Page 68 - Binder MO 217
P. 68

■ ART & PERFORMANCE





               berdiri di antara relief candi. “Yesus dan   tokoh penyeru kedamaian. Hanya   ayahnya. Dia mengatakan, acara potluck,
               relief sebuah candi sungguh imajinasi   saja karyanya super besar. Salah satu   saweran makanan bersama dengan
               yang tak terduga,” ungkap FX Jeffrey.  karyanya berukuran 126x200 cm – akrilik   menu-menu makanan dari berbagai
                  Sementara Akbar Linggaprana       di atas kanvas berjudul “Menjemput   sudut nusantara juga menunjukkan
               – seorang purnawirawan Angkatan      Rembulan” menampilkan sebuah         semangat pluralisme kita.
               Udara, dengan jabatan terakhir Masekal   gagasan lintas iman. Tampak sebuah   Akan halnya Afriani yang dikenal
               Pertama yang telah lama terjun ke    panorama senja yang syahdu. Di sebuah   sebagai pelukis Ancol menyuguhkan
               dunia seni lukis bahkan sejak masih aktif   lembah berdanau, terlihat para pemuka   beberapa lukisan dengan teknik realis
               berdinas, dalam pameran ini memilih   agama duduk bersila menatap langit   yang cukup matang. Salah satunya
               mengolah sosok Bunda Theresa, sosok   yang memerah redup, menerawang      lukisan berjudul “Menabur Warisan #2”
               biarawati yang oleh Gereja Roma dan   telaga yang tenang tak bergolak. Dari   menyuguhkan suasana perkampungan
               Paus Fransiskus dinobatkan sebagai   busana yang dikenakan dapat dikenali   padat penduduk di jantung Kota
               seorang santa di abad 20 karena welas   ada perwakilan Buddisme, Muslim,   Jakarta dengan segala persoalan dan
               asihnya terhadap kaum papa yang      dan dari penghayat ada istiadat. Di   keterbatasan mereka berusaha hidup
               sakit dan sekarat di Kalkuta, India. Di   samping kanan tampak Paus dengan   rukun dan belajar banyak tentang nilai-
               ditahbiskan sebagai Santa Teresa dari   jubah putih, berdiri menundukkan   nilai budaya, toleransi, tenggang rasa,
               Kalkuta. Pada lukisan dia, kita juga   sembari memegang pundak seorang    saling memahami dan sebagainya agar
               melihat seorang perempuan bermasker   tokoh agama, sentuhan akrab, sebuah   kehidupan bermasyarakat tetap berjalan
               di depan wajah Bunda Theresa yang    ungkapan toleransi yang tulus,       harmonis.
               kerut merut. Dari gaun perempuan itu   sebagaimana judulnya mereka para      Eny Retno yang mendapat dukungan
               muncul urat-urat akar kayu jati. Warna   pemuka lintas agama itu seolah menanti   dari Gus Mus (Mustofa Bisri) saat terjun
               lukisan ini mengingatkan akan warna   datangnya bulan. Mengamati transisi   ke dunia lukis mengingatkan kita
               kulit pohon.                         alam yang berpendar samar-samar.     bahwa penafsiran toleransi juga harus
                  Selain Akbar yang berlatar           Adapun perupa Laila Tifah berusaha   menyentuh kepada hal-hal ekologis.
               ketentaraan/kepolisian. Pelukis abstrak   menyajikan sudut pandang berbeda   Ambil contoh, dua buah lukisannya
               Cryshnanda Dwilaksana adalah seorang   dalam memahami toleransi. Dia      yang menggambarkan bundelan
               Brigadir Jenderal Polisi. Bahkan, dia   menyajikan citra tentang aneka makanan   lembaran dolar, disatukan dalam satu
               belum purnawirawan dan masih         nusantara, sesuatu objek yang mungkin   bingkai, dia beri judul “Open Your
               aktif melaksanakan tugasnya. Dalam   tak digarap oleh ayahnya – mendiang   Bundles and Share!”, salah satu prinsip
               pameran ini dia menyajikan 6 karya.   Nasjah Djamin yang sering menggambar   toleransi agar mau berbagi.
               Salah satunya berjudul “Kasih Memberi   lanskap-lanskap sawah dan rerumputan   Pameran yang merupakan
               Hidup dan Kehidupan”.                dengan sosok-sosok perempuan pekerja   peringatan 50 tahun Tempo ini digelar di
                  Warto Sukoco juga mengeksplorasi   keras – petani atau buruh pasar. Dia   Gedung Tempo, Jakarta, beberapa waktu
               sosok-sosok negarawan dan tokoh-     sepenuhnya terbebas dari pengaruh kuat   lalu. n



































               68   |
   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73