Page 60 - Binder WO 112-002-Tahun ke-11 (1)
P. 60
KARTINI
INSPIRATIF 2024
IDA AGRINA SURJOMIHARDJO
BUSINESS PARTNER BATIK CHIC RED SURABAYA
SEMANGAT MENGASAH
JIWA ENTREPRENEURSHIP
Naskah: Nur Asiah | Foto: Atiek Hendriyanti | Digital Imaging: Fikar Azmy
“SELAIN MENCARI PROFIT, KAMI JUGA INGIN MENYEBARKAN VIRUS UNTUK
MENUMBUHKAN RASA CINTA PADA WASTRA INDONESIA.”
eralih haluan dari pekerja profesional “Kami harus bekerja ekstra keras dengan tim kecil. Target
menjadi entrepreneur bukanlah keputusan market kami sebenarnya cukup besar, tantangannya
yang diambil Ida Agrina Surjomihardjo kami harus memperkenalkan bahwa produk made in
B dengan mudah. Sebelumnya bekerja sebagai Indonesia tidak kalah bagus dengan barang branded
R&D Division Head di PT Muliakeramik Indahraya, Ida dari mancanegara. Selain mencari profit, kami juga ingin
pun bertekad menjajal keberuntungannya dengan menyebarkan virus untuk menumbuhkan cinta pada
mendirikan perusahaan sendiri. wastra Indonesia. Sayangnya, keuntungan pada lima tahun
Namun, usaha terlama yang ditekuninya hingga pertama hanya cukup untuk menutupi biaya operasional.
sekarang adalah sebagai business partner Batik Chic Red Kami bahkan sempat harus pindah dari gedung yang
Surabaya. Perkenalannya dengan brand batik lokal ini berada di daerah elit Gubeng, karena kondisi yang belum
bermula dari ajakan sang adik untuk melihat-lihat baju memberikan banyak keuntungan. Sampai akhirnya kami
batik di galeri Batik Chic Kemang. Tak butuh waktu lama berlabuh ke galeri batik di Hotel Bumi Surabaya,” lanjut Ida.
baginya untuk kemudian menjadi pelanggan tetap. Dia Perempuan lulusan Chemical Engineering Universitas
merasa cocok dengan potongan pakaian yang tersedia di Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta ini
galeri tersebut yang menurutnya tidak membosankan dan berusaha memperluas pasar dengan menggunakan
memberikan nuansa wastra Nusantara yang kental dengan koneksi pertemanan. Lambat laun, Batik Chic pun mulai
budaya bangsa Indonesia. menemukan pelanggan loyalnya di Kota Pahlawan ini. Dia
Dari pelanggan menjadi teman karib, keakraban Ida menyampaikan hal itu tidak terlepas dari peranan Novi
dengan sang pemilik sekaligus desainer Batik Chic, Novita yang juga merupakan creative director Batik Chic. Mulai
Yunus, membuatnya ditawari kesempatan untuk bekerja dari acara peluncuran besar-besaran, lalu ikut serta dalam
sama mengembangkan brand tersebut di luar Jakarta. berbagai event fashion, pameran, hingga mengadakan
“Waktu itu Novita memilih Surabaya, karena sebagai kota beragam acara untuk meningkatkan brand awareness yang
besar kedua setelah Jakarta, merupakan pasar potensial mengundang tokoh-tokoh penting setempat.
yang belum tergarap. Dia memiliki satu misi, agar batik Ida juga memanfaatkan digitalisasi dan membangun
dapat dicintai di dalam negeri, tidak kalah dengan merek- bisnis secara online dengan memanfaatkan berbagai
merek dari luar yang telah mendunia,” kenang Ida akan awal platform media sosial, seperti Facebook, Instagram, hingga
mula menjadi rekanan bisnis Batik Chic. WhatsApp. Itulah sebabnya, perempuan yang hobi menari
Dia mengakui perjuangan pada tahun-tahun awal tarian Bali di waktu senggangnya ini tak lelah mengajak
Batik Chic di Surabaya tidaklah mudah. Meskipun telah para perempuan pelaku UMKM untuk terus belajar dan
memiliki beberapa pelanggan, namun belum banyak mengembangkan diri dengan menguasai teknologi.
yang mengenal Batik Chic. Menyediakan busana untuk Seperti kata Kartini, ‘Habis Gelap Terbitlah Terang’, masa
perempuan usia matang, target market mereka adalah depan yang cerah tidak akan berhasil diraih, jika kita hanya
kalangan menengah ke atas. berpangku tangan.
60 |