Page 63 - Binder WO 123-013-Tahun ke-10 (1)
P. 63

eknologi telah mengubah cara perempuan   berdaya dari rumah. Baginya, keberhasilan seorang
                          berpartisipasi dalam ekonomi, terutama bagi   perempuan dalam membangun bisnis tidak hanya
                          mereka yang memilih untuk bekerja dari   bergantung pada keterampilan atau modal, tetapi juga
                  Trumah. Fleksibilitas dan kemudahan akses       pada lingkungan yang mendukung. Sebagai pendiri
                  membuka peluang lebih luas, sehingga perempuan   Perempuan Digdaya, Yeti selalu berpegang pada
                  dapat tetap produktif tanpa harus meninggalkan   prinsip inklusivitas. Dia ingin komunitas ini menjadi
                  peran domestik. Namun, tantangan terbesar biasanya   ruang yang aman dan terbuka bagi semua perempuan,
                  terletak pada keterampilan dan mindset yang     tanpa memandang latar belakang, suku, agama,
                  dibutuhkan untuk memulai.                       ras, atau tingkat pendidikan. “Semua suara harus
                     Yeti M. Riyadi, pendiri komunitas Perempuan   didengar dan dihargai. Hanya dengan inklusivitas,
                  Digdaya, memahami betul permasalahan ini. Dengan   kita bisa menciptakan ekosistem yang benar-benar
                  latar belakang kepedulian terhadap isu ekonomi   memberdayakan perempuan,” ujarnya.
                  perempuan, dia memulai inisiatif ini sebagai ruang   Selain itu, Perempuan Digdaya berfokus pada
                  bagi perempuan untuk belajar dan berkembang     pemberdayaan dan pengembangan diri melalui
                  dalam dunia digital. “Perceraian seringkali terjadi   teknologi serta keterampilan digital. Tak sebatas
                  karena masalah ekonomi keluarga. Perempuan      belajar, komunitas ini juga menyediakan pelatihan,
                  memang tidak wajib mencari nafkah, tetapi mereka   sumber daya, dan mentorship yang relevan, agar
                  wajib menyeimbangkan ekonomi keluarga,” ungkap   setiap anggotanya bisa mencapai tujuan finansial
                  Yeti. Rasa empati inilah yang mendorongnya untuk   yang diharapkan. Yeti juga menekankan pentingnya
                  mengumpulkan teman-temannya, baik sebagai       kolaborasi dan jaringan dalam mendukung perempuan
                  pengajar maupun peserta, dengan tujuan utama    untuk lebih berkembang. “Dengan membangun
                  membangun kemandirian finansial.                relasi, baik antar anggota komunitas maupun dengan
                     Perempuan Digdaya tidak hanya sebuah         pihak eksternal, mereka bisa berbagi pengetahuan,
                  komunitas biasa, tetapi juga gerakan yang       membuka peluang baru, dan saling mendukung dalam
                  mendorong perempuan untuk lebih percaya diri    perjalanan menuju kemandirian finansial,” jelasnya.
                  dalam membangun bisnis berbasis digital. Bagi      Prinsip dan fleksibilitas harus berjalan
                  para perempuan yang merasa terbatas dalam hal   berdampingan. Menurut Yeti, yang terpenting
                  keterampilan atau sumber daya, langkah pertama yang   adalah tetap berpegang pada visi awal, membangun
                  disarankan oleh Yeti adalah membentuk mindset dan   perempuan tangguh dan mandiri secara finansial.
                  circle yang positif. “Ada yang bilang ingin belajar, tetapi   Adaptasi terhadap perubahan teknologi memang
                  tidak ada tindakan. Padahal, langkah kecil pun sudah   perlu, tetapi tanpa kehilangan arah. Meskipun, saat-
                  bisa membuka banyak peluang baru,” tambahnya.   saat yang menguji mentall dan membuat keputusan
                     Dalam membangun komunitas ini, Yeti          sulit menjadi tak terhindarkan, bagi Yeti, kuncinya
                  menghadapi berbagai tantangan, terutama terkait   adalah ketenangan. Dirinya percaya bahwa perempuan
                  komitmen anggota. Banyak perempuan dalam        memiliki daya juang luar biasa. “Siapa bilang
                  komunitas yang juga menjalankan usaha atau      perempuan itu lemah? Justru kita ini ‘ras terkuat di
                  memiliki tanggung jawab lain, sehingga jadwal kelas   bumi’! Kadang, keputusan berat seperti mengeluarkan
                  atau mentoring yang telah dirancang tak jarang   anggota yang toxic harus diambil, demi menjaga
                  berbenturan dengan kesibukan mereka. Namun, dia   ekosistem komunitas tetap sehat,” tegasnya.
                  tetap percaya bahwa dengan dukungan yang tepat,    Untuk para perempuan yang sedang berjuang
                  perempuan dapat lebih konsisten dalam           membangun kemandirian melalui teknologi digital,
                  mencapai tujuannya.                             Yeti menyampaikan agar tetap percaya pada diri
                     Terkait ekspektasi sosial yang sering kali menuntut   sendiri. “Jangan pernah meragukan potensi dan
                  perempuan untuk menjalankan berbagai peran      kemampuan diri. Kita tidak sendirian. Selalu ada ruang
                  sekaligus, Yeti menekankan pentingnya dukungan   untuk belajar dan tumbuh, asalkan berani
                  dari keluarga, agar perempuan dapat bekerja dan   melangkah,” tegasnya.





 62   |                                                                                                                    |  63




                                                                                                                              27/02/25   17.26
       30-63 Ibu Tangguh-ok.indd   63
       30-63 Ibu Tangguh-ok.indd   63                                                                                         27/02/25   17.26
   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68