Page 49 - Binder WO 118-008-Tahun ke-10
P. 49

enjadi singkatan dari Kelompok Notaris   Sebagai founder, Dete menjelaskan, “Karena
                                   Pembaca, Pendengar dan Pemikir,       Kelompencapir adalah kelompok diskusi yang anggotanya
                                   Kelompencapir dinahkodai oleh seorang   adalah para notaris, jadi bahasan diskusi kami tentunya
                      M notaris yang berdomisilli di Jakarta             tidak lepas dari sudut pandang ilmu hukum. Pada
                      yakni, Dr. Dewi Tenty Septi Artiany, S.H., M.H., Mkn..   tanggal 2 Oktober 2009, UNESCO menetapkan batik
                      Kelompok diskusi ini mulanya berasal dari keinginan   sebagai Intangible Cultural Heritage (ICH) atau Warisan
                      untuk menjangkau lebih banyak orang yang memiliki   Budaya Takbenda. Batik layak diakui dunia karena, dibuat
                      ketertarikan pada dunia pendidikan, khususnya di bidang   dengan teknik, memiliki simbolisme, dan budaya yang
                      hukum dan kenotariatan. Berdiri pada Desember tahun   sangat melekat dengan kebudayaan Indonesia. Sejatinya
                      2019 silam, kini Kelompencapir telah memiliki anggota   batik memang secara intelektual properti harus dimiliki
                      hampir di seluruh Indonesia. Pada setiap pertemuan,   oleh bangsa Indonesia. Untuk para pengrajin tentunya
                      peserta yang berkumpul bisa mencapai 500 peserta.   mempunyai merek sendiri-sendiri. Kita dorong supaya para
                         “Kelompencapir memiliki tujuan untuk berbagi ilmu   pengrajin itu mempunyai brand dan itu harus terdaftar.”
                      seputar hukum atau kenotariatan kepada orang lain.    “Begitu juga dengan pengrajin-pengrajin batik yang
                      Oleh karena itu, kami berencana untuk mengadakan   sudah tersebar di wilayah-wilayah Indonesia. Jika belum
                      pertemuan offline setiap bulan untuk berdiskusi    memiliki merek, bisa berkumpul dalam suatu brand
                      mengenai beberapa topik terkait. Kami mengadakan   bersama. Itu yang harus kita dorong, agar produk ini tidak
                      pertemuan pertama di rumah saya. Pertemuan tersebut   jalan sendiri-sendiri, tetapi jalan bersama untuk mencari
                      berjalan sukses dengan jumlah peserta sekitar 20 orang.   peluang pasar yang lebih bagus, dan akhirnya juga
                      Sesuai dengan rencana awal, pertemuan pertama      meningkatkan produksi lebih baik lagi,” tutupnya.
                      hingga ketiga pun dilaksanakan secara offline,” papar   Ketika ditanya tentang harapannya terhadap batik, dia
                      perempuan yang akrab disapa Dete ini.              mengatakan semoga batik tetap menjadi sesuatu yang
                         Sampai saat ini, Kelompencapir masih menjaga    sifatnya spesial dan sakral, tetapi tidak menghilangkan
                      komitmennya dalam menyelenggarakan diskusi yang    manfaatnya. Perempuan penggiat UMKM ini juga
                      dilangsungkan setiap bulan. Mengusung tema seputar   menuturkan dia ingin suatu saat nanti batik bisa dipakai
                      hukum dan kenotariatan, umumnya diskusi diadakan secara   lebih banyak orang, terutama generasi muda. Batik tidak
                      hybrid (online dan offline). Berbagai tema telah diangkat,   hanya digunakan di momen resmi tapi kegiatan sehari-hari
                      seperti topik yang mengasah soft skill dan menambah   bahkan ketika berlibur.
                      wawasan kebangsaan seorang notaris dalam menjaga
                      asset negara, pembiayaan syariah, peluang perfilman
                      dalam mendapatkan pembiayaan dari perbankan, mafia
                      pertanahan, dan lain-lain. Dengan adanya digitalisasi, Dete
                      mengaku hal tersebut memudahkan para pengurus untuk
                      mensosialisasikan diskusinya dengan audience. Sebab,
                      organisasi ini tidak hanya membuka diri terhadap notaris,
                      akademisi, praktisi, tapi juga kepada masyarakat umum
                      yang memiliki ketertarikan sama.
                         Tidak hanya aktif mengadakan kegiatan diskusi,
                      Kelompencapir juga turut memperingati Hari Batik
                      Nasional yang dirayakan setiap tanggal 2 Oktober. Salah
                      satunya adalah dengan memberikan perhatian pada para
                      pengrajin batik yang ada di Indonesia. Dia mengatakan
                      bahwa para pengusaha batik di daerah-daerah semestinya
                      mulai membuat merek kolektif. Hal ini dilakukan agar
                      setiap karya yang dimiliki dapat menjadi ciri khas di
                      wilayahnya masing-masing.




 48   |                                                                                                                    |  49




                                                                                                                              30/09/24   20.51
       48-49 Wo's Community.indd   49
       48-49 Wo's Community.indd   49                                                                                         30/09/24   20.51
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54