Page 67 - Binder WO 114-004-Tahun ke-10
P. 67

dipakai dan kian menyebar pada abad pertengahan. Hal
                                                                                ini turut dipengaruhi kebudayaan Yunani yang kala itu
                                                                                kerap memakai identitas keluarga pada namanya. Berbeda
                                                                                dengan negara lain yang memberi marga berdasarkan
                                                                                sejarah leluhur, pada masa itu Spanyol memiliki sistem
                                                                                penamaan keluarga yang berasal dari bentuk fisik, lokasi
                                                                                geografis, etnis, gelar, dan pekerjaan.
                                                                                   Menariknya, hal ini juga terjadi di Inggris dan Irlandia.
                                                                                Menurut survei yang dilakukan University of West of
                                                                                England, kebanyakan nama belakang di dua wilayah
                                                                                tersebut merupakan julukan pada pekerjaan atau status
                                                                                sejarah leluhur mereka. Sementara, masyarakat Tionghoa
                                                                                mendapatkan marga dari garis keturunan leluhur, wilayah
                                                                                kekuasaan, jabatan resmi, pekerjaan, gelar, etnis, atau
                                                                                agama. Mulanya, nama keluarga yang didapat masyarakat
                                                                                Tionghoa diturunkan secara matrilineal atau dari pihak ibu.
                                                                                Namun, pada masa Dinasti Shang, yakni antara 1600 SM
                                                                                dan 1046 SM, sistem penamaan berubah menjadi patrilineal
                                                                                (pihak ayah). Di masa-masa awal, marga hanya digunakan
                                                                                masyarakat berstatus sosial tinggi seperti bangsawan.
                                                                                   Di Indonesia marga umumnya didapat dengan sistem
                                                                                patrilineal. Meskipun demikian, penyematan secara
                                                                                matrilineal juga masih diterapkan, salah satunya dalam
                                                                                kebudayaan masyarakat Minangkabau. Pada masa awal
                                                                                berdirinya budaya setempat, masyakat Minangkabau
                                                                                hanya mengenal enam marga, yakni Chaniago, Koto,
                                                                                Malayu, Piliang, Sikumbang, dan Tanjuang. Sementara,
                                                                                Batak merupakan salah satu suku yang memiliki marga
                                                                                terbanyak di Tanah Air, yakni ada lebih dari 350 marga.
                                                                                Suku ini terbagi dari enam kelompok etnis, yaitu Angkola,
                                                                                Karo, Mandailing, Pakpak, Simalungun, dan Toba. Dari
                                                                                jumlah tersebut, Simalungun dianggap sebagai yang
                                                                                tertinggi, di mana sub-marga Simalungun terdiri dari
                                                                                beberapa marga, seperti Damanik, Saragih, Sinaga, Purba,
                                                                                dan lain-lain. Di posisi kedua, ada Batak Toba yang terdiri
                                                                                dari sejumlah marga, di antaranya Simanjuntak, Hasibuan,
                                                                                Hutabarat, dan Hutapea.














                                                                                                                           |  67




                                                                                                                              01/07/24   08.47
       66-67 Culture & FestiveMarga.indd   67                                                                                 01/07/24   08.47
       66-67 Culture & FestiveMarga.indd   67
   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72