Page 11 - Teh DETE
P. 11
peluang. Ketiadaan stok bahan baku impor sebaiknya segera disiasati
dengan cerdik, misalnya mengganti bahan baku impor sebisa mungkin
menggunakan bahan lokal. Seperti kain yang biasa dipakai sebagai
bahan fashion memang dulu lebih murah, apabila membeli dari produk
luar dibandingkan lokal. Sekarang bagaimana caranya sebisa mungkin
pelaku UMKM membeli kain lokal sebagai suatu upaya menggerakan roda
produksi pengrajin kain. Packaging plastik yang biasa dibeli dari negara
lain diganti dengan kertas daur ulang buatan sendiri atau daun pisang
sebagai pembungkus makanan. Hal tersebut selain menurunkan biaya
produksi juga akan lebih ramah lingkungan. Ketiadaan dana segar (cash)
juga dapat disiasati dengan pola barter antar-pelaku UMKM; pola seperti
ini sekarang sudah mulai dilakukan, agar menjaga mata rantai konsumsi
dan produksi tetap berjalan.
Untuk korban PHK yang baru saja menganggur bisa ditawarkan sebagai
reseller atau dropshipper dari produk-produk UMKM. Sebab, kegiatan
tersebut memiliki dua manfaat, yaitu menjadi sumber pendapatan bagi
pelaku reseller dan dropshipper juga sebagai tambahan penghasilan serta
produksi bagi UMKM. Terakhir yang paling penting adalah membangkitkan
semangat dan kecintaan masyarakat untuk membeli produk-produk
lokal UMKM. Supaya mereka tetap produktif dan menjaga mata rantai
perekonomian, agar tetap berputar di masa krisis.
Melihat kondisi krisis, pemerintah bukannya diam saja. Ada dana
sekitar Rp123, 46 triliun sebagai bagian dari program Pemulihan Ekonomi
Nasional (PEN) untuk disalurkan kepada UMKM. Dana itu diharapkan
mampu membuat pelaku UMKM bertahan di tengah pandemi Covid-19.
Bantuan tersebut antara lain untuk subsidi bunga sebesar Rp35,28 triliun,
restrukturisasi kredit senilai Rp78,78 triliun, belanja Imbal Jasa Penjaminan
ix