Page 61 - Binder WO 123-013-Tahun ke-10 (1)
P. 61
elama lebih dari 70 tahun, visi utama dari kerap dialami dalam edukasi mengenai anak disabilitas.
YPAC adalah mewujudkan anak-anak Tak sedikit masyarakat yang tidak peduli terhadap
disabilitas menjadi manusia unggul dan keberadaan anak berkebutuhan khusus (ABK), sehingga
Smandiri sesuai dengan kemampuan yang menghambat upaya inklusivitas dan penerimaan
mereka miliki. Demi mencapai tujuan tersebut, Farida mereka di lingkungan sosial. Di beberapa kalangan
Ratna Djuita, SH, M.Hum, selaku ketua yayasan pun masyarakat, bahkan masih ada pandangan bahwa
membeberkan berbagai upaya dan program yang disabilitas adalah kutukan, sehingga banyak keluarga
dilakukan YPAC. Mulai dari menggali dan meningkatkan yang memilih untuk menyembunyikan anak mereka
kemampuan anak disabilitas, agar lebih percaya diri, dan tidak memberikan akses pendidikan yang layak.
unggul, dan mandiri; mengedukasi masyarakat melalui Padahal, hak-hak mereka sudah dijamin dalam Undang-
berbagai program sosial hingga lebih sadar akan hak- Undang No. 8 Tahun 2016 tentang Penyandang
hak anak disabilitas, dan memperjuangkan kebijakan Disabilitas,” ungkap Farida.
inklusif yang ramah bagi anak disabilitas di tingkat Dalam proses rehabilitasi, keluarga memiliki peran
lokal, nasional, maupun internasional. penting sebagai dukungan utama bagi anak-anak.
Farida menyampaikan, program-program Khususnya ibu, dirinya harus menjadi sosok yang
pembinaan di YPAC Nasional berangkat dari konsep tangguh dan berdaya, agar bisa mengelola keluarga
pendiri awal yayasan ini, Prof. Soeharso, yang meliputi maupun dalam mengambil peran di lingkungan sosial.
pendidikan, medis, sosial maupun profesional. Meskipun, kerap diasosiasikan sebagai makhluk yang
“Rehabilitasi pendidikan, anak dididik dalam institusi mengandalkan perasaan saja, bagi Farida, hal tersebut
Sekolah Luar Biasa (SLB), dan adanya kelas karya justru menjadi kelebihan. Pasalnya, kemampuan dalam
maupun rumah kreatif. Rehabilitasi medis, anak dinilai menghadapi tantangan dengan kekuatan hati dan
oleh dokter dan kebutuhan anak diberikan terapi. keikhlasan justru menjadi kelebihan tersendiri bagi
Sementara, dalam rehabilitasi sosial, terdapat dua perempuan yang tidak ditemukan pada laki-laki.
skema utama, yaitu rehabilitasi sosial panti dan non- Salah satu sosok yang menginspirasi bagi Farida,
panti. Rehabilitasi sosial panti, anak ditempatkan di tidak lain dan tidak bukan adalah ibundanya sendiri.
panti dan mendapatkan pendidikan dan keterampilan “Sumber inspirasi terbesar bagi saya adalah ibu saya,
yang dibutuhkan. Rehabilitasi non-panti, anak tetap seorang perempuan hebat yang membesarkan delapan
tinggal bersama orang tua, namun tetap diajak untuk anak seorang diri tanpa bantuan asisten rumah tangga.
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar melalui Dia tetap mampu mengurus keluarga, menanam
kegiatan pramuka, gathering dan aktivitas sosial sendiri kebutuhan pangan di sekitar rumah, serta aktif
lainnya,” jelasnya. dalam berbagai kegiatan sosial, seperti di organisasi
Selain pendidikan dan rehabilitasi, YPAC juga Aisyiyah dan mengajar mengaji bagi
menyiapkan anak-anak disabilitas, agar memiliki anak-anak,” tambahnya, dengan nada bersemangat.
keterampilan profesional. Menurut Farida, dengan Menurutnya, jadilah perempuan yang berdaya,
keterampilan ini mereka diharapkan mampu mendidik percaya diri, dan tidak ragu dalam mengambil
diri sendiri dan menciptakan peluang usaha yang dapat keputusan, agar dapat memberikan kontribusi lebih
memberikan penghasilan bagi mereka di masa depan. besar bagi keluarga dan masyarakat luas. Dengan
Di balik program dan upaya yang dilakukan YPAC, dia tekad, kerja keras, serta dukungan yang tepat dari
tidak memungkiri masih banyak tantangan terhadap berbagai pihak, perempuan Indonesia dapat menjadi
pembinaan anak disabilitas, salah satunya mengenai agen perubahan yang membawa kemajuan bagi
stigma negatif dari masyarakat sekitar. bangsa dan negara, sekaligus menginspirasi generasi
“Di masyarakat, masih banyak tantangan yang berikutnya.
60 | | 61
27/02/25 17.26
30-63 Ibu Tangguh-ok.indd 61
30-63 Ibu Tangguh-ok.indd 61 27/02/25 17.26