Page 67 - Binder WO 085
P. 67
olahan yang tidak sehat serta tidak aman untuk non-GMO, 77% mengatakan ramah lingkungan,
dikonsumsi. Kebiasaan membaca label pada produk 75% mengatakan bebas dari zat aditif, dan 74%
kemasan ini melahirkan sebuah gerakan yang disebut mengatakan bahwa produk tersebut berbahan alami.
‘clean label’ yang mendorong industri makanan global Dalam studi yang sama juga terungkap bahwa
untuk menyederhanakan daftar bahan makanan yang 71% konsumen Indonesia memperhatikan penggunaan
digunakan. Selain itu, produsen juga diminta transparan pewarna makanan alami pada makanan dan
mengenai bahan makanan apa saja yang digunakan di minuman. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran
dalam pembuatan serta proses manufakturnya. konsumen akan produk yang lebih alami dan lebih
Berdasarkan survey yang dilakukan FMCG Gurus, bersih semakin berkembang. Untuk memenuhi
70% konsumen Indonesia telah familiar dengan istilah permintaan konsumen akan produk 100% clean label,
‘clean label’ dalam konteks makanan dan minuman. produsen memiliki pilihan dalam menggunakan
Ketika ditanya bagaimana pendapat mereka, 81% bahan pewarna makanan. Selain dibuat dari
mengatakan bahwa produk makanan tersebut sumber alami, seperti tumbuhan, buah-buahan dan
bebas sintetik, 78% mengatakan produk ‘clean label’ sayuran, pewarna makanan juga dibuat memakai
metode produksi sederhana dan tradisional untuk
menghasilkan konsentrat yang dapat memberikan
warna untuk makanan dan minuman. Hal ini diakui
sebagai bahan makanan oleh Badan Pengawas Obat
dan Makanan (BPOM) dengan memberi label sebagai
konsentrat buah atau sayuran pada daftar bahan.
Beberapa contohnya adalah konsentrat wortel, jeruk,
kunyit, ubi jalar, dan spirulina. Pengolahannya secara
sederhana dan mudah dikenali konsumen.
Secara global, konsumen juga lebih menyukai
makanan dengan pewarna alami daripada sintetik.
Meskipun terdapat perbedaan harga di antara
keduanya. Sebuah studi menunjukkan bahwa sekitar
88% konsumen bersedia membayar lebih mahal
untuk produk yang mengandung bahan-bahan alami.
Sementara itu, sekitar 80% konsumen menganggap
pentingnya membaca daftar bahan makanan yang
tercantum pada produk sebelum membeli. Di
Indonesia sendiri, 67% konsumen paling banyak
memeriksa daftar bahan makanan setiap kali mereka
membeli produk makanan dan minuman.
Evolusi yang terjadi pada industri makanan global
menghadirkan pilihan baru dalam mengadopsi pola
makan yang lebih bersih dan lebih sehat, salah satunya
membantu konsumen dalam menghindari makanan
dan minuman yang mengandung bahan pewarna
sintetik melalui label yang disematkan pada produk.
Untuk itu, akan sangat disarankan agar kita dapat
membaca label tersebut dan lebih memperhatikan
daftar bahan makanan saat pergi berbelanja, sehingga
kita dapat melakukan upaya lebih dalam menuju gaya
hidup yang lebih baik.
| 67