yaitu pelaku
bukannya menjadi produk-produk lokal UMKM, supaya pada hakikatnya adalah dengan sukarela usaha, investor, kreditur, masyarakat, dan
penyelamat krisis, tetap mereka tetap produktif dan menjaga tetap dan mantap terus-menerus pemerintah untuk bersama-sama bangkit
ikut terjerembab dalam mata rantai perekonomian, agar tetap memberikan kepada setiap orang apa bersatu melawan pandemi Covid-19 dan
berputar di masa krisis.
yang memang menjadi bagiannya atau
efek krisis global yang dibawanya.
krisis. Problemnya, Melihat kondisi krisis, haknya. Inilah yang belum dinikmati Itulah sebanya, UMKM dituntut
upaya penyelamatan pemerintah bukannya diam saja. Ada UMKM, karena selalu dipandang sebagai untuk terus berusaha berkarya lebih
anak tiri, berbeda dengan korporasi
kreatif dan inovatif. Misalnya, dengan
dana sekitar Rp123, 46 triliun sebagai
yang dilakukan oleh bagian dari program Pemulihan besar yang selalu dianak-emaskan. memanfaatkan keunggulan dunia digital
Hakikat keadilan sangat
pemerintah malah jalan Ekonomi Nasional (PEN) untuk dibutuhkan dalam mengatur dan untuk mencari dan memperkuat pangsa
disalurkan kepada UMKM. Dana itu
pasar. Selain itu, UMKM mau tidak mau
ditempat. Maka, diksi diharapkan mampu membuat pelaku menyelesaikan permasalahan berkaitan harus mencari sumber permodalan
keadilan sebagaimana UMKM bertahan di tengah pandemi dengan perekonomian sebagai murah dan restrukturisai kredit, serta
Covid-19. Bantuan tersebut antara lain
sarana utama kehidupan manusia.
yang juga tidak kalah pentingnya
ditegaskan dalam judul untuk subsidi bunga sebesar Rp35,28 Oleh karena itu, R Soepomo pernah melalui komunitas sosial membentuk
artikel menemukan triliun, restrukturisasi kredit senilai mengusulkan, agar dalam lapangan kekuatan ekonomi, seperti yang
relevansinya. Rp78,78 triliun, belanja imbal jasa ekonomi digunakan sistem sosialisme dilakukan komunitas UMKM Alumni
negara. Cabang-cabang produksi yang
penjaminan (IJP) sebesar Rp5 triliun,
Unpad. ■
70 | | 71
Kebalikannya pada saat krisis ekonomi saat ini, sektor UMKM
mengalami tekanan akibat tidak dapat melakukan kegiatan usaha,
sehingga kemampuan untuk memenuhi kewajiban kredit terganggu. Hal ini
menaikkan Non Performing Loan (NPL) perbankan untuk UMKM semakin
memperburuk kondisi perekonomian. Belum lagi, penjarakan sosial (social
distancing) sebagai dampak mencegah penyebaran Covid-19, membuat
ruang gerak UMKM semakin sempit.
Para pelaku UMKM pun menjadi kelompok masyarakat yang rentan
terkena imbas resesi ekonomi. Dengan berkurangnya daya beli tentu
akan mengakibatkan turunnya produksi ditambah dengan bahan baku
yang semakin sulit, karena masih banyak produk yang bergantung pada
bahan baku impor. Di tengah kekhawatiran ini, ada celah bagi para
pelaku UMKM supaya tetap berproduksi, yaitu dengan jeli memanfaatkan
viii