Page 65 - Binder WO 123-013-Tahun ke-10 (1)
P. 65
etiap tahun, jutaan orang mengalami infeksi pasien dengan riwayat penyakit jantung stabil. Sesak
saluran pernapasan, tetapi tidak banyak yang napas dan gagal jantung yang sebelumnya terkendali
menyadari bahwa Respiratory Syncytial Virus bisa memburuk dan memerlukan perawatan yang
S(RSV) bisa menjadi ancaman serius, terutama lebih intensif,” jelasnya.
bagi anak-anak dan lansia. Dengan tingkat penularan Penderita gagal jantung menjadi kelompok
yang lebih tinggi dibandingkan SARS-CoV-2, RSV dapat yang paling berisiko. Mereka yang memiliki riwayat
menyebabkan komplikasi berat hingga kematian, hipertensi, serangan jantung, atau penyakit ginjal
terutama pada orang yang memiliki penyakit penyerta. sering kali dapat mengelola kondisinya dengan
Melihat ancaman ini, Perhimpunan Dokter Spesialis obat-obatan. Namun, saat terinfeksi RSV, risiko
Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) melalui Satgas perburukan meningkat drastis. Bahkan, infeksi virus
Imunisasi Dewasa menambahkan vaksin RSV dalam pernapasan yang lebih ringan seperti influenza sudah
jadwal imunisasi dewasa tahun 2025. Penasihat Satgas cukup untuk menyebabkan komplikasi serius. Studi
Imunisasi Dewasa PB-PAPDI, Prof. Dr. dr. Samsuridjal menunjukkan bahwa pasien lansia dengan infeksi
Djauzi, SpPD-KAI, FINASIM, FACP, menekankan RSV memiliki tingkat rawat inap dan komplikasi lebih
bahwa RSV memiliki tingkat penularan lebih tinggi tinggi dibandingkan mereka yang terinfeksi influenza.
dibandingkan SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. Beberapa penelitian juga menemukan bahwa infeksi
“Kekebalan tubuh manusia mengalami perubahan RSV dapat meningkatkan risiko serangan jantung
sejak lahir hingga usia lanjut. Pada lansia, sistem berulang, terutama pada penderita diabetes dan
imun kembali menurun sehingga tubuh lebih rentan penyakit jantung koroner.
terhadap infeksi,” ujarnya. Untuk mengurangi risiko infeksi, protokol
RSV dapat menyerang siapa saja, termasuk bayi kesehatan seperti menjaga jarak, mencuci tangan,
dan lansia. Dr. Samsu menyebut contoh kasus yang dan memakai masker masih sangat relevan.
menimpa seorang selebritas Taiwan Barbie Tsu dan “Penularan RSV terjadi melalui droplet dan kontak
bayi di Jepang yang meninggal akibat infeksi ini. dengan permukaan yang terkontaminasi, sehingga
“RSV sulit dibedakan dari COVID-19 atau influenza kebersihan dan pola hidup sehat menjadi faktor
hanya berdasarkan gejala klinis. Infeksi ini dapat penting,” ujar dr. Samsu. Saat ini, vaksin RSV telah
menyebabkan batuk, demam, sakit tenggorokan, tersedia dan direkomendasikan bagi lansia berusia
hingga pneumonia atau bronkiolitis,” jelasnya. 60 tahun ke atas. “Kekebalan tubuh yang diperoleh
Selain itu, RSV memiliki tingkat penularan yang dari infeksi alami tidak bertahan lama, oleh karenanya
cukup tinggi, satu orang dapat menyebarkan virus ini vaksin RSV dapat memberikan perlindungan lebih
ke sekitar tiga orang lainnya. Virus ini bertahan lebih lama hanya dengan satu kali pemberian,” jelasnya
lama di saluran pernapasan, terutama pada lansia lagi. Beberapa negara seperti Amerika Serikat dan
dengan sistem imun yang melemah. Faktor komorbid Eropa telah lebih dulu merekomendasikan vaksinasi
seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, maupun RSV bagi kelompok rentan.
diabetes juga memperbesar risiko komplikasi. “Pada Kesadaran akan bahaya RSV bagi kelompok rentan
pasien dengan penyakit paru kronis seperti PPOK, menjadi sangat penting. Infeksi ini bukan sekadar flu
infeksi RSV dapat memperburuk kondisi yang sudah biasa, tetapi dapat memicu perburukan penyakit kronis
ada dan meningkatkan risiko perawatan intensif,” yang sebelumnya stabil. Para tenaga medis diharapkan
tambah dr. Samsu. memiliki pemahaman yang sama agar penanganan
Ketua Umum Pengurus Besar PAPDI, Dr. dr. pasien dengan komorbid dapat dilakukan secara
Sally Aman Nasution, Sp.PD-KKV, FINASIM, FACP, optimal. Pencegahan melalui vaksinasi dan pola hidup
menyebutkan keterkaitan RSV dengan penyakit sehat menjadi langkah terbaik dalam melindungi
jantung. “Infeksi RSV dapat memicu kondisi akut pada kelompok rentan dari risiko infeksi yang berat.
64 | | 65
27/02/25 01.53
64-65 Body & Mind.indd 65
64-65 Body & Mind.indd 65 27/02/25 01.53