Page 63 - Binder WO 070
P. 63
HOLLABACK JAKARTA
Menghilangkan Kekerasan Seksual di Ruang Publik
Naskah: Indah Kurniasih Foto: Fikar Azmy
ekerasan dan pelecehan seksual hingga bisa membagikan lokasi pelecehan. Bagian tersebut
kini masih kerap terjadi, terutama pada sangat berguna untuk menghindarkan hal serupa
kaum Hawa. Tidak terkecuali terjadi di terjadi pada orang lain. Gerakan ini telah menerima
K ruang publik. Salah satu pelecehan yang ribuan cerita tentang kekerasan dan pelecehan
masih sering terjadi adalah cat calling. Sayangnya, seksual yang terjadi di ruang publik dari seluruh
pelecehan yang satu ini sering dianggap isu ‘biasa’. Indonesia. “Karena tujuan utama kita adalah ingin
Terlebih saat korban berusaha bercerita, sang mengubah persepsi masyarakat bahwa pelecehan
pendengar justru menyalahkan korban. Entah dengan terjadi akibat pelaku, bukan korban. Sering kali
menyalahkan pakaian, waktu bepergian, berjalan kalau yang ikut laki-laki, mereka akan menyadari
seorang diri, dan masih banyak lagi lainnya. “Oh, selama ini saya melakukan hal itu”. Kita akhirnya
Berangkat dari hal tersebut, hadirlah Hollaback memberikan awareness kepada teman-teman,
Jakarta. Komunitas ini pertama kali didirikan di khususnya kaum Adam, bahwa hal itu salah. Semoga
Amerika pada tahun 2005, melihat konsep yang mereka bisa mengajak temannya untuk tidak lagi
diusung, para pendiri Hollaback Jakarta mengadopsi melakukannya,” terang Anindya saat diwawancarai
konsep tersebut ke Jakarta. Women’s Obsession setelah kegiatan training dengan
“Kita merasakan frustasi ketika sering kali karyawan-karyawan MRT.
dilecehkan di jalan, baik perempuan yang tidak Ketika ditanya mengenai tips perihal pelecehan
pakai kerudung bahkan yang berkerudung pun seksual di ruang publik, dia dengan tegas menjawab
merasakan hal sama. Kami tidak mempunyai ruang “Jangan melecehkan.” Semua masyarakat harus
untuk bercerita tentang pelecehan yang dialami,” bisa memberikan dukungan moral kepada korban.
ujar Anindya Restuviani selaku co-director Hollaback Karena tidak pernah mengalami hal itu, bukan berarti
Jakarta. Itu sebabnya website dan mobile application pengalaman mereka tidak benar. Kita justru harus
dibuat sebagai wadah untuk menuangkan cerita bisa menghormati cerita itu. Tunjukkan empati dan
pelecehan yang terjadi. Hal unik dari website ini, simpati kita kepada para korban dan bukan untuk
para korban tidak hanya berbagi cerita, tetapi juga menyalahkan mereka.
| 63