Page 64 - Binder WO 112-002-Tahun ke-11 (1)
P. 64

KARTINI
               INSPIRATIF 2024




                                                   IRMA GAMAL SINURAT
                              PEMBINA PENGRAJIN BATIK TULIS RUMAH SUSUN DKI JAKARTA


                                 LESTARIKAN BUDAYA DAN
                        BERDAYAKAN PEREMPUAN




                                      Naskah: Arfiah Ramadhanti | Foto: Atiek Hendriyanti | Digital Imaging: Fikar Azmy
                          SEBAGAI ROLE MODEL BAGI ANAK-ANAKNYA, PEREMPUAN DAPAT IKUT

                     BERKARYA DAN MEMBAWA NAMA INDONESIA KE KANCAH INTERNASIONAL DI
                                                  MASA YANG AKAN DATANG.


                        ermula dari relokasi warga di sekitaran Pluit dan Bukit   Setelah beberapa kali mengadakan pelatihan keterampilan,
                        Duri ke Rumah Susun Sewa (Rusunawa), Irma Gamal   ternyata membatik menjadi sebuah kegiatan yang diminati.
                        Sinurat menggagas sebuah proyek pemberdayaan   Terlebih, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun tengah gencar
               B terhadap ibu-ibu rumah tangga bernama “Batik         berusaha menciptakan suvenir atau oleh-oleh khas Jakarta
               Marunda”. Batik ini dicirikan dengan corak dan motif ikonik kota   yang berbeda dari yang telah beredar di pasaran. “Menjadi
               Jakarta, mulai dari ondel-ondel, bajaj hingga Monas yang hadir   perempuan jangan diam di rumah. Kita bisa di rumah,
               membawa warna baru bagi dunia batik di Indonesia.      mendampingi anak-anak, tapi kita tetap paling tidak bisa
                  Lahir sebagai perempuan berdarah Batak, tentunya menjadi   mencari tambahan untuk membayar listrik sendiri. Jadi,
               tantangan tersendiri bagi Irma untuk dapat berkiprah di luar   memang itu yang kami ajarkan kepada ibu-ibu di Rusunawa
               perannya sebagai ibu rumah tangga. Terlebih berkarya sebagai   Marunda,” kata Irma.
               penginisiasi hadirnya kelompok pengrajin batik, yang biasanya   Sembilan tahun berkiprah, kini nama Batik Marunda
               berasal dari Jawa. Namun, karena niatnya ingin memberdayakan   pun telah dikenal oleh masyarakat luas. Bertepatan dengan
               para ibu di sekitar Rusun Marunda, dia pun bertekad untuk terus   Hari Batik Nasional tahun 2023 lalu, brand ini diketahui turut
               belajar, hingga hasilnya hari ini Batik Marunda telah dikenal   berpartisipasi di pameran Batik Nusantara, yang diikuti oleh
               sebagai salah satu suvenir khas dari Jakarta.          para pengrajin batik UMKM dari seluruh Indonesia.
                  Tidak memiliki latar belakang seorang pengrajin atau   Bertepatan dengan momen peringatan Hari Kartini, Irma
               seniman, Irma yang justru merupakan seorang arsitek    menuturkan harapannya untuk generasi muda, khususnya
               mengakui bahwa dari proyek Batik Marunda ini, dirinya   para perempuan, untuk melestarikan kebudayaan Nusantara,
               mendapatkan banyak pelajaran, terutama mengenai        seperti ragam wastra dan batik yang penuh akan filosofi.
               kebudayaan Indonesia. Dari awalnya yang hanya seorang   Karena menurutnya, perempuan yang berkarya akan turut
               awam, hingga menjadi pembina rumah Batik Marunda, yang   meningkatkan kesejahteraan bagi keluarga. Perempuan
               sekaligus berhasil menciptakan mata pencaharian bagi para   sebagai role model bagi anak-anaknya dapat ikut berkontribusi
               ibu rumah tangga di rusunawa.                          dan membawa nama Indonesia ke kancah internasional di
                  Saat ini, dia sendiri menjabat sebagai pembina dari Batik   masa yang akan datang.
               Marunda, sebuah proyek yang awalnya terbentuk pada era    Perempuan yang mencintai ragam wastra dan batik ini
               kepemimpinan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.   juga mengoleksi berbagai batik yang tersebar di Indonesia.
               Para warga, khususnya perempuan yang awalnya memiliki   Tak hanya memiliki ragam motif, corak dan warna yang indah,
               mata pencaharian sebagai buruh serabutan di sekitar Kota   namun juga memiliki filosofi mendalam. “Proses membatik
               Jakarta, saat direlokasi ke Rusunawa Marunda harus kehilangan   itu luar biasa sulit, sehingga memang harus lebih kita hargai.
               mata pencahariannya. Untuk mengatasi hal tersebut, Irma   Dengan detail dan cerita yang ada, narasi dari sehelai kain
               yang saat itu tergabung dalam organisasi PKK dan Dekranasda   bisa bercerita banyak tentang kehidupan. Itu yang saya suka
               akhirnya mencari cara, agar mereka bisa memiliki keterampilan   dengan batik,” tambahnya menutup pembicaraan dengan
               untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah.                 Women’s Obsession.



               64   |
   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69