Page 12 - Teh DETE
P. 12

(IJP) sebesar Rp5 triliun, dan penjaminan modal kerja Rp1 triliun. Lalu, PPh
               Final UMKM ditanggung pemerintah (DTP) Rp2,4 triliun dan pembiayaan
               investasi pada koperasi melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir
               (LPDB) Kementerian Koperasi dan UKM sebesar Rp1 triliun. Hanya saja,
               penyerapan dana tersebut masih kecil, yakni 38,42% atau setara Rp 47,44
               triliun selama enam bulan pandemi (Maret hingga September 2020).
                  Inilah yang kemudian membuat praksis keadilan menjadi hal sulit untuk
               UMKM. Di satu sisi, UMKM dituntut bangkit, namun di sisi lain pemerintah
               seperti setengah  hati mengeluarkan UMKM dari  krisis. Maka, tak  salah
               bila berkembang ungkapan bahwa UMKM kuat, UMKM naik kelas adalah
               sekadar jargon di saat krisis, tetapi minim bukti dan hanya menjual mimpi.
               Sebab, yang diinginkan UMKM adalah kemudahan berusaha, keringanan
               pajak, dan umpan-umpan kebijakan lain yang sifatnya mendidik untuk
               menjadi besar. Bukan sekadar dana yang sifatnya charitable yang justru
               meninabobokan, karena sifatnya sesaat dan melemahkan.
                  Dari situlah kemudian arti penting prinsip keadilan, sebagaimana yang
               selama  ini  selalu  didengungkan.  Keadilan  (fairness)  pada  dasarnya  me-
               nempatkan  aspek  kebersamaan, baik  secara umum maupun persamaan
               kesempatan dan ketimpangan atau ketidaksamaan secara  fair. Keadilan
               pada hakikatnya adalah dengan sukarela tetap dan mantap terus-menerus
               memberikan kepada setiap orang apa yang memang menjadi bagiannya atau
               haknya. Inilah yang belum dinikmati UMKM, karena selalu dipandang sebagai
               anak tiri, berbeda dengan korporasi besar yang selalu dianakemaskan.
                  Hakikat keadilan sangat dibutuhkan dalam mengatur dan  menyelesai-
               kan permasalahan berkaitan dengan perekonomian sebagai sarana utama
               kehidupan manusia. Oleh karena itu, R Soepomo pernah mengusulkan, agar







                                             x
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17