Page 58 - Binder WO 112-002-Tahun ke-11 (1)
P. 58

KARTINI
               INSPIRATIF 2024




                                                  VERA ARISANDI HASAN
                                          FOUNDER RUMAH ILMU (RUMIL) AL HILYA

                WADAHI PEREMPUAN BELAJAR



                                       Naskah: Arfiah Ramadhanti | Foto: Atiek Hendriyanti | Digital Imaging: Fikar Azmy
                    DENGAN RESTU SANG SUAMI VERA MEMUTUSKAN UNTUK MENDIRIKAN SEBUAH

                     WADAH UNTUK PARA IBU RUMAH TANGGA YANG INGIN BELAJAR BANYAK DARI
                       MENGURUS ANAK DAN KELUARGA, HINGGA MEMPERDALAM ILMU AGAMA.


                       ebagai seorang ibu pekerja dengan tiga orang anak,   hingga 400 orang secara teratur di Rumil yang berada di
                       Vera Arisandi Hasan selalu mencoba untuk membagi   kawasan Cinere, Depok, ini. Dan uniknya setiap kajian selalu
                       waktunya, agar tetap seimbang antara memenuhi   ada live streaming di kanal Youtube Rumil Al-Hilya, sehingga
               S kewajibannya sebagai seorang karyawan maupun         bisa diakses setiap saat dari mana pun.
               mengurus keluarga. Namun, di tengah kondisi tersebut,     Setiap harinya, selalu ada kegiatan kajian rutin di Rumil, lalu
               buah hati ketiganya ternyata didiagnosis mengidap speech   tak jarang mengadakan seminar, dan rihlah atau perjalanan
               delay. Kondisi ini menjadi momen perempuan yang dikenal   yang diisi tausiah untuk semakin menguatkan tali silaturahmi
               dengan nama Vera Rumil ini akhirnya merasa perlu lebih   di antara sesama jamaah. Di Moment Maret Bersyukur dan
               dekat dan fokus mengurus anaknya sendiri. Dengan tekad   Ramadhan, Rumil kerap mengadakan kegiatan untuk lebih
               yang kuat, dia pun akhirnya mundur dari pekerjaan yang telah   memuliakan umat, pembagian sembako gratis, santunan
               dijalaninya selama 15 tahun di industri oil & gas. Dia kemudian   yatim, kajian ilmu setiap hari dengan mengundang banyak
               mulai belajar mengenai parenting, sekaligus memperdalam   narasumber nasional.
               pengetahuannya tentang agama dari sejumlah tokoh, seperti   Bertepatan dengan perayaan Hari Kartini, Vera berpesan,
               sosok Aisyah Dahlan, Ely Risman, Abimakki, dan lain-lain.  agar para perempuan bisa memanfaatkan kesempatan
                  Tidak ingin berhasil sendiri, dengan restu sang suami,   yang telah ada untuk semakin berdaya dan bisa turut
               Vera memutuskan untuk mendirikan sebuah wadah bagi para   memberdayakan sesama. “Perempuan itu begitu mulia, negara
               ibu rumah tangga yang ingin belajar banyak hal, mulai dari   akan baik kalau perempuannya baik. Begitu pula keluarga akan
               mengurus anak dan keluarga, hingga memperdalam ilmu    sukses, bila ibunya juga baik, karena itu saya senang sekali
               agama. Niatan ini terwujud pada 2011, meskipun dengan   belajar dan mencari ilmu bersama-sama seperti ini. Menurut
               segala keterbatasannya, dia berhasil mendirikan Rumah Ilmu   saya, dengan demikian kita para ibu bisa menjadi lebih
               (Rumil) Al-Hilya. Bukan perkara mencari keuntungan materi,   memiliki wawasan luas,” ungkapnya penuh semangat.
               tempat ini justru menjadi sarana untuk berbagi umat yang   “Tidak ada sekolah yang mempersiapkan kita sebagai ibu.
               sama-sama ingin mendekatkan diri kepada sang Ilahi. Vera   Pengalamanlah yang mengajarkan kita dan dengan adanya
               mengatakan, “Saya melihat ini sebagai mukjizat, semacam   Rumil ini, saya berharap dapat jadi booster untuk para ibu,”
               jalan. Kalau mau dihitung, dana yang harus disiapkan untuk   sambung Vera lebih lanjut.
               biaya operasional tidaklah sedikit. Tetapi, alhamdulillah, saya   Selain fokus di Rumil Al-Hilya, karya batik juga menjadi salah
               tidak pernah merasa uang habis atau kekurangan dana, karena   satu hal yang dicintai Vera. Memiliki nilai budaya, kecintaannya
               saat dibutuhkan selalu ada,” ujar Vera.                terhadap batik dirasakan mampu membuat auranya semakin
                  Nama Al-Hilya sendiri merupakan pemberian dari Ustadz   berwibawa, sekaligus menjadi ajang bagi dirinya melestarikan
               Abi Makki yang berarti Perhiasan Surga. Awalnya, majelis   warisan Indonesia. “Saya seringkali dikira masih muda oleh
               ini diadakan dari rumah ke rumah, diikuti para ibu di Cinere   banyak orang, jadi kerap dianggap kurang serius. Dengan
               setelah mengantar anak mereka ke sekolah. Kegiatannya pun   memakai batik saya pun jadi lebih berwibawa dan dewasa,”
               dulu hanya belajar tafsir Alquran setiap hari Kamis saja dengan   ungkapnya. Kini, batik pun telah menjadi pakaian sehari-hari
               jumlah jamaah sekitar 20 hingga 30 orang yang hadir silih   Vera dan pengurus Rumil Al-Hilya lainnya, khususnya pada hari
               berganti. Kini, selain jamaah yang bertambah hingga 397.000   Jumat. Menurutnya, batik tetap bisa dipadukan dengan berbagai
               subscriber, termasuk jamaah online, acara kajian dihadiri 100   gaya, termasuk para muslimah yang telah berpakaian syari’.


               58   |
   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63